Me & You

19.7K 1.8K 44
                                    

Haloow, maaf baru update! Sudah masuk sekolah!

Happy Reading! <3

---------

Author POV

Ali menatap Tiffany dan Icha dengan tatapan biasanya, tajam dan penuh penekanan. Ali menatap raut wajah keduanya yang terlihat murung. Keduanya menunduk ketika berhadapan dengan Ali.

Apa mereka menyadari kesalahan mereka? Hn?
Batin Ali.

"Maa-"

"Darimana Lo berdua?" Potong Ali datar. Lebih cenderung tajam dan menyindir. Jujur, baru kali ini Tiff dan Icha terlihat telat pulang. Apalagi larut malam. Tidak tahu kah mereka jam berapa ini?

11 malam!

Bagaimana tanggapan kedua orang tua mereka? Seorang gadis keluar sampai malam. Ck. Batin Ali.

"Kita dari.." Ujar Icha terbata-bata. Ali semakin curiga pada dua gadis didepannya. Bukan nya lelaki itu marah. Tapi mereka perempuan. Melihat mereka terluka sama saja Ali mengingat seseorang yang ia sayangi. Karena mereka sama-sama perempuan, bukan?

"Jawab!" Sentak Ali.

"Hh.. Kita ketemu Prilly!!"

DEG

Perlahan mata Ali melebar mendengar nama gadis itu. Prilly.. Ya, Ali tak mungkin salah dengar. Tiff menyebut nama gadis yang ali cintai.

Apa maksudnya? Apa maksudnya bertemu dengan Prilly? Apa yang mereka lakukan?! Batin Ali

Ali menatap penuh ingin tahu. Ali semakin mendesak mereka dengan tatapan tajamnya.

"Ceritanya panjang, Mending lo buka sendiri Toples ini, toples yang dikasih sama Prilly! Gue gak nyangka lo sepengecut itu ya li, apa alasan lo ninggalin Prilly gara-gara lo mikir kalau lo beda sama dia sekarang?! Lo ak punya apa-apa? Begitu li?!" Maki Tiff dengan suara keras. Untung Ayah dan Bunda Icha juga bunda Ali sedang berada di Luar.

Ali terdiam memandang sayu namun masih berusaha menutupi pandangan itu dengan tatapan dinginnya selama ini. "Lo... Salah," ujar Ali kecil. Tiff tersenyum remeh. Icha menunduk takut.

"Apa? Lo bilang gue salah? Terus apa alasan lo? Li, gue emang gak pernah ngerasain Cinta! Gue juga gapernah ngerasain Sakit. Tapi gue gak bego! Gue tau kalau Cinta itu gak butuh alasan, tapi menyakiti seseorang itu ada alasannya! Begitu juga dengan cara lo ninggalin gadis baik kayak Prilly!" Ujar Tiff dengan emosi. Lalu gadis itu menyerahkan kasar Toples berukuran kecil pada Ali.

Icha hanya mengikuti Tiff masuk kedalam kamarnya. Sedangkan Ali, lelaki itu terdiam. Tanganya menyentuh permukaan kelap-kelip Toples hitam yang ia gengam. Seperti ibaratnya toples itu adalah langit malam yang menggambarkan sosok Ali.

"Prilly," lirih Ali pilu. Asal Tiff tau, Ali juga tak ingin pergi. Tak ingin menyakiti. Ia hanya ingin bersama dan bahagia. Namun ia lakukan ini untuk kebahagian Prilly. Bukan untuk dirinya sendiri.

Ali perlahan berjalan ke Rooftop rumah sepupunya itu, Icha. Ia tertunduk lemas di sebuah sofa kecil tempat biasanya ia menyendiri untuk mengenang berbagai kenangannya bersama Prilly.

Tangan kekar itu perlahan membuka tutup toples dengan hati-hati. Saat ia membuka toples.. Ali menemukan banyak kertas gulungan didalamnya.

Kertas warna warni yang serupa dengan hidupnya saat bersama Prilly. Ali mengambil salah satu kertas dan membuka gulungan kecil itu.

Hari pertama, aku lihat kamu terlambat. Namun.. kamu menyuruh seorang pengurus piket untuk mencoret nama kamu dari daftar siswa terlambat.

Ali menatap bingung-pilu kertas bertulisan mungil ditangannya. Lalu, lelaki itu mulai membuka kertas lainnya.

Rainbow LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang