제5화

1.2K 122 0
                                    

Seorang pria membaringkan tubuh lemah Se-ri di sebuah futon. Ia menumpukkan kedua tangannya ke dada gadis itu lalu menekannya hingga berkali-kali. Namun Se-ri tetap tak sadarkan diri. Sampai akhirnya pria itu berusaha mendekatkan bibirnya pada mulut gadis itu yang bertujuan untuk memberi napas buatan. Belum sempat ia memberi napas buatan, secara tiba-tiba Se-ri membuka matanya dan sontak terkejut saat mendapati pria asing yang berada di dekat wajahnya.

"Yak! Siapa kau?!" Spontan Se-ri mendorong pria itu dari hadapannya. Setelah itu ia langsung berdiri.

"Apa yang kau lakukan tadi? Kau berbuat mesum ya?!" Se-ri menuduh pria itu berbuat mesum padanya. Sebenarnya pria itu adalah Putra Mahkota Yi Woo.

"Kenapa kau diam saja? Apa kau bisu tidak bisa berbicara. Rupanya kau ingin aku beri pelajaran ya? Aku Han Se-ri, jago beladiri, sabuk hitam di taekwondo!" Se-ri hendak melayangkan tendangan taekwondonya, namun kakinya terasa sakit yang mengakibatkan ia terjatuh.

Yi Woo tertawa melihat kejadian itu. Padahal ia adalah orang yang tidak bisa tersenyum apalagi tertawa, tapi kali ini dengan mudahnya ia tertawa seperti tidak ada beban hanya karena melihat gadis itu terjatuh.

Se-ri meringis dengan memegangi bagian kakinya yang sakit.
"Beraninya kau menertawaiku! Kenapa kakiku terasa nyeri seperti ini?" tanya Se-ri pada dirinya sendiri dan berusaha mengingat kejadian apa yang ia alami sebelumnya. Ia baru ingat kalau kakinya terkilir yang menyebabkannya tenggelam di kolam Istana.

Se-ri melirik ke arah Putra Mahkota tersebut. "Mungkinkah.. kau yang menolongku?"

~~~

Di lain tempat, Ji-kyo terlihat sedang mondar-mandir di depan gerbang Istana. Ia sedang mencari keberadaan Se-ri namun tak kunjung menemukannya.

"Apakah dia berubah pikiran lalu mengikuti seleksinya dengan sungguh-sungguh? Bagaimana ini?" Ji-kyo tampak sangat kebingungan dan panik.

Ia melihat seorang penjaga Istana lalu menghampiri penjaga itu dan bertanya, "Apa seleksi calon putri mahkota hari ini sudah selesai?" tanyanya pada penjaga tersebut.

"Sudah. Dan sudah ada tiga gadis yang lolos ke putaran final." jawab penjaga Istana itu. Seketika itu juga Ji-kyo menjadi lebih panik.

Ji-kyo teringat akan pengaduan Soo-mi, pelayan yang menemani Se-ri ke Istana untuk mengikuti pemilihan putri mahkota tersebut. Pelayan itu mengatakan kalau gadis tersebut pergi untuk mengatakan sesuatu kepada Ji-kyo sebelum seleksi itu dimulai dan setelah itu majikannya itu tidak kembali lagi. Dan itu membuat Ji-kyo semakin khawatir. Lelaki itu yakin kalau sepupunya itu tidak lolos ke putaran final tapi ia tidak tahu keberadaannya saat itu.

Karena hari sudah menjelang malam, Ji-kyo pergi meninggalkan tempat itu dengan menunggangi kudanya.

"Di mana kau Je-sang?" Pikirnya dengan terus memacu kuda yang ditungganginya.

***

Yi Woo beranjak dari tempatnya.
"Lebih tepatnya aku yang menyelamatkan nyawamu." balasnya dengan menatap tajam ke arah Se-ri.

"O-ohh kalau begitu, terima kasih. M-maaf telah menuduhmu yang tidak-tidak." ucap Se-ri dengan gugup dan merasa malu karena telah menganggap pria yang menyelamatkannya itu seorang pria mesum.

Yi Woo keluar dari paviliunnya. Sementara Se-ri hanya mengikutinya saja dari belakang. Gadis itu masih belum mengetahui kalau pria yang ada di depannya itu adalah Putra Mahkota negeri itu. Keadaan sangat hening dan senyap membuat Se-ri merasa tidak nyaman.

"Apa ini rumahmu?" Se-ri membuka suara sambil melihat-lihat bangunan tradisional yang ada di hadapannya itu.

"Ini paviliun kedua milikku." jawab Yi Woo dengan melihat sekilas ke arah paviliun yang Raja berikan padanya itu.

My Life in JoseonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang