Dark

23.2K 1.8K 14
                                    


#AuthorPOV

"Lo reena?" Suara tajam itu membuat reena menegok, mendapati seorang gadis tinggi di hadapanya.

"Iya, lo siapa?" Tanya reena sedikit ketus. Membuat Fanya memutar bola matanya malas.

"Gue Fanya, gue tau lo benci Prilly karena dia deketin ali, and me too." Ucap fanya pelan.

Reena memutar bola matanya malas, lalu menatap penasaran ke arah Fanya.

"Kita bisa kerja sama untuk singkirin si Prilly sok cantik itu," ucap Fanya, Fanya berusaha menjebak Sosok Reena.

"Hm, apa lo bisa dipercaya?" Tanya reena.

Fanya tersenyum licik.
"Menurut lo? Gue benci banget sama prilly sok polos itu!" Sentaknya tajam.

"Oke, gue punya ide buat singkirin dia." Fanya membisikan sesuatu ke telinga reena. Keduanya tersenyum licik.

***

"Aku ke toilet dulu ya," ucap prilly pada ke-tiga temannya itu. Mereka semua mengangguk. Lalu melanjutkan menyanyi dan membiarkan prilly pergi ke toilet.

"Mana sih, Toiletnya.." Prilly mengelilingi Villa besar itu. Mencari-cari pintu toilet.

Dari kejauhan, Seseorang memperhatikan Prilly dengan telaten. Ia bahkan perlahan-lahan maju untuk mendekati prilly.

"Nah! Ini toiletnya," dengan cepat prilly masuk kedalam toilet kunyuh itu, memang toilet itu terlihat kotor dan sedikit gelap, tapi prilly tidak mungkin menunggu lama untuk mecari toilet lain.

"Gotcha.." Ujar seseorang itu dengan singit dan senyum kemenangan.

"Goodbye, Prilly!" Lanjut orang itu. Lalu ia mengunci kamar mandi tersebut, dan mematikan lampu kamar mandi dari luar.

"Ahahhahah." Tawa Reena Dan Fanya. Keduanya saking puasnya tertawa terbahak-bahak.

Bahkan mereka tidak sadar, kalau kejadian ini bisa membuat Prilly celaka atau bahkan Bertaruhan dengan nyawa.

"Uhh lega," ucap gadis mungil itu, lalu melangkah keluar,

"Kok gelap banget...." Lirihnya parau, matanya menatap sekeliling toilet yang Kotor dan gelap itu.

Dengan gerakan cepat, tanganya meraih knop pintu toilet. Tapi nihil, pintu tidak mau terbuka.

"kenapa... Kok gabisa dibuka sih... Yaampun.. Ini kayaknya kekunci.. TOLONG!" Teriak gadis mungil itu.

Prilly mengedor-gedor pintu toilet itu. "TOLONG SIAPAPUN! TOLONG AKU!!!" Teriak nya frustasi.

"Tolong...." Lirihnya lemah.
"MICHELLE.. ELINE.. ANA!! Tolong!!" Teriak prilly histeris.

Air matanya sudah mengalir deras, ketakutan melanda dirinya. Bahkan dadanya terasa sesak. Jangan... Jangan.. Jangan sekarang! Penyakit nya tidak boleh kambuh sekarang!

"TOLONG...!" Teriaknya sekali lagi.
Tapi nihil, toilet itu terletak di pojok villa, dan semua murid sedang di teras menikmati malam kedua mereka berada di bromo.

"Ya Allah..." Lirih prilly lemah, bahkan tubuhnya sudah linglung.

***

"Prilly mana sih, ini udah jam 8 malam, dan dia belum balik-balik daritadi?" Tanya Ana kawatir. Ia melirik arloji di tanganya.

sudah 2 jam prilly belum kembali, mana mungkin ke toilet selama itu? Kemana gadis itu?

"Iya, Prilly kemana sih?" Tanya Eline kawatir, wajah ketiga sahabat Prilly menengang kawatir.

Rainbow LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang