Sudah tiga hari chela masih belum bangun juga, caca lagi menyeka putrinya sambil menyanyikan lagu kesukaan chela.
Mark sudah berangkat kerja karena caca yang menyuruh cukup tiga hari saja suaminya absen dari kantor biar dia yang jaga chela.
Anak-anaknya yang lain sedang pergi ke Waterboom bersama dengan om minggyu dan cucunya. Mau bagaimana lagi niat mereka kesini untuk berlibur dan kejadian yang menimpa chela tidak ada yang tahu.
Tok tok~
"Masuk"
Pintu kamar inap terbuka muncul pemuda yang sangat tinggi menggunakan kruk ditangan kiri dan satu keranjang buah ditangan kanannya.
"Permisi tante" Caca tersenyum menghampiri jisaka mengambil alih keranjang buahnya dan membantu jisaka duduk disisi ranjang chela.
"Sendiri aja ji?"
"Iya tante, mama titip salam maaf hari ini nggak bisa kesini karena ada kerjaan diluar kota" Caca mengambil bak berisi air untuk menyeka chela tadi untuk dibuang kekamar mandi.
"Gpp sayang, salam juga ya buat mamanya, kamu udah makan belum?"
"Sudah tante"
Kruyukk~
Caca tersenyum "tante nitip chela sebentar ya, sekalian mau ambil obat"
Jisaka mengangguk malu "iya tante"
Caca keluar untuk membeli makanan dikantin rumah sakit sekalian menghampiri adik dari suaminya yang pasti juga belum makan kebiasaan si manusia warkaholic.
Bomi kemarin mampir kekamar karena kebetulan dia kerja shift malam jadi caca tahu adiknya itu belum pulang.
Setelah membeli makanan caca sudah berada didepan ruangan Ortopedi menelfon adiknya tapi tidak diangkat mungkin lagi ada pasien pikirnya, saat hendak balik caca menabrak seorang dokter muda bernama serga abintara "ehh maaf kak maaf"
Caca menggeleng "harusnya saya yang minta maaf balik badan nggak lihat lihat"
Saat serga mau menjawab terdengar deringan dari ponsel caca kemudian ia membungkuk mengucapkan maaf sekali lagi sebelum mengangkat telfonnya "iya dek kamu dimana? Aku udah didepan ruangan kamu nih"
Saat serga hendak masuk ruangan tak sengaja ia mendengar suara orang tadi yang kemungkinan keluarga dari rekan kerjanya "yaudah nanti ambil aja ya dikamar chela, tapi kamu pasti bandel nggak dimakan kalau nggak ditemenin" caca hendak kembali kekamar sebelum suara menginterupsinya.
"Maaf kak"
"Iya, ehh kamu masih disini kenapa? minta ganti rugi? kan saya udah minta maaf" cerocos caca
"Enggak kak maaf kalau saya lancang tadi nggak sengaja mendengar pembicaraan kakak di telfon, tapi apa ada yang bisa saya bantu? kebetulan saya juga diruangan ortopedi" caca kembali mendekatkan telfonnya yang masih tersambung.
"Siapa kak serga ya?"
"Kamu kenal dek?"
Hening sesaat "dek?" Panggil caca lagi
"Iya kak kenal dr. Ortopedi juga"
"Maaf sebelumnya kamu kenal adik saya namanya bomi?" Serga menganggukan kepalanya.
"Saya boleh minta tolong buat nitip makanan ke dia sekalian temenin ya makanya kalau nggak dimakan kamu bisa lapor saya nanti saya kasih nomor saya, anaknya bandel soalnya"
"Ihh kakak apa apaan sih malu maluin banget" teriak bomi ditelfon membuat caca menjauhkan ponselnya dari telinga.
Serga tertawa geli melihat kakak beradik ini "iya kak siap, mau sekalian anterin pulang juga boleh?" goda serga dengan suara agak keras agar bisa didengar bomi juga.