제26화

625 58 0
                                    

Se-ri tidak habis pikir kepada Ji-hwa. Kenapa pria itu tiba-tiba bersikap seperti itu padanya dan mengatakan kalau mereka berdua sebaiknya tidak usah bertemu lagi. Apa-apaan?!

Dulu pria itu yang memohon padanya untuk mengizinkan dia bertemu dengan dirinya. Tapi sekarang dia sendiri yang bersikap menjauhinya. Dasar pria aneh!

"Kau baik-baik saja?"

Suara familiar dari seorang pemuda itu berhasil membuyarkan lamunan Se-ri.

Putra Mahkota sedang menatapnya. Gadis itu hanya menganggukkan kepalanya pelan.

"Kau terlihat tidak baik-baik saja. Ada apa denganmu, Se-ri?" Pemuda itu bertanya kembali karena melihat wajah sang pelayannya yang tidak terlihat baik-baik saja.

Karena Se-ri sudah menceritakan kalau dirinya berasal dari masa depan, gadis itu pun memberitahu nama aslinya kepada Putra Mahkota tersebut. Pewaris takhta itu merupakan orang Joseon yang mengetahui nama aslinya selain mendiang Pangeran Dae Joon.

"Kau terlihat murung." lanjutnya lagi.

Se-ri menghela napas berat. Apa ia harus menceritakan kegalauannya pada Putra Mahkota itu? Bagaimana jika pemuda itu malah menertawakannya? Tapi ia merasa butuh seseorang untuk mendengarkan keluh kesahnya. Masa bodohlah!

"Ada seorang pria yang tidak ingin bertemu lagi dengan Saya." ucapnya lirih.

"Seorang pria? Siapa?" tanya Yi Woo padahal dirinya sudah tahu betul siapa pria yang dimaksud oleh gadis di hadapannya itu.

"Ji-hwa. Kim Ji-hwa."

"Menteri Kim?"

Se-ri berdecak tidak suka dengan gelar yang disandang oleh pria tersebut. "Bagaimana Anda tahu?"

Yi Woo tampak berpikir sejenak. "Tentu saja aku tahu. Dia salah satu menteri cerdas dan termuda dipemerintahan."

"Apa kau dekat dengannya?" tanya sang Putra Mahkota yang ingin tahu lebih dalam tentang hubugan antara Se-ri dan Ji-hwa.

Se-ri menganggukkan kepalanya ragu. Ia dekat dengan Ji-hwa karena pria itu menganggap dirinya Han Je-sang. Jadi, ia tidak tahu apa jadinya jika pria itu mengetahui kalau ia bukanlah gadis pujaan hati pria tersebut.

"Sejauh apa hubungan kalian? Kalian berdua saling mencintai? Tapi, bukankah dia sudah menikah? Atau jangan-jangan---" Yi Woo sengaja menggantung ucapannya setelah membombardir gadis itu dengan beberapa pertanyaan yang mana belum sempat dijawab. Perkataan yang menggantung itu membuat Se-ri sedikit penasaran.

"Kau selingkuhannya?" sambungnya yang berhasil menurukankan mood gadis itu secara drastis.

Memang seharusnya ia tidak usah curhat kepada Putra Mahkota tersebut.

"Saya harus mengambilkan makan siang untuk Yang Mulia. Saya pamit undur diri." Se-ri membungkukkan badannya hendak pergi meninggalkan Putra Mahkota itu dengan dalih akan menyiapkan makan siang anak Raja tersebut. Ia merasa sedikit sakit hati saat pemuda itu mengatakan kalau dirinya selingkuhan Ji-hwa. Namun, jika dipikir sekali lagi dirinya memang terlihat seperti seorang wanita simpanan dari seorang pria yang sudah menikah.

Belum sempat Se-ri mengundurkan diri dan pergi, sebuah tangan menahannya dengan memegang pergelangan tangannya. Putra Mahkota menghentikannya. Ia menoleh dengan tatapan bertanya.

"Maaf. Maaf atas perkataanku tadi." ucap sang Putra Mahkota meminta maaf. Padahal ia tidak pernah mengatakan kata itu sebelumnya. Namun semenjak kehadiran gadis itu ia dengan mudahnya mengucapkan kata maaf dan terima kasih.

Se-ri hanya mengulum bibir, "Saya sudah memaafkan perkataan Anda. Saya memang terlihat seperti selingkuhannya."

Yi Woo merasa hatinya meringis saat melihat tatapan gadis itu yang terlihat nanar. Ia seharusnya tidak mengatakan itu tadi. Ia menyesal.

My Life in JoseonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang