Dandileon

18.6K 1.7K 25
                                    

#AuthorPOV

Gadis itu masih berdiri dengan tatapan sendu tepat ke arah bangunan rumah minimalis yang terletak di sebuah halaman rerumputan luas.

"Panti Asuhan Dandi..leon," lirihnya parau. Seperti ada sesuatu yang membuat gadis itu begitu rindu dengan tempat ini.

Prilly segera menepis perasaan itu, ia berjalan ke arah pintu dan mengetuknya.

Tok..tok..tok..

Seorang anak kecil denga kunciran kepang muncul dengan semangat. Ia menatap Prilly berbinar-binar.

"Hey, kamu siapaa?" Tanya prilly.

"AAAA BAAANG ALI, ADAA BIDADARI..." Teriaknya. Prilly sontak kaget.

Sesaat kemudian, ali dan seseorang datang dengan kawatir. Wajah ali seketika berubah kaget melihat Prilly berdiri didepan Rumah Keduanya itu.

"Prilly?" Lirihnya hampir tak terdengar. tak percaya.

"Hai, maa..f, aku.."

"BANG!! Kakak ini bidadari ya?!" Pekik anak kecil itu lucu.

"Bukan, Zaskia."

"Tapi kakaknya cantik, kayak bidadari di buku dongeng yang sering Ibu Ranti bilang."

Prilly tersenyum gemas, ia mengelus rambut gadis cilik bernama Zaskia itu. "Halo bu, saya Prilly." Ujar prilly pada ibu panti asuhan itu.

"Prilly?" Ucapnya tak percaya.

Prilly dan ali kaget karena suara Ibu Ranti seperti kaget.

Ranti terdiam sejenak, ia menatap sendu ke arah prilly dan ali. Keduanya masih terbingung-bingung.

"Ah, ayo masuk nak Prilly,"

***

"Panti Asuhan Dandielon," ujar Prilly kecil. Ia tersenyum melihat banyak foto anak-anak yang begitu ceria.

Ia merasa, ia pernah berada disini. mungkin, prilly merasa sedih karena kedua orang tuanya telah meninggal.

Ia merasa anak-anak disini bernasib sama dengannya. Tapi ia bersyukur, ia masih memiliki kakaknya Pricill Dan Thany adik kecilnya.

"Kenapa lo bisa disini?" Suara ali membuat prilly kaget.

"Ehm, maaf li. Aku cuman penasaran aja kamu kemana,"

Ali terdiam menatap halaman luas di belakang panti asuhan itu. Wajahnya yang datar namun teduh. "Li,"

"Ali," tak ada jawaban.

"Ali.." Suara manja prilly keluar, ia sedikit cemberut karena ali tak meresponnya.

"Apa?" Tanya ali sedetik kemudian.

"Apa aku pernah kesini ya, sbeelumnya?" Ujar prilly takut.

"Maksud lo?"

"Aku ngerasa tempat ini sangat berharga untuk aku. Entah kenapa aku kayak merasa tempat ini tempat dimana..."

Tiba-tiba kepala Prilly terasa sakit, ia menunduk memengang kepalanya. Ia meringis kesakitan. Ali panik, lelaki itu menyentuh dahi prilly. "Hey, lo kenapa sih?" Tanya ali.

"Argh.. Sakit... Ali," ujar prilly.

"Kita kedokter sekarang,"

"Gau..sah! Obat ku..." Ali terhenyak mendengar kata obat, ia membongkar tas sekolah prilly dan mendapatkan sebuah tabung kecil berisi pil-pil obat.

Prilly sakit?

Prilly menelan obat itu susah payah, semenit kemudian ia menutup matanya dan nafasnya mulai teratur. Kepalanya ia senderkan di bahu ali.

"Aku capek," ujarnya lirih, suaranya tercekat.

"Capek?" Tanya ali bingung, ia melihat prilly yang masih menunduk sambil menyender di bahunya.

Nyaman.

"Capek, setiap mau mengigat sesuatu pasti selalu sakit."

"Lo gagas otak?!" Pekik ali tak percaya. Prilly malah menangis karena ucapan ali.

"Eh kok, lo nangis sih?" Bentak ali pelan. "Bener aku gagar otak?" Tanya prilly sambil terisak.

"Ya mana gue tau? Yang sakit elo." Ujar ali datar. Prilly menunduk, ia mengigit bibir bawahnya sambil tersenyum.

Akhirnya ia bisa mengobrol dengan ali. Walau topiknya malah gagar otak. Hmm?

"Ehm, ali.."

"Hm"

"Kamu deket ya sama, anak cewek SMA Januar?"

Ali menatap prilly bingung, seperti tak mengerti. "Cewek yang kemaren minta nomor kamu,"

Ali kembali menatap luasnya halaman belakang panti dengan tatapan dingin. Artinya diam iya?

"Ali,"

"Apalagi?"

"Maaf ya,"

"Untuk?" Tanya ali.

"Segalanya," ucap prilly tersenyum kecil. Ia berdiri dan melangkah pergi. Tapi tangan mungilnya ditahan oleh ali.

Prilly menengok, sedangkan ali mendongak menatap wajah Gadis yang berhasil membuatnya Jatuh cinta tanpa ia sadari.

"Gue gak ngerti sama lo," ujar ali tajam. "Aku juga gak ngerti sama kamu," ujar prilly balik.

"Li, aku berusaha jauh dari kamu.. Tapi aku ngga bisa.. Kenapa?"

Ali terdiam. Ia berdiri dan menatap prilly dengan tak mengerti.

"Aku.. Aku..."

Aku cinta li sama kamu, aku sayang sama kamu. Bahkan aku gabisa nahan perasaan aku saat aku liat kamu sama cewek lain, padahal aku bukan siapa-siapa kamu.. Batinnya. dadanya terasa sakit saat mengigat dirinya. ia bukan siapa-siapa ali. Benar. Ia bukan siapa-siapa ali. Buat apa ia bertanya tentang wanita kemarin?

Stupid prilly.

Tangisnya pecah, prilly menutup matanya, menahan tangisnya. Ali menatap prilly bingung.

Gadis didepannya kenapa? tapi semuanya terasa beda. Tidak sama seperti gadis lain yang menyukai ali. Atau Fanya misalnya.

Rasanya begitu teduh. Langit yang mulai gelap menemani tangis prilly. "Aku pulang dulu ya,"

Ali menatap prilly sendu, gadis itu berjalan menjauh dari halaman belakang. Prilly pamit dan segera pulang.

Dadanya terasa sangat sesak. Kenapa harus terjadi dengannya. Apa salah cinta? Apa salah dirinya?

Ini cobaan dari Allah, Prill. Batinnya

***

Kring..kringg...

Beli istirahat berbunyi nyaring, prilly bangkit berdiri dan keluar bersama ketiga sahabatnya menuju kantin.

sesaat kemudian, ia teheran menatap seorang yang sepertinya ia kenal.

Seorang lelaki dengan wajah angkuh dan jas rapih yang melekat di tubuhnya. Prilly yang memang sedang mengarah ke kantin harus melewati lelaki itu.

Mata lelaki itu bertemu dengan mata prilly, lelaki itu menatap prilly kaget, membuat prilly bingung.

"Ay..ah, ayah ngapain?!" Tiba-tiba ali datang dengan wajah bingung dan murka, untuk apa ayahnya datang?!

Prilly terhenyak mendengar kata ayah. Tiba-tiba sebuah memori terlintas di otaknya.

Memori.........

BUAAAAAK..

Tbc..

-----

HAAAI.. Terimakasi banyaak semuaaaanyaaa o m g
Aku gak nyangkaa bisa dapet 2.03K followers

Thankyou Thankyou Thankyou! Big THANKS for all my readers+followers yang selama ini vote+comment. I love u all.

aku udh selesai uas, and aku bisa lanjut nulis deh. Tungguin terus makanyaa! Thankss again.

Aku padamu semuanya, xoxo!

-author Prisill

Rainbow LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang