Mozaik 41 : Mendekat

444 106 63
                                    


‘Kedekatan yang tidak dapat dihindari.'

[NEO] TWILIGHT
Sabtu, 28/08/2021 {07:37AM-07:41PM}


“Ayahmu pulang?” Renjun mengucapkannya sembari mengembangkan senyum seolah ikut merasa senang.

Sementara Heejin sudah berlari meninggalkan ketiga pemuda yang kemudian mengekor di belakangnya. Mereka tahu bahwa sudah lama Heejin hilang kontak dengan ayahnya. Sehingga melibatkan anggota klub pecinta buku dalam mencari keberadaan Jeon Sungmin.

Belum ada sedetik menginjakkan kaki di ruang tamu, Heejin buru-buru beringsut mundur, dan seketika ketakutan menghampirinya. Jaemin langsung saja melayangkan protes karena nyaris ditubruk. Berikutnya pandangan Jaemin melebar, mendapati serbuan satu sampai lima laki-laki dewasa yang mendekat begitu cepat.

Saat itu juga Jaemin menarik Heejin untuk bersembunyi di belakangnya. Jeno dan Renjun pun sudah berdiri di tiap sisi Jaemin. Tentu mengetahui kalau di hadapan mereka adalah vampir, sama seperti mereka.

“Apa yang kalian inginkan, tidak akan kuberikan semudah itu!” kata Jaemin dengan lantang.

“Jaemin, kau tidak lihat dari jumlahnya saja kita sudah kalah.” Renjun berucap pelan sambil memasang kuda-kuda. Meski sebenarnya tidak terlalu yakin dapat menang melawan vampir dewasa.

Bukan untuk pertama kalinya Jaemin, Jeno dan Renjun berkelahi dengan sekelompok vampir ataupun manusia. Entah itu ketika berada di Neogara, menghadapi penjaga hutan terlarang saking inginnya menantang diri. Maupun ketika terlibat pertikaian kecil di Seoul akibat bertabrakkan dengan pimpinan geng di depan bar. Mungkin yang terakhir sewaktu membantu Heejin dari para perisak.

“Hei, bocah, kami tidak menginginkan apa pun dari kalian. Jadi sebaiknya kalian segera pergi dari sini.” Laki-laki bertubuh paling tinggi, berambut ikal mencoba mencairkan suasana atas ucapan Jaemin yang memang seperti peringatan.

Masih mempertahankan kuda-kudanya, Renjun bersikap lebih waspada, tidak boleh lengah, pikirnya. “Ahjeossi, kami lebih dulu berada di sini dan asal kalian tahu, ini rumah temanku.”

“Sudahlah cepat seret mereka keluar, anak-anak vampir yang tinggal di dunia manusia memang tidak punya sopan santun. Sesukanya datang ke TKP dan hanya bisa menghalangi pekerjaan pegawai Negara.”

“Jadi, kalian polisi?” tanya Jeno.

“Iya, sudah sana pergi. Kami perlu melakukan olah TKP lanjutan!”

Pertahanan Renjun goyah, ia ditarik paksa oleh salah satu laki-laki yang mengaku bekerja sebagai polisi. “Ahjeossi! Aku tidak berbohong, dia putri pemilik rumah ini!”

Heejin bergeming. Sungguh ia tidak ingin pergi sebelum mencari jejak keberadaan ayahnya.

“Bundaku juga seorang polisi!” Jeno membuka suara, bermaksud meminta pengertian dengan melanjutkan, “atau setidaknya biarkan teman kami mengambil beberapa barang.”

Heejin mengangguk, menunjukkan tatapan memelasnya di balik punggung Jaemin.

“Sepertinya kalian tidak tahu kalau aku adalah pangeran,” kata Jaemin.

Pegangan polisi di tangan Renjun melonggar. “Keterlaluan! Sekarang malah berani berbohong!” geramnya kembali menyeret Renjun menuju pintu.

Ahjeossi, kita tidak berbohong!” keluh Renjun merasa frustrasi sendiri.

“APA YANG KALIAN LAKUKAN!” hardik sebuah suara, melihat anak buahnya tampak bersiteru dengan remaja seusia anaknya. “Lee Jeno?!”

“Bunda,” kata Jeno.

[NEO] TwilightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang