"Pah, kenapa mama nangis?"
Ali mengerutkan dahinya bingung. Lalu sedetik kemudian.. Raut wajahnya berubah drastis. Raut wajah kelelahannya berubah menjadi raut wajah sedih.
Ia tau apa yang Prilly tangisi. Prilly menangisi seseorang yang begitu berharga dihidupnya. Seseorang yang pertama kali membuatnya merasa menjadi seorang Ibu.
"Lena, kamu ajak Kakak mu ke taman ya.. Disana ada mang ujang.. Kamu main aja sama mang ujang. Biar mama, papa yang urusin." Ujar Ali lembut. Lena, gadis itu mengangguk patuh. Gadis berumur 12 tahun itu berlari ke arah Kamar nya dan Lana.
Ali melangkah masuk kedalam kamarnya. Ia membuka pintu perlahan melihat Prilly, istri mungil nya menatap kaca parau. Ali menahan air matanya untuk tumpah. Mengapa dibalik kisahnya dengan Prilly tak pernah ada pelangi yang sebenarnya?
Jika orang mengatakan bahwa keluarga Zeefand adalah keluarga paling bahagia.. Mereka salah. Mereka juga menyimpan luka yang begitu dalam.
"Sayang," lirih ali sambil memeluk pinggang mungil istrinya. Prilly kaget. Gadis itu degan cepat menghapus air matanya cepat. "Eh, Sayang.. Kamu kapan pulang?"
Ali menghapus bekas air mata istrinya. Lalu mengecup lembut dahi istrinya. "Aku tahu, kamu kangen kan sama Sisi?" Tanya Ali. Prilly menunduk. Air matanya kembalu tumpah. "Hahah, siapa sih yang ngga kangen sama anak sendiri?" Canda prilly. Ali menggeleng, menarik tubuh mungil istrinya kedalam pelukannya.
Tangis Ali tumpah. Sudah sejak 13 tahun yang lalu, sebelum Lana dan Lena anak kembar keduanya lahir.. Prilly mengandung anak pertama mereka..
Anak yang entah berada dimana sekarang. Prilly tak tahu... Hatinya terasa remuk saat gadis itu harus melepas anaknya demi keselamatan bayi kecilnya yang sekarang pasti sudah beranjak 1 tahun lebih dewasa dari Lana dan Lena.
"Aku yang ngebuat semua ini, coba aja dulu aku ngga mencoba untuk bicara sama dia tentang kita.. Pasti dia ngga akan balas dendam dan aku harus... Aku harus.."
"Aku harus pisah sama sisi..."
"Stop prilly!" Bentak Ali. Tangis prilly semakin pecah. Hidupnya hancur semenjak sisi, anak pertama nya harus ia lepaskan demi keselamatan gadis kecil itu.
Prilly selalu menyalahkan dirinya sendiri. Dirinya atas ini semua. "Tolong Ali.. Cari sisi buat aku, aku mau dia.. Aku sayang sama dia.. Aku merasa menjadi orangtua yang tidak berguna... Aku.."
"Aku bakal cari sisi untuk kita, untuk adik-adiknya.. Untuk kamu sayang, kamu gak usah khawatir. Aku janji akan cari Sisi untuk kamu." Ujar Ali penuh penekanan. Hatinya juga hancur ketika ia harus menerima kabar bahwa sisi anaknya hilang.
"Aku ngga berguna untuk sisi.. Coba aku gak menitipkan sisi di panti asuhan itu.. Pasti sisi gabakalan hilang, li.." Ujar prilly parau.
Ali semakin memeluk istrinya erat. Bagaimana rasanya? Rasanya menatap wajah anaknya yang pasti begitu mirip dengan dirinya. Prilly ingin sekali memeluk tubuh mungil anaknya itu saat ia kecil. Ingin mengajarkan Sisi jalan layaknya lana dan lena. Pasti jika sisi tau, gadis itu iri pada adik-adiknya.
Sisi, mama kangen sama kamu...
*****
"Pah! Lena sedih pah, kapan lena punya kakak yang sayang sama Lena? Kenapa Lana gak mau main sama Lena pah?!" Tangis Lena. Ali menatap anaknya lembut. Ia mengelus rambut kecoklatan Lena.
"Sayang, kamu gak boleh bilang seperti itu, semua kakak itu sayang sama adiknya... Kamu gaboleh kayak gitu ya sama kak Lana. Apapun yang kak Lana lakukan itu dia tetep sayang sama Lena."
"Tapi, Pah..."
"Lena, kamu sudah 12 tahun.. Kamu sudah besar kan? Turuti kata papah ya, siapapun yang berbuat jahat sama kamu itu gaboleh dibales. Mengerti?" Ujar Ali. Lena mengangguk.
"Good girl, itu baru anak papa."
"Pah, Lena mau nanya.."
"Apa sayang?" Tanya Ali. Lena menunjukan kalung berliontin hati yang dapat dibuka. Lena perlahan membuka liontin itu.
"disini ada foto mama, papa, Lena, dan Lana.. Terus satu lagi buat siapa pah?"
Ali membeku. Disitu.. Sebenarnya tempat untuk foto Sisi.. Namun, Prilly sama sekali tak pernah memfoto Sisi. Sampai sekarang, istrinya itu hanya bisa berusaha kuat seperti yang ia lakukan dulu. Berusaha tersenyum walau setiap malam, air matanya menetes ketika mengingat bayi nya, Sisi.
Sisi, kakak Lana dan Lena.
"Itu untuk seseorang yang hilang. Kamu akan tau suatu saat nanti. Jangan pernah bilang ini pada mama atau kakakmu. Mengerti sayang?"
Lagi-lagi Lena mengangguk patuh.
******
DUAAR!
"SISI!!!" Teriak Prilly kencang saat hujan dan petir terasa sampai didalam tidurnya. Gadis itu memeluk tubuhnya sendiri. Menatap jendela dengan nanar. Hujan... Hujan selalu membuat nya mengingat Sisi.
"Sayang, kamu kenapa?"
"Hujan, li.. Hujan... Sisi..."
"Stop prilly! Aku mohon!!!" Ujar Ali kencang. Akhir-akhir ini Prilly semakin terpuruk saat mengingat Sisi. Ali selalu berusaha menenangkan Prilly saat hujan turun. Saat itu Prilly selalu menangis ketakutan dan selalu memanggil-manggil nama sisi.
"Sisi pasti baik-baik aja, Sayang, kamu harus percaya sama aku. Kamu sayang sama Sisi? Kita berdoa untuk Anak kita. Aku juga merindukannya Prill, tapi aku bisa apa? Kita sudah mencari Sisi 13 tahun lalu sejak anak kita hilang..."
"Tuhan pasti akan mencari waktu yang tepat untuk mempertemukan Sisi dengan kita. Kamu harus percaya itu. Allah gak mungkin memisahkan ibu dengan anaknya kecuali maut yang memisahkannya."
"Percaya sama Aku, sekarang kita Sholat."
Prilly mengangguk lemas. Ia berharap..
Esok ia bisa menatap wajah gadis yang sekarang pasti sudah tumbuh dewasa. Sisi...
END
*******
maaf ya end yg pertama begini amat.. Wkkw gatau dapet ide aja untuk buat yang kedua tapi beda ceritany. Setuju gak nih buat Rainbow Love 2?
Yang kedua gak banyak sedih2 nya kok. Paling sedih karena Prilly sisi kepisah. Tetep ada adegan romanyu keluarga prilly ali:p
Makasi banyak buat yang selama ini dukung Rainbowlove. Aku nulis cerita ini kadang juga gatau sesek aja karena emang didunia ini kadang mencintai itu gak harus terbalaskan. Mencintai itu harus tulus dan tanpa balasan. Eaaaa
<3 thanks for your support. Gabisa bicara apa2 terimakaziiiii ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow Love
FanfictionPrilly Lanabie, Gadis ceria dengan hidupnya yang begitu serupa dengan warna Pelangi, Sempurna. Membawa Seorang Ali Zeefand yang hidupnya seperti Awan gelap dipenuhi hujan, kedalam hidup Pelanginya. "Kenapa lo bawa gue ke hidup lo yang seperti pela...