(20) Awal

551 64 13
                                    

Musim hujan tengah berlangsung sejak dua bulan yang lalu, pagi hari pun bukan pengecualian bagi awan hitam untuk menyelimuti bumi

Di sebuah rumah bercat putih terdengar suara rengekan nyaring bocah kecil yang meminta dibelikan es krim

Sang mama yang sudah siap pergi ke supermarket jadi menunda kepergiannya hanya untuk memberi penjelasan kepada si kecil. Ia tidak ingin putraya terkena flu karena memakan es krim di cuaca yang dingin, apa lagi kemarin main hujan-hujanan dengan teman sepermainnya.

Dengan jurus merengeknya bocah itu tetap gigih dan meyakinkan sang mama jika ia tidak akan sakit hanya karena sebuah es krim

Akhirnya sang mama mengalah dengan syarat tidak boleh mengeluh jika terkena flu dan harus ikut pergi ke supermarket dengan sang mama

Minho kecil berhasil mendapat apa yang ia inginkan, memakan es krim di perjalanan pulang dengan bibir yang belepotan. Mama yang menenteng tas belanja di sampingnya hanya geleng-geleng kepala

Selesai dengan es krimnya Minho membuang sampah plastiknya ke sembarang arah

“Minho, ambil lagi sampahnya” perintah sang mama sembari menunggu anak semata wayangnya memungut plastik yang dibuang sembarangan

Minho melakukan perintah mamanya tanpa protes

“nanti sampahnya kita buang kalo udah nemu?”

“tempat sampah”

“good, that’s my boy” ujar sang mama bangga, ia membersihkan sisa es krim di bibir mungil Minho sebelum melanjutkan langkah

Dari arah belakang anak kecil berlari dengan kecepatan kilat mendahului sang mama Lee dan Minho kecil “woah.. cepet banget larinya, dia temanmu?”

Minho menggeleng ribut “gak kenal”

“nggak kenal? Katanya mau sekolah di tempat yang jauh buat dapet teman baru, tapi yang dekat-dekat sini kamu masih belum kenal semua” ejek sang mama. Anaknya yang akan memasuki tahap SD ini selalu menolak saat dibujuk untuk daftar di sekolah dekat rumahnya

“dia bukan anak sini ma” jawab Minho sok tahu

“Felix!! Tungguin gue!”

Minho langsung menoleh ke sumber terikakan di belakangnya, seorang anak tengah berlari dengan kaki yang sepertinya mulai kelelahan

Anak ini mengejar anak yang tadi? Minho menerka-nerka dalam hati

Bruk!

“oh astaga” mama Minho terkejut bukan main saat anak kecil seusia putranya tersungkur dengan dagu membentur aspal

Tas belanjaan ia turunkan, dengan sigap menghampiri bocah itu dan mengangkat tubuhnya ke sisi jalan “kamu baik-baik aja sayang?” tanyanya khawatir sembari membersihkan debu dari bajunya

“hiks, huaaa”

Luka kemerahan menghiasi dagu dan kedua lututnya, sang mama memeluk bocah itu sembari menepuk-nepuk punggungnya pelan agar tenang. “lukanya sakit ya? Mau tante obati?”

Bocah manis itu menarik ingusnya sembari mengangguk lucu. Mama Minho tertawa gemas, ditatanya rambut panjang bocah itu yang hampir masuk mengenai mata

“siapa namanya?” tanyanya sembari menarik Jisung ke dalam gendongan

“Lee Jisung” suaranya terdengar sengau sehabis menangis singkat

“oh Lee Jisung, gapapa nanti kita obati lukanya ya” mama Minho mengusap sayang kepala si manis

Bestb̷̷o̷̷y̷̷friend | MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang