Mozaik 18 : Rasa

639 131 76
                                    


‘Sebuah perasaan yang tiba-tiba muncul.’

 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[NEO] TWILIGHT
Kamis, 29/04/2021


Langkah kaki Jaemin semakin cepat, menuruni tangga dan perlahan memelan di pintu utama gedung sekolah. Jaemin hendak mengejutkan Minju yang tengah berdiri menunggunya. Jaemin dengan jailnya menepuk bahu sebelah kanan, otomatis Minju menoleh dan tidak mendapati siapa pun.

Rupanya Jaemin berada di sebelah kiri tengah tersenyum kecil. “Minju-ya!” panggil Jaemin sambil memposisikan jari telunjuk sejajar dengan pipi Minju, saat itulah Minju menoleh sehingga jari telunjuk pun menyentuh pipinya.

Mwoya (Apaan sih).” Minju tersipu dibuatnya.

Ternyata di atas tangga ada yang memperhatikan interaksi manis Jaemin dan Minju. “Dia mengerjainya dengan begitu manis,” komentar Heejin, berbeda kalau yang dikerjai dirinya pasti memalukan.

“Manis apanya, membuatku mual saja!” ucap Renjun tidak setuju. Menurutnya Jaemin kalau sudah melakukan aegyo (bertingkah imut) sangat mengesalkan.

“Na Jaemin mode kelinci diaktifkan,” tambah Nakyung.

Jeno mengangguk. “Jisung lebih baik dalam hal aegyo, makanya Jaemin selalu meminta diajari olehnya,” sambung Jeno, menambah kerutan di dahi Heejin yang semakin dalam.

Heejin tidak pernah menduga si pangeran vampir dapat melakukan hal semacam itu. Karena setiap bersama Heejin, Jaemin selalu memasang wajah ketus. Mana mungkin Jaemin bertingkah imut kepada Heejin yang hanya orang asing, tiba-tiba datang dan menjadi calon istrinya.

Yang ada Jaemin kesal gara-gara perjodohan dan hubungannya dengan Minju bisa kandas cepat atau lambat. Heejin menjadi merasa bersalah lagi kalau mengingatnya. Dia harus segera menemukan petunjuk keberadaan ayahnya untuk membatalkan perjodohan.

Dering ponsel mengagetkan. Nakyung merogoh saku blazer dan menyapa si penelepon di seberang sana, “Ayah, sudah aku bilang jangan dijemput,” rengeknya bergegas keluar, tak lupa melambaikan tangan pada ketiga temannya dan hampir menabrak Jaemin di depan pintu.

“Aku akan ke ruang kelas seni, Shuhua bilang pelajarannya juga sudah selesai,” kata Renjun setelah membaca satu pesan masuk di ponselnya.

Heejin sudah tidak aneh lagi, kenapa para vampir juga memakai ponsel genggam sebagai alat komunikasi jarak jauh, padahal mereka bisa melakukan telepati. Alasannya cukup sederhana, yakni agar dapat hidup seperti manusia normal.

[NEO] TwilightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang