Hujan

27.7K 2K 4
                                    


#PrillyPOV

Yaampun, demi bumi, langit! Hujan! Dan alam semesta! Lelaki di depan ku ini, yang menatap ku dengan mata tajam dan manik matanya yang membuat ku begitu rindu dengannya! Dia sangat Tampan!

"Minggir." Ucapnya, eh! Aku baru sadar aku sedang menghalangi jalannya. Bodoh, stupid Prilly.

"Ehhh iya, maaf kak." Aku menggeser tubuhku, lalu membiarkannya pergi. Mengapa rasanya begitu merindukan sosoknya? Apa maksudnya?

Aku menghela hafasku, lalu mulai berjalan ke arah rak buku tinggi itu, menaiki satu persatu tangga coklat yang tersedia di sana.

Pikiranku dipenuhi dengan lelaki tadi, Kakak kelasku. Mengapa aku terus memikirkannya? Aku menutup mataku, merasakan hembusan angin di balik tirai yang terbuka itu.

Tangan ku keluar untuk menyentuh angin itu, lalu merasakan sebuah air merintik di tangan mungilku.

Hujan..

Rintikan hujan itu berupa menjadi air yang terus mengalir derasnya. Tak ada petir, tak ada suara menyeramkan, dunia hanya dibasahi hujan. Rintikan hujan yang mengalir deras.

***

#AliPOV

aku berjalan dengan langkah cepat, melangkah ke arah gerbang sekolah. Aku jenuh, sekolah ini tak pernah ada perubahan.

Murid-murid didalam nya hanya membuat ku bosan. Mereka setiap hari selalu memuja dan mendekatiku. Dan itu membuat ku muak.

Mereka belum pernah ku buat menangis, hanya karna aku masih menghargai Wanita sedikit. Dan karna sekolah ini milik Kakek, aku tidak bisa lepas dari sekolah sialan ini.

Shit. Aku hampir lupa, bagaimana bisa lupa? Kunci motor ku tertinggal di perpustakaan!

Shit man shit!

Aku berjalan santai, aku tau, 2 menit lagi bell akan berbunyi. Dan semua murid wajib masuk kek kelas. Tapi tidak dengan ku, lebih baik aku pergi ke tempat yang bisa membuat ku tenang. Bukan mendengar pujaan tak penting dari wanita-wanita di sekolahku. Cih.

Aku mendorong pintu coklat perpustakaan rooftop, lalu berjalan santai ke arah lorong dan meja nomor 14. Semua tatapan menatap ku kagum, bahkan ada yang menatapku takut.

Aku tak pernah membalas tatapan mereka, itu tak penting bagiku. Aku melangkah semakin dekat ke arah meja nomor 14.

Mataku menangkap sesuatu yang buram, aku menengok untuk memastikan. Aku mendapati seorang gadis mungil dengan rambut nya yang tergerai sedang mengulurkan tanganya ke arah luar Jendela. Tanganya basah karna rintikan hujan itu. Wajahnya tersenyum senang. Bisa kulihat, pipinya mengembung dan terlihat sangat unik.

Aku menyunggingkan senyum miring. Gadis aneh.

aku mengambil kunci motorku, lalu melangkah pergi. Otakku memikirkan gadis tadi. Gadis aneh, dia menghalangi ku untuk melangkah pergi sekitar beberapa jam lalu.

Dan sekarang, dia menutup matanya rapat-rapat seakan dia sedang menari dengan hujan, Hujan...

Argh. Mengapa pikiran ku kembali teringat pada gadis mungil yang selalu ada di dalam mimpiku?

Apa dia.... Tidak!

***

"ayoo ali! Aaa! Ali...!" Teriakan itu membuat Prilly mencari-cari asal suara tersebut, matanya memincing menatap lampangan sekolah nya penuh dengan siswi-siswi perempuan. Mereka sedang berteriak-teriak.. Sampai suaranya terdengar di rooftop.

Rainbow LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang