Part #43

291 38 0
                                    

Jin Ki telah ditinggalkan oleh keluarganya untuk pulang, dia tetap tinggal sebagai dalih adalah murid Myo Cheong yang tentu saja dengan mudah mendapat kepercayaan oleh Raja.

Semua perdana menteri dan Myo Cheong sekarang ada di ruang rapat, mereka membahas tentang pengambilan kembali daerah Goryeo yang sempat di rebut oleh Dinasti Song.

"Tapi Yang Mulia, darah rakyat anda yang akan dikorbankan disini" sahut Chin Mae

"Seorang Raja harus tahu kapan harus bersikap kejam" ujar Raja yang di respon dengan penuh kejutan oleh para menteri

Rapat diakhiri, sekaligus membuka senyum lebar pada batin Myo Cheong. Chin Mae memanggilnya "Bukankah menurut pandangan seorang biksu tindakan itu tidak tepat? Hal ini jelas tidak hanya memicu perang besar antara dua negara. Tapi ekonomi kita juga akan menyusut"

"Aku sudah mengatakan hal itu, tapi sepertinya Yang Mulia memiliki rencana lain yang tidak kita ketahui"

Chin Mae mengernyit "Tanpa memberitahu kita? "

"Ku dengar satu-satunya orang yang tahu hanyalah Choseungdal Hogun Chan Yeol"

"Apa? "

Memang benar itu terjadi atas ide Chan Yeol, jika mereka menang bukan hanya ekonomi yang akan kembali stabil, tapi juga penduduk dari orang-orang terpelajar tersebut berasal dari daerah itu.

Status mereka dapat dipulihkan, mereka tidak akan lagi dijadikan budak dan pengetahuan mereka tidak akan disalahgunakan.

Tapi itu semua juga adalah kesempatan untuk Myo Cheong, persiapan itu membuat banyak tentara akan sibuk di luar istana. Jadi dia bisa memulainya dalam waktu dekat.

Myo Cheong memanggil Jin Ki siang ini, dan dengan cepat pria itu datang "Ya Guru? "

"Antarkan surat ini ke alamat yang tertera di belakangnya. Dan jangan sampai kau diikuti oleh siapapun. Bahkan seekor lebah sekalipun"

"Ya"

Dengan segala hormat yang penuh dengan kepura-puraan itu, Jin Ki melintasi jalanan dengan malas.

Dia tidak diizinkan membawa kuda istana, jadi terpaksa dia harus menapakkan kaki di jalan yang panas ini.

Musim dingin telah usai, berganti menjadi musim semi yang dipenuhi dengan bunga bermekaran dimana-mana.

Matahari hampir terbenam dan ia baru sampai di tempat itu. Pada tempat yang di tuju tersebut ternyata ada menteri budaya dan pendidikan "Aku baru tahu mereka beralih pihak" batin Jin Ki

Mereka duduk di antara meja yang penuh hidangan itu, dengan dua Gisaeng yang duduk di kedua sisi mereka.

Setelah menyelesaikan tugasnya, ia hendak pergi tapi salah satu menteri tersebut menghentikannya "Jika langsung pergi seperti itu lalu apa bedanya kau dengan merpati? "

"Saya hanya diperintahkan untuk mengantarkan surat saja"

Menteri lainnya menyahut "Kau putra tunggal dari Cha Shik? "

"Saya tersanjung mengetahui anda mengenal saya" kalimat yang sangat sopan itu hanyalah bualan semata bagi Jin Ki, sebentar lagi dia akan mengikuti ujian negara jadi bertindak sopan pada sarjana yang tingkatnya lebih tinggi jelas sangat penting.

"Kau berada di pihak yang tepat, aku yakin sebentar lagi kau akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar"

Jin Ki tersenyum dan pamit undur diri, orang-orang keparat seperti ini memang tidak akan pernah menghilang dari muka bumi di generasi manapun.

Ia pikir hanya ada dua orang istana yang berada pada pihak Myo Cheong, tapi tak lama setelah itu ia melihat orang lain juga datang disana.

Menteri militer, dua penasehat Raja, wakil perdana menteri, gubernur Gaegyeong dan seorang opsir yang dulu setia pada Yi Ja Gyeom.

Spring Warriors °CHANBAEK GS°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang