|| Soobin's Mad ||

154 109 168
                                    

[FANFICTION]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[FANFICTION]

"Jadi, rumor tentang klub detektif yang tidak membantu apa-apa itu benar?"

Soobin terdiam. Pemuda itu menatap Jaemin yang saat ini bersikap angkuh dan menyebalkan. Sementara itu, Jaemin sendiri tampak begitu bersemangat saat melihat Soobin yang diam saja---terlihat jelas tidak mau menjawab pertanyaannya.

"Kau bilang apa? Coba ulangi sekali lagi."

Wajah Jaemin mengeras saat melihat Soobin yang tiba-tiba tersenyum. Tubuh pemuda itu menjulang tinggi di hadapannya, menatap Jaemin dengan tatapan tajam yang jarang sekali dia tampakkan.

"Kau masih bisa tersenyum?" ejek Jaemin dengan ekspresinya yang kembali santai. "Seharusnya, kau merasa malu karena hanya membuang-buang waktu, Choi."

Soobin yang mendengarnya, masih setia mempertahankan senyumannya. Dengan santai, pemuda itu menepuk pundak Jaemin. "Seharusnya, kau yang malu karena hanya mencampuri urusan orang lain, Na."

Mendengar itu, Jaemin menatap Soobin dengan tajam. Namun, pemuda itu tampak tidak mendengarkan ucapan Soobin dan lebih memilih memperhatikan majalah dinding yang masih dipenuhi banyak tempelan. Tiba-tiba, tangannya merobek salah satu kertas yang sepertinya baru ditempel. Yang mengundang tatapan dingin dari pemuda di hadapannya.

"Freeze? Nama yang lumayan bagus. Siapa yang mengusulkan nama itu?" tanya Jaemin. "Jadi, anggotanya hanya tiga orang? Memangnya kau tidak berniat membuka pendaftaran untuk anggota baru?"

Mendengar itu, Soobin menatapnya jengkel. "Itu bukan urusanmu. Lebih baik kau menyingkir dari hadapanku. Aku masih ada banyak pekerjaan."

"Kalau aku tidak mau?"

Soobin mengepalkan kuat tangannya saat mencoba untuk menahan diri. Bukan karena takut, tetapi dia hanya tidak ingin sesuatu yang buruk menimpa kedua adiknya. Gara-gara berita dan kertas sialan ini, kini pikirannya bercabang. Pemuda berlesung pipi itu benar-benar berharap jika belum ada yang melihat semua ini atau klub detektifnya akan terancam.

"Ngomong-ngomong, apa klub itu berjalan dengan baik?" Jaemin kembali bertanya dan kini tangannya menyerahkan robekan kertasnya pada Soobin. "Maksudku, anggotanya, 'kan, hanya adikmu yang temperamental itu dan temannya yang---"

Kertas robekan Jaemin terjatuh bersamaan dengan tubuh pemuda itu yang terhempas di lantai saat Soobin berhasil memukul wajahnya. Pemuda itu langsung menyeka sudut bibirnya saat mengecap rasa asin. "Apa yang kau---"

"Apa yang aku lakukan? Seharusnya aku yang bertanya, apa yang sudah kau katakan?" tanya Soobin murka, terlihat tidak terima dengan ucapan Jaemin. "Kau itu tidak tahu apa-apa, Na! Kau bahkan tidak tahu apa pun tentang Freeze dan keadaan adik-adikku. Sebaiknya kau tutup mulut sebelum menyesal!"

Jaemin tampak tidak terima. Tanpa pikir panjang, dia langsung memukul Soobin---yang membuat pemuda itu terhempas ke lantai yang keras---dan menyebabkan kertas-kertas yang sudah dia kumpulkan berserakan di lantai. Yeonjun yang baru saja ingin membantu malah terdiam saat melihat beberapa siswa yang keluar. Pemuda bermata rubah itu menghela napas panjang saat melihat keadaan yang semakin rumit.

Reminder! Death ListTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang