(23) Good Boy

646 74 10
                                    

Kini Jisung dan Minho duduk berdampingan, lama tidak saling menyapa satu sama lain menciptakan kecanggungan begitu kental di antara keduanya

"gimana kabar lo?" tanya Minho sembari menatap lelaki manis di sampingnya, baru menyadari lemak pipi tupai yang selama ini ia rawat sudah menghilang, Jisungnya tidak makan dengan baik?

Si manis hanya diam sembari menatap susu kotak di genggaman

Ia kesal tapi jika tetap seperti ini sama artinya dengan memperburuk situasi "kenapa lo bisa di sini?"

"maaf, yang tadi gue sengaja"

"sengaja?" tanya Jisung tanpa melihat lawan bicara sedikit pun

"hm gue sengaja nyakitin lo biar lo sadar"

Jisung tersenyum "lo bilang seolah-olah lo ngerti perasaan gue"

"gue lebih tau dari pada diri lo sendiri"

Suasana kembali hening, Jisung tidak menyangkal tentang dia tidak memahami perasaannya

"jadi, gimana perasaan lo ke gue"

Si manis menghembuskan napas dalam sebelum membuka mulutnya "semakin ke sini gue sadar kalo gue benci lo"

Minho tersenyum pahit, pengakuan Jisung seperti memberinya pil pahit yang harus ia telan bulat-bulat.

"ok, kalo gitu-"

"bentar, tunggu gue selesai bicara" Jisung mendongak guna menatap sang sahabat

Yang lebih tampan terdiam beberapa saat, tersihir oleh keindahan mata coklat Jisung yang bersinar memantulkan cahaya matahari pagi. Pandangannya turun ke bawah, ranum merah muda yang menjadi candunya, sial ia teringat Changbin tiba-tiba

"lanjutin" Minho berpaling dengan wajah dongkolnya

"gue benci lo liat yang lain, ngelakuin sesuatu yang romantis kayak tadi" Jisung terdiam sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya

"-gue benci karena lo gak mau pergi dari kepala gue"

Lelaki dengan mole di hidung menoleh ke arah si manis dengan senyum tertahan, rasa gemasnya semakin meningkat saat Jisung menunduk malu tidak berani menatapnya

"apa yang sebenernya mau lo omongin?"

"gue.." jantungnya sudah tidak seberdebar tadi, tapi tetap saja susah mengatakannya

"lo kenapa?" desak Minho

"gue s-" ucapan Jisung terputus oleh dering ponsel Minho

Terpaksa Minho menahan rasa penasarannya untuk mengangkat panggilan yang baru ia ketahui ternyata dari Felix

Jisung kembali terdiam, entah ia harus bahagia atau sedih dengan panggilan yang tiba-tiba masuk menggagalkan pengakuannya. Tapi ia yakin Minho sudah paham dengan ungkapannya tanpa perlu penjelasan yang sebenarnya

"ji, gue harus pergi sekarang" ucap Minho sembari memasukkan ponsel ke dalam saku

Jisung mengangguk

"kita lanjutin nanti"

Jisung mengangguk lagi

"katakan sesuatu"

"semangat dancenya" jawab Jisung dengan cepat bahkan hampir tak terdengar

Minho memekik gemas dalam hati "pasti, lo gimana? Mau ikut ke dome?"

Jisung menggeleng "gue mau pulang"

"ok, kabarin kalo lo udah nyampe, gue duluan" Minho beranjak pergi, sedikit berlari karena giliran timnya untuk tampil akan segera tiba

Bestb̷̷o̷̷y̷̷friend | MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang