Mozaik 12 : Jarak

617 137 92
                                    


‘Membuat batasan antara kita.’

“Shindong Ssaem, sangat lucu… aku tidak menyangka kalau kepala sekolah kita pandai membuat lelucon!” kata Nakyung dengan sisa-sisa tawa dari penutupan Seleksi Pembagian Kelas di aula beberapa saat lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Shindong Ssaem, sangat lucu… aku tidak menyangka kalau kepala sekolah kita pandai membuat lelucon!” kata Nakyung dengan sisa-sisa tawa dari penutupan Seleksi Pembagian Kelas di aula beberapa saat lalu.

Semua murid sudah berhamburan menuju kelas masing-masing. Begitu pula Nakyung yang mengamit lengan Heejin, mengambil peran sebagai penunjuk arah. Sedangkan di sisi lainnya, tampak seorang gadis berjalan menunduk sambil memeluk buku setebal lima sentimeterᅳhanya mengangguki perkataan Nakyung sekenanya.

Tadinya Nakyung akan mengabaikan saja teman sekelasnya itu yang terlalu gemar membaca buku, tapi helaan napas kesekian kali terdengar menjengkelkan, menyela kalimatnya mengenai tempat-tempat favorit di Neoskhole.

“Lee Soojin, berhentilah menghela napas! Semester baru dimulai, kenapa sudah sibuk memikirkan ujian! Dan, buku itu… sehari tanpanya memang tidak bisa, ya?!” keluh Nakyung.

Heejin dapat mengetahui, kalau Soojin salah satu murid terpintar di Neoskhole dari apa yang dikatakan Nakyung.

“Tidak bisa, aku tidak bisa mengikuti klub mana pun kecuali klub Pecinta Buku.” Alasan Soojin menghela napas setelah ke luar dari aula adalah pengumuman bahwa mulai sekarang murid-murid diharuskan mengikuti setidaknya satu ekstrakulikuler.

“Ya sudah, tinggal dirikan saja klubnya, lalu kamu bisa jadi ketuanya,” usul Nakyung.

“Oh, kenapa tidak terpikir olehku sebelumnya! Nakyung-ah, kau sangat jenius, bagaimana kalau kau juga bergabung dalam klub?” Soojin sudah tidak menekuk wajah lagi, malah antusias dan bersemangat.

“Tidak, terima kasih!” tolak Nakyung, lalu ia dan Soojin melihat ke arah Heejin.

Mian (Maaf),” kata Heejin sebagai penolakan, masalahnya ia juga tidak terlalu menyukai buku.

Sambil lewat seorang laki-laki berkata, “Aku akan bergabung.”

Soojin, Nakyung dan Heejin kompak melihat ke laki-laki berambut hitam legam, berjalan memunggungi mereka dengan kalemnya. Tentu saja, Soojin senang bukan main. Ia terburu-buru mengejar anggota pertama klub Pecinta Buku yang akan diajukan keberadaannya pada pihak sekolah.

“Beneran mau ikut, kalau begitu bantu aku minta izin untuk mendirikan klubnya!” Semangat Soojin bertambah dua kali lipat, bahkan berlari kecil untuk menyamakan langkahnya dengan si laki-laki yang tak berniat menunggu Soojin.

Heejin merasa sedikit kesal melihat Soojin berusaha sekeras itu meminta bantuan. “Siapa dia?”

“Dong Sicheng, pindahan dari Cina tahun lalu. Dia memang terlihat acuh diluar, tapi setelah mengenalnya kau akan dibuat terpesona. Awalnya aku juga seperti itu,” tutur Nakyung, tersenyum-senyum sendiri membayangkan dirinya disaat-saat mengikuti Dong Sicheng bersama kumpulan wanita lainnya. “Dia lebih dikenal dengan nama Winwin, setelah berhasil menyamakan poin di pertandingan Boqquickent.”

[NEO] TwilightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang