Setelah susah payah chela membujuk unclenya untuk megantar akhirnya mereka bertiga sudah berada dikediaman jisaka.
Ting tong~
Tak lama pintu dibuka oleh bibi dan mereka bertiga masuk menuju kamar jisaka, aunty bomi langsung memeriksa ternyata tidak ada luka yang serius hanya lebam lebam dan luka yang sudah mengering diwajah dan tangannya.
Chela langsung kedapur mengambil air dan handuk untuk kompres.
"Untuk memastikan lagi besok suruh periksa ke RS takutnya ada luka dalam" chela hanya mengangguk dengan tangannya yang telaten mengompres.
"Pacar kamu anak club motor ya?" Tanya sunchan
"Iyaa biasanya dia izin kumpul sama anak club motor gitu"
"Berarti dia habis tawuran antar geng motor, biasanya kalau nggak kalah balapan ya masalah rebutan cewek"
"Kenapa bisa berasumsi seperti itu? Orang tadi dia pamitnya reuni sma" sangkal chela
"Uncle juga pernah muda kali, tanya aja kalau udah bangun, suruh nemuin uncle kalau nggak mau ngaku" setelahnya sungchan pergi dari kamar entah kemana.
Drttt drtt~
"Aunty daddy telvon gimana ini, kenapa nggak bunda aja sih" panik chela
Bomi langsung mengambil alih hp chela "ya kak ada apa?"
"............"
"Iya sama aku, dianter adek juga"
"............"
"Iya iya nunggu mamanya pulang terus kita pulang"
"............."
"Iya bye" Bomi mengakhiri panggilannya
"Aunty memang best" chela mengacungkan jempolnya.
"Aunty kedepan ya nanti kalau udah beres kompres kasih minyak kayu putih biar siuman" chela mengangguk dan melakukan apa yang disuruh auntynya.
Perlahan jisaka membuka matanya dan langsung meringis kesakitan "jiji apa yang sakit?" Tanya chela
"Pusing aja, kok kamu disini yang?" Jisaka berusaha duduk namun ditahan oleh chela "baring aja jangan banyak gerak" dan jisaka menurutinya.
"Kok bisa gini?"
"Minum dulu yang, haus" setelahnya chela kedapur untuk mengambil minum.
***
Setelah lama menunggu akhirnya mama jemina sudah datang dan menghampiri jisaka dikamarnya yang memang sudah bangun setelah diberi minyak kayu putih tadi.
"Mana hikss yang sakit?" Jisaka menggeleng sebagai jawaban dan mengusap air mata mamanya.
"Kamu hikss berantem lagi?" Tanya jemina lembut sambil terisak dan duduk dipinggir kasur jisaka.
Dikamar hanya ada mereka bertiga Bomi dan sungchan ada ruang tamu, sedangkan Jevano tidak ikut pulang karena masih ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggal.
Jisaka hendak menjawab namun matanya melirik chela yang masih mendengarkan mereka, akhirnya jemina menyadari bahwa ada chela dikamar "ya ampun sayang maaf ya mama tadi panik sampai nggak nyapa kamu, makasih banyak ya sayang hiks" jemina memeluk chela sambil menangis.
Chela mengusap lembut punggung jemina "iya ma sama-sama, jisaka udah mendingan kok tadi dikasih obat sama aunty chela buat ngilangin nyerinya, udah chela kompres juga biar nggak bengkak, tapi kata aunty besok tetep harus dibawa ke rs untuk memastikan nggak ada luka dalam, sekarang mama ganti baju dulu pasti capek perjalanannya jauh" jemina semakin memeluk chela erat.
"Mama nggak tau kalau bukan kamu yang jadi menantu mama, gimana jadinya nanti jisaka" chela tertawa kecil mendengarnya.
"Mama bisa aja jangan bikin malu chela" rengek chela, yang membuat jemina tertawa kecil.
Jemina melepaskan pelukannya dan menyeka air matanya "papa mana ma?" tanya chela
"Nggak ikut masih ada pekerjaan yang gak bisa ditinggal" chela hanya mengangguk.
"Yaudah mama ganti baju dulu ya sayang" setelahnya jemina pergi ke kamarnya.
"Kamu hutang penjelasan sama aku" jisaka mengangguk pasrah.