Chorus: Jeno's Funeral

183 118 419
                                    

[FANFICTION]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[FANFICTION]

Pagi ini, pemakaman Lee Jeno benar-benar terasa suram. Bukan hanya keluarga dan teman dekat, tetapi satu sekolah yang mengantarnya sampai ke tempat peristirahatan terakhir---atas perintah kepala sekolah, bahkan kegiatan belajar mengajar pun ditiadakan. Langit pun tampak mendung, seakan ikut bersedih atas kepergian pemuda itu.

Beberapa kali terdengar tangisan dari ibu Lee Jeno yang masih tidak percaya dengan kematian anaknya. Wanita berkulit putih itu terus-menerus memeluk bingkai foto Jeno sambil menggumamkan sesuatu. Beberapa kali pula, tubuh rapuh itu terjatuh sambil memanggil-manggil nama anaknya.

Setelah acara doa bersama selesai, beberapa siswa dan guru mulai berpamitan meninggalkan makam Jeno. Beberapa teman-teman dekat pemuda itu juga perlahan meninggalkan tempat satu per satu.

Saat Mirae ingin meninggalkan pemakaman, Soobin menahannya. Pemuda tinggi itu berkata jika Freeze harus menemui orang tua Jeno sebentar. Jadi, Mirae pun mengikuti Soobin dan Beomgyu untuk menghampiri orang tua Jeno yang tidak terlalu jauh dari mereka.

"Halo, Eomma."

"Halo juga ... Soobinie?" Wanita itu menatap sendu pada Soobin. "Ini benar Soobinie, 'kan? Temannya Jeno?"

Mendengar itu, Mirae melirik Beomgyu yang mengangkat bahunya. Sementara Soobin mengangguk kecil dengan senyuman. "Eomma, tidak lupa padaku, ya?"

Ibu Jeno tersenyum, tangan kanannya terulur untuk mengelus rambut hitam Soobin. "Bagaimana Eomma bisa lupa? Soobinie, 'kan, selalu menjadi teman baiknya Jeno. Sampai detik ini."

Wanita itu kembali terisak, yang membuat Soobin langsung mengelus-elus punggung tangannya. Mendadak, pemuda itu kembali merasa menyesal. "Maaf, karena Soobin baru bisa menemui Eomma. Soalnya, Jeno ...."

"Tidak apa-apa, Eomma mengerti keadaannya, kok," kata wanita itu, menatap lembut pada Soobin. "Soobinie jangan marah pada Jeno, ya?"

Soobin mengangguk pelan. "Soobin ikut sedih atas apa yang menimpa Jeno, Eomma. Soobin ... Soobin minta maaf karena tidak bisa menjaga Jeno. Soobin gagal karena Jeno tidak bisa kembali kepada Eomma."

Mirae dan Beomgyu terkejut saat mendengar suara Soobin yang tiba-tiba bergetar---seperti menahan tangis. Beomgyu bahkan sampai bingung, sebab dia tidak pernah melihat Soobin yang seperti ini.

Ibu Jeno tersenyum tipis. Agaknya, wanita itu paham dengan perasaan Soobin. Sebagai seorang teman, pemuda itu pasti cukup terpukul dengan kematian Lee Jeno.

"Ada banyak hal yang harus Soobin pastikan dari kematian Jeno yang tiba-tiba," kata Soobin lagi. "Eomma, mau membantu Soobin, 'kan?"

"Tentu. Soobinie perlu bantuan apa, Nak?"

Reminder! Death ListTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang