|| Guess Who is That? ||

117 90 134
                                    

[FANFICTION]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[FANFICTION]

Setelah melihat mobil keluarga Jeno keluar dari pelataran parkir, Soobin memutuskan untuk kembali ke pemakaman. Lagi pula, sekarang masih pukul sembilan pagi---menandakan masih banyak bus yang bisa mengantarnya pulang. Namun sebelum itu, Soobin harus mencari Taehyung atau Yeonjun untuk memastikan jika keduanya tidak khawatir dengan Mirae.

Saat memutar tubuhnya, Soobin bisa melihat sosok berpakaian hitam itu, lengkap dengan masker yang menutupi sebagian wajahnya sedang berdiri di belakang pohon. Sosok itu agak terkejut saat melihat Soobin yang menyadari keberadaannya.

"Halo, apa yang sedang kau---"

Belum rampung kalimat Soobin, sosok serba hitam itu berbalik dan melarikan diri. "Hei! Berhenti sebentar!"

Sebenarnya, Soobin merasa tidak enak hati dengan makam-makam yang terpaksa dia injak. Akan tetapi, pemuda itu tidak punya pilihan karena sosok di depan sana tampak tidak mau berhenti dan semakin membuat jarak dengan Soobin. Kabar bagusnya, pemakaman hari ini lumayan sepi setelah pemakaman Lee Jeno tadi. Jadi, Soobin bisa mengesampingkan rasa takutnya dikenakan denda karena sudah membuat keributan di sini.

"Hei!" teriak Soobin, tetapi sosok itu seolah tidak mendengarnya. "Kau tidak dengar? Aku bilang tunggu!"

Soobin sedikit terengah-engah dan memutuskan untuk berhenti guna menormalkan detak jantungnya. Namun gara-gara hal itu, jaraknya dengan si serba hitam tadi semakin jauh. Hal yang membuat pemuda itu mengumpat dalam hati.

"Soobin?"

Mendengar namanya dipanggil, Soobin menoleh---menebak siapa orang asing yang bisa mengenalinya di pemakaman seperti ini. Tidak jauh dari tempatnya berdiri, ada tiga kakak tingkat yang mendekat.

"Oh." Soobin refleks tersenyum. "Halo, Tae---"

"Sedang apa kau berlarian begitu di pemakaman?" tanya Taehyung memotong kalimat sapaan Soobin dengan ekspresi aneh. "Seperti tidak ada tempat yang lebih bagus saja. Kau mau semua penghuni di tempat ini terusik dan bangkit dari kubur?"

Soobin menggeleng pelan. Agak sedikit merinding saat Taehyung bicara begitu. "B-bukan begitu maksudku."

"Sudah, jangan dengarkan dia." Teman Taehyung---kalau Soobin tidak salah ingat, namanya Park Jimin---tersenyum manis ke arahnya. "Terkadang ucapannya memang di luar nalar manusia."

Mendengar itu, Soobin dan teman Taehyung yang satu lagi hanya tersenyum tipis. Sementara yang bersangkutan hanya mengangkat bahunya, tampak tidak peduli.

"Belum pulang?" Jimin bertanya, sambil berjalan semakin mendekati Soobin. "Apa ada yang tertinggal?"

"Tidak juga." Soobin mengedarkan pandangan, tetapi sosok serba hitam tadi sudah tidak kelihatan. "Hanya saja, tadi itu aku ...."

"Hanya apa?"

"Hanya saja aku merasa ada yang harus aku sampaikan," ucap Soobin cepat, yang membuat wajah ketiga kakak tingkatnya tampak bingung. "Tae Hyung, aku minta maaf sebelumnya. Aku baru ingin memberitahumu kalau Mirae harus ikut dengan orang tua Jeno."

Reminder! Death ListTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang