Bonjour, Paris!

19.4K 1.7K 69
                                    

December, 7 2015
Hari pertama

Udara dingin menusuk kulit seorang gadis yang tengah memandang pemandangan Indah yang membuatnya terpaku. Bahkan baju tebal yang ia pakai masih terasa dingin karna cuaca yang mendekati musim dingin di negara Cinta ini. Prilly memejamkan matanya menghirup udara dingin yang mengeluarkan embun saat ia menghela nafasnya.

"Nih," ujar seseorang.

Prilly meraih Segelas coklat hangat yang diberikan oleh lelaki disebelahnya, Maharesa, Sahabatnya.

"Thanks, Har." Ujar Prilly dengan senyum tipisnya. Ia sangat berterimakasih dengan Lelaki di sampingnya. Tanpa Mahar, Prilly tidak bisa berdiri disini. Ia tidak tau sama sekali tentang negara Paris. Mahar lah yang tau.
Lelaki itu memang lahir di Negara ini, jadi Mahar mengerti segela hal yang berhubungan dengan Paris.

"Makasih banget ya, Har. Gue gatau lagi, kalau ngga ada lo.. Gue bisa apa.." Ujar Prilly sambil menatap luasnya Pemandangan Paris dari Sebuah Cafe yang terletak di rooftop Appartemen Keluarga Mahar.

"Hahaha, Prill... Lo ngga inget? Lo dulu yang bantu gue supaya bisa lulus Ujian Matematika, bahkan lo bisa bawa gue supaya gue masuk kedunia Pendidikan dan ngga terus-terusan bergantung sama Basket." Ujar Mahar Mengigat bagaimana ia dan Prilly bertemu.

Saat tepat Sekolah Prilly mengadakan CUP. Dan sekolah Mahar kebetulan mengikuti CUP pertandingan basket waktu itu. Tak sengajak keduanya bertabrakan saat di pinggir lapangan, dan keduanya berkenalan tepat saat Seorang wanita cantik bernama Maudy mendekati sosok Ali...

#FlashBack on

Bukk..

"Astaga.. Maaf, maaf.. Gue gak sengaja," Ujar mahar dengan rasa bersalah, lelaki itu menunduk membantu seorang Gadis yang tampak membereskan kertas-kertas yang berserakan.

"Eh, gapapa.. Maaf juga ya aku ngga liat.." Ujar Prilly dengan senyuman tipisnya. Mahar menaikan alisnya, ia seperti pernah bertemu dengan perempuan ini.

"Kenapa?" Tanya Prilly.

"Kita pernah ketemu ya? Hm, dimana ya..."

"di lapangan basket Sekolah lo!" Ujar Mahar dengan antusias. "Oh.. Lo Antonio Maharesa?" Ujar Prilly tak kalah semangat. Mahar mengangguk-ngangguk semangat. "Dan lo Prilly Lanabie, kan?" Tanya Mahar.
Prilly mengangguk.

"Gak nyangka ketemu lagi, hahah.."

Semenjak saat itu, Prilly merasa dunia nya kembali terasa sedikit berwarna karena Seorang Mahar datang menghiburnya. Masa-masa Dimana Saat Ali harus dibawa ke Paris membuat Prilly kesepian. Gadis itu menutup diri. Bahkan Teman-temannya tidak dapat membuat seorang Prilly kembali seperti dulu.

Michelle, Eline, dan Anna. Ketiga gadis itu sudah mencoba menghibur Prilly. Namun Prilly hanya tersenyum dan menampakan bahwa ia tidak apa-apa dan mereka tidak perlu menghawatirkan Prilly.

Kini, ketiga sahabat Prilly memang sedang disibukan dengan urusan kuliah mereka karena mendekati skripsi akhir. mereka juga bingung harus berbuat apa untuk Prilly. Sedangkan mereka juga tidak tahu keberadaan Ali sendiri. Mereka hanya bisa membantu mencari infomasi tentang Ali. Tapi hasilnya nihil.

Semua orang didekat Prilly selalu dan sudah mencoba mencari, tapi semuanya sia-sia. Ali dan Bundanya seperti di telan Bumi. Ya, Seperti itu pasti hasilnya.

Dan saat bertemu Mahar, Prilly merasa ada yang bisa menemani nya di kesendiriaan ini. Hatinya selalu berkata untuk menjauh. Namun Mahar selalu bisa membuat Prilly merasa berada dalam keluarga saat bersama lelaki itu.

Rainbow LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang