Interlude: Fight or Escape

180 134 194
                                    

[FANFICTION]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[FANFICTION]

Pagi ini, Beomgyu merasa bingung dengan perubahan sikap Soobin yang tiba-tiba menjadi sangat perhatian. Mulai dari mengajaknya berangkat sekolah bersama, sampai menyiapkan dua kotak bekal untuknya---yang terpaksa Beomgyu terima karena dia tidak ingin diceramahi. Meski sebenarnya pemuda itu merasa senang dengan keadaan saat ini, tetapi rasa penasaran itu masih ada bahkan saat keduanya sudah duduk nyaman di dalam mobil. Sampai akhirnya, Beomgyu menyadari sesuatu.

"Kenapa aku harus berangkat sekolah dengan Hyung, sih? Merepotkan saja."

Mendengar itu, Soobin melirik tajam sang adik. "Kau tidak suka berangkat bersamaku?"

"Memangnya, ada alasan kenapa aku harus suka?" tanya Beomgyu malas. "Di mana Taehyun?"

"Anak itu sedang ada kerja kelompok hari ini. Jadi, dia berangkat pagi-pagi sekali."

Tiba-tiba, Beomgyu tersenyum miring. "Sudah kuduga."

Soobin terdiam. Pemuda berlesung pipi itu mengabaikan Beomgyu dan memilih untuk menghabiskan rotinya---sama sekali tidak menyadari ekspresi Beomgyu yang mendingin. Tidak lama kemudian, mobil mereka sampai di sekolah.

Begitu mobil berhenti di pintu masuk koridor, Beomgyu langsung keluar tanpa mengucapkan sepatah kata. Sementara itu, Soobin yang melihat itu hanya terdiam karena merasa tidak enak pada sang sopir. 

"Terima kasih karena sudah mengantarkan kami, Ahjussi," ucap Soobin sambil membungkuk. "Aku juga minta maaf karena kelakuan Beomgyu yang kurang sopan padamu."

Mendengar itu, Park Jaeyon---sopir pribadi keluarga Choi---tersenyum maklum. Dengan santai, dia menepuk-nepuk pundak Soobin yang sedikit kebingungan. "Gwaenchanha Soobin-nie. Beomie memang sering begitu, tapi dia biasanya sopan, kok. Mungkin, suasana hatinya saat ini sedang tidak baik."

Soobin tampak berpikir sejenak. Tidak lama kemudian, dia tersenyum. "Kalau begitu, aku dan Beomgyu masuk ke dalam, ya. Ahjussi hati-hati di jalan."

Pria paruh baya itu mengangguk. "Iya. Kalian semangat sekolahnya!"

Soobin balas mengangguk, lalu membiarkan mobil keluarganya keluar dari pelataran sekolah. Saat berbalik, pemuda itu bisa melihat ekspresi Beomgyu yang kesal karena terlalu lama menunggu.

"Lama."

Soobin terkekeh, lantas merangkul pundak Beomgyu dan mengacak-acak rambut adiknya. "Kenapa ekspresimu selalu begitu saat bersamaku, sih?"

Beomgyu menoleh, menatap Soobin dengan tatapan datar. "Hyung, mau tahu?"

"Wae?"

"Karena Hyung menyebalkan." Beomgyu berucap spontan, bahkan dengan santai dia melepaskan rangkulan kakaknya. "Jangan membuatku kesal dengan sikap Hyung yang memuakkan. Bersikaplah seperti biasa."

Reminder! Death ListTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang