제14화

782 87 2
                                    

Saat sudah mengetahui kalau Yi Woo termasuk salah satu putra mahkota Joseon yang nanti wafat karena dibunuh, Se-ri menjadi lebih memperhatikan Putra Mahkota itu daripada sebelum-sebelumnya. Lagipula sekarang ini ia menjadi pelayan pribadi Yi Woo sehingga gadis itu selalu mengikuti lelaki tersebut dan menuruti semua perintahnya.

Sekarang ini Se-ri sedang menemani sang Putra Mahkota di sebuah paviliun yang di depannya ada kolam berisi beberapa bunga teratai. Awalnya Se-ri merasa keberatan untuk menemani anak pertama dari Raja Youngjong itu tapi ia tidak bisa menolaknya. Untungnya di sana ada bunga teratai, jadi Se-ri tidaklah merasa kesal.

Melihat bunga teratai berwarna putih itu mengingatkannya pada seorang pria yang akhir-akhir ini ia rindukan. Ji-hwa, kini ia merasa rindu pada pria tersebut.

"Apakah kau ingat?" tanya Yi Woo tiba-tiba yang berhasil membuyarkan lamunan Se-ri.

"Ya?" tanya balik Se-ri karena sedaritadi pikirannya sedang ke mana-mana.

"Di kolam inilah kau tenggelam dan aku menyelamatkanmu." ucap Yi Woo sementara gadis itu baru ingat kalau di kolam itulah dirinya tenggelam dan nyaris mati.

Lalu Pangeran Dae Joon datang menghampiri mereka.

"Sedang apa Hyungnim di sini bersama pelayan itu?" tanya Dae Joon setelah membungkukkan badannya di depan Yi Woo.

"Aku hanya sedang memandang pemandangan yang indah." jawab Yi Woo dengan memandang wajah Se-ri yang ada di sana membuat Dae Joon semakin merasa aneh pada kakaknya itu.

"Pemandangan di sini memang indah, tapi menyakitkan." Dae Joon menimpali Yi Woo sudah mengerti akan ucapan lelaki yang tiga tahun lebih muda darinya itu.

Di sisi lain, Putri Mahkota sedang menatap dan memperhatikan mereka bertiga. Lebih tepatnya menatap kesal ke arah Se-ri dari kejauhan. Ia meremas chima nya kuat. Sebenarnya ia tidak setuju jika gadis itu menjadi pelayan pribadi Putra Mahkota. Ia lalu pergi dengan perasaan yang berkecamuk dan diikuti oleh dayang-dayang pribadinya.

Di sebuah lapangan Istana, Putra Mahkota dan Pangeran Dae Joon sedang berlatih berkuda. Walaupun Dae Joon tidak terlalu menyukai latihan berkuda, tapi ia harus melakukannya karena itu ajakan dari Putra Mahkota. Sementara itu, Se-ri tengah berdiri di bawah sinar matahari melihat kedua lelaki itu yang sedang berkuda.

"Kenapa aku harus berdiri di sini? Tidak bisakah aku duduk sebentar saja?" ucapnya mengeluh karena sedaritadi ia hanya berdiri.

"Hei! Pelayan Tak Sopan! Ambilkan aku air!" Perintah dari Yi Woo berhasil membuat Se-ri segera berlari untuk mengambilkan air minum.

"Kenapa kau selalu memanggilku tak sopan? Aku tidak melakukan hal yang tidak sopan? Tidak bisakah kau hilangkan kata Tak Sopan itu dariku?!" ujar Se-ri pada Putra Mahkota itu dengan bahasa informal. Gadis itu sudah tidak tahan dengan panggilan Putra Mahkota itu padanya. Lalu ia memberikan cawan pada Yi Woo.

Putra Mahkota itu menerima cawan yang disuguhkan oleh Pelayan Pribadinya tersebut. "Baiklah. Bagaimana kalau Tak Beretika?" tanyanya dengan wajah yang terlihat meledek dan itu benar-benar membuat Se-ri naik darah. Kalau saja Se-ri tidak ingat jika lelaki itu adalah seorang Putra Mahkota, sudah pasti lelaki itu akan dihabisi olehnya.

"Terserah." balas gadis itu ketus yang membuat Yi Woo terkekeh. Lalu ia memberikan satu cawan air minum lagi kali ini kepada Dae Joon.

"Terima kasih, Agassi." Ucap Dae Joon saat Se-ri memberikannya air minum.

"Tapi, Saya hanya seorang pelayan di sini kenapa Anda memanggil Saya Agassi?" tanya Se-ri yang tidak mengerti kenapa lelaki itu memanggilnya Agassi yang artinya nona. Padahal yang ia tahu dirinya hanya gadis biasa bukan dari kalangan bangsawan atau semacamnya. Meskipun terkadang ada orang yang memanggilnya dengan sebutan itu, seperti para pedagang saat di pasar.

"Karena kau berasal dari keluarga bangsawan. Bukankah kau putri dari mendiang Han Je-kyung? Dan kau di sini menjadi pelayan hanya karena sedang menjalani hukuman 'kan." jawab Dae Joon lalu ia meneguk air minumnya. Se-ri baru menyadari kalau Han Je-sang berasal dari keluarga bangsawan. Tapi ia sedikit bingung, kenapa paman Dong-kyung dan Ji-kyo memilih menjadi seorang pedagang?

"Apakah Saya boleh tahu siapa nama Anda?" tanya Se-ri pada Dae Joon dengan mengulurkan tangan kanannya. Berharap akan dibalas tidak seperti pemuda yang kini sedang memperhatikan mereka berdua dengan tatapan tidak sukanya itu.

"Panggil aku Dae Joon-gun." jawab lelaki itu dengan membalas uluran tangan Se-ri.

Se-ri hanya terdiam. Ia mengingat-ingat Pangeran Joseon yang bernama Dae Joon. Sialnya ia tidak mengingat nama tersebut, tapi nama itu terdengar tidak asing ditelinganya.

"Bagaimana denganmu? Siapa namamu?" tanya balik Dae Joon karena gadis yang di hadapannya itu diam saja.

"Nama Saya Je-sang, Han Je-sang." jawab Se-ri ia sudah hafal betul namanya di dinasti Joseon. Mereka berdua berjabat tangan cukup lama sebelum suara dehaman dari Yi Woo berhasil membuat mereka melepaskan jabat tangannya.

"Ya!!! Pelayan Tak Beretika! Bawakan aku kudapan. Sekarang!" Yi Woo dengan suara lantangnya memerintahkan Se-ri untuk membawakan kudapan. Entah kenapa ia sangat marah jika gadis itu bersama dengan pria lain.

Se-ri hanya berdecih pelan lalu ia segera pergi untuk membawakan kudapan yang diperintahkan oleh Putra Mahkota yang menurutnya sangat menyebalkan. Amat sangat.

"Hyungnim benar-benar menyukainya." gumam Dae Joon yang merasa yakin kalau Kakaknya telah menyukai Pelayan itu alias Se-ri.

Se-ri berjalan menuju tempat Putra Mahkota itu berada dengan membawa baki yang berisi beberapa kudapan dan camilan. Ia melihat dari jarak yang lumayan jauh kalau Yi Woo sedang berlatih pedang bersama Dae Joon.

Secara tiba-tiba ia melihat sebuah pedang laras panjang. Lalu pedang itu dihunuskan tepat dijantung seorang putra mahkota dan putra mahkota itu adalah Yi Woo. Gadis itu seakan bisa melihat masa yang akan datang di Joseon. Ia memejamkan matanya, ingin menghalau bayangan-bayangan mengerikan yang terlintas dibenaknya itu. Bayangan itu tidak hilang melainkan semakin nyata hingga terlihat wajah sang pembunuh.

Matanya terbelalak. Ia tidak percaya ini. Orang yang membunuh Yi Woo adalah---

"Dae Joon-gun???"























My Life in JoseonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang