#PrillyPOV
Aku menatap tanganku yang digenggam oleh ali. Bahkan aku berusaha menutupi wajah meronaku. Aku mengigit bibir bawahku gemas. Rasanya aku ingin teriak sekencang-kencangnya!
Ali meliriku, entah aku ke-Gran atau memang ia melirikku. Aku tersenyum sambil menunduk.
"Lo udah gak papa kan?" Tanya ali. Aku tersenyum, mengangguk kaku.
"Bagus kalau gitu," aku merasakan tangan kekarnya semakin mengeratkan peganggan tangan kami.
"Hm, ali..." Aku membuka suara malu-malu. Dia menengok ke arahku. Dengan wajahnya yang melembut. Tidak seperti saat ia datar dan tajam.
"Hem?"
"Aku.. Aku.."
Cup
Aku mencium pipinya, lalu berlari kencang menghindar dari ali yang pasti akan melihat semburat merah di pipiku. Ohh.. Apa yang ku lakukan? Tidak.. Apa aku menciumnya tadi?!
Argh.. Apa ali akan marah? Aku bersembunyi dibalik pohon besar. Menetralkan jantungku. Nafasku yang tersengal-sengal.
AAAAA!!!
Aku senang! Aku senang!
Aku merasa aku terbang di Awan-awan. Bahkan hari ini adalah hari tebahagia yang pernah singgah di hidupku. Terimakasih Tuhan, walau hanya memori kecil. Aku bersyukur, bisa menyimpan kejadian ini di pikiranku.
Di benakku setiap saat. Aku mencintai ali, sangat mencintainya. Bahkan rasa sakit itu seketika hilang saat aku menatap tangan kami yang berpaut tadi. Rasanya hangat dan nyaman.
Aku ingin terus bersama nya Tuhan. Jangan ambil Ali dariku. Walau dia bukan milikku. Aku tetap mencintainya. Aku hanya gadis polos yang baru mengenal cinta. Bahkan aku taktau arti cinta.
Aku hanya tau, cinta indah, cinta Terluka, dan cinta persis seperti hujan dan pelagi. Yang selalu mengiasi Dunia.
Aku dan dirinya.
***
#AliPOV
Aku tersenyum, menatap tubuh mungil itu menjauh setelah mencium pipiku. Bibirnya yang halus menyentuh pipiku.
Rasanya manis. Manis dihati. Argh. Kenapa aku jadi alay?! Tapi entah, aku merasa hangat saat aku mengenggam tangan mungilnya.
Aku merasa aku sangat apa adanya saat bersama prilly, berbeda dengan fanya.
Aku merasa prilly satu-satunya perempuan yang menarik perhatianku. Prilly.. Prilly.. Prilly..
Argh. Gadis itu memenuhi otakku. Sialan.. Kenapa aku jadi berbunga-bunga? Seperti anak alay yang sedang jatuh cinta.
Apa benar aku jatuh cinta?
Tidak, aku.. Aku tidak boleh memberi harapan pada prilly. Aku takut menyakitinya. Aku takut ia juga akan meninggalkan ku jika aku mencintainya suatu saat nanti.
Kenapa rasa kawatir itu datang? Saat aku mulai merasa menemukan seseorang yang akan kutetapkan di hatiku?
Apa benar dunia ku akan selalu abu-abu tampa cinta sesorang? Seperti layaknya hujan tanpa pelangi.
***
"Prilly! Lo tuh kemana sih? Kita nyariin tau, kita kawatir." Omel Ana kawatir. Ana langsung memeluk tubuh sahabatnya, Prilly.
"Maafin aku na, Lin, chelle... Aku tadi..."
"Sama ali ya? Cie cie.." Goda michelle membuat Sebuah semburat merah di kedua pipi gembul prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow Love
FanficPrilly Lanabie, Gadis ceria dengan hidupnya yang begitu serupa dengan warna Pelangi, Sempurna. Membawa Seorang Ali Zeefand yang hidupnya seperti Awan gelap dipenuhi hujan, kedalam hidup Pelanginya. "Kenapa lo bawa gue ke hidup lo yang seperti pela...