|| New Rules ||

157 102 111
                                    

Playing now

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Playing now

New Rules
Tomorrow X Together

01:50 ━━━━━━──── 03:31

⇆ㅤ ||◁ㅤ❚❚ㅤ▷||ㅤ ↻

[FANFICTION]

Walau kejadian mengerikan itu sudah terlewat beberapa minggu, kabar tentang kematian Lee Jeno yang tiba-tiba masih menjadi perbincangan di sekolah. Para guru pun sering menyinggung masalah itu dan mengingatkan siswa-siswinya untuk selalu berhati-hati. Alhasil, berita tidak mengenakkan itu akhirnya sampai ke telinga para orang tua dan menimbulkan masalah.

Beberapa hari kemudian, pertemuan pun diadakan sebagai bentuk permintaan maaf dari Joseon. Para orang tua yang hadir banyak yang berinisiatif untuk memindahkan anak-anak mereka agar tidak bernasib sama seperti Lee Jeno. Lantas cara untuk menenangkan para orang tua adalah dengan membuat peraturan baru yang penuh perhitungan.

Sayangnya, peraturan baru tersebut sama sekali tidak mendapatkan sambutan yang baik dari para siswa.

Seperti hari ini, Soobin yang baru tiba di sekolah mendadak bingung saat melihat koridor yang ramai---hal yang jarang terjadi di gedung A. Tampaknya mereka semua sedang membicarakan sesuatu. Diam-diam, Soobin memperhatikan wajah teman-teman dari kelas lain yang kelihatan sangat kesal. Pemuda itu bahkan mendengar beberapa dari mereka mengumpat dan menyumpahi pihak sekolah.

Sesampainya di depan kelas, Soobin meringis begitu melihat kondisi kelas yang juga ramai. Pemuda itu lantas bertanya-tanya di dalam hati sambil melangkah ke tempat duduknya yang berada di barisan paling belakang.

"Selamat pagi, Soobin."

"Selamat pagi, Mark Hyung." Soobin tersenyum tipis pada Mark Lee---yang duduk di depannya---lalu menoleh ke samping. "Selamat pagi, Yeonjun Hyung."

"Pagi."

Seperti biasa, jawaban singkat yang diberikan Yeonjun seketika membuat Soobin menjadi canggung untuk kembali memulai pembicaraan. Sifat dasar Yeonjun yang dingin dan suka mengasingkan diri membuatnya menjadi tidak mudah untuk didekati. Terutama oleh seorang gadis.

"Sepertinya, Soobin kelihatan bingung dengan suasana kelas yang ramai, ya?" tanya Mark sambil duduk menghadap Soobin. "Belum baca beritanya?"

"Berita apa?"

Mendengar itu, Yeonjun langsung menatap Soobin. "Kau pasti belum buka grup kelas."

"Grup kelas?" Soobin terdiam sejenak. Kembali mengingat-ingat sesuatu yang mungkin terlupakan. "Oh? Sepertinya aku belum sempat buka grup dari kemarin malam---"

"Sudah kuduga."

Soobin membeku. Apalagi saat Yeonjun menatapnya dengan datar. Secara terburu-buru, pemuda itu langsung mengeluarkan dan menyalakan ponselnya. Saat benda itu menyala, Soobin tampak terkejut saat melihat ratusan pesan dari bar notifikasi.

Reminder! Death ListTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang