Tok~~tok~~
Caca mengetuk pintu kamar anak keduanya, ia ingin meminta maaf karena tadi pagi sudah marah-marah padanya.
Flashback~
"Bunda.. Megi nih menor banget mau kesekolah" teriak chela setelah keluar kamar mandi yang melihat adiknya sedang memakai alat make-upnya.
"Apa sih orang cuma buat foto nanti juga dihapus pas mau berangkat" elaknya takut.
"Alesan... kamu tuh masih kecil jangan menor kayak kuyang" chela memperingati.
"Ya ampun kak kan bunda udah bilang, kamu kelihatan tua kalau pake makeup tebel gitu, hapus! dandan tuh yang sesuai umur gituloh" Omel Caca yang memang lagi sensitif karena hormon ibu hamil.
Jujur saja dari ke5 anak perempuannya, pergaulan Megi lah yang membuatnya sedikit ketar-ketir. Dari semua temenya yang pernah dibawa pulang juga sama diumur segitu bisa dibilang terlalu menor kalau dandan.
"Udah udah kan emang fashion anaknya di make up bun" lerai Mark yang hendak turun ia urungkan karena mendengar kegaduhan didalam kamar chela.
"Ya tapi nggak harus kesekolah juga" kekeuh caca dan berlalu kedapur.
Mark menghela nafas Caca yang sedang hamil tidak akan bisa dikalahkan belum lagi sifat Megi yang hampir sama dengan caca si tukang ngambek jadi ia harus extra sabar lagi menghadapi dua kesayangannya itu.
"bersihin kak habis ini berangkat" Ucap Mark lembut.
Muka megi sudah memerah karena kesal, jujur ia sakit hati jika bundanya mengatainya tua.
Ia hanya merasa tidak adil saja. Adiknya yang sukses dalam dunia permodelan, kakaknya yang bisa menyanyi dengan suara bagu, bisa dance serta otak pintarnya dari daddy sedangkan dirinya? Hanya make-up lah yang bisa ia kuasai tapi kenapa bunda tidak pernah mengerti?!!
Ditatapnya tajam sang kakak lalu keluar kamar dengan membanting pintu cukup keras membuat mark dan chela kaget mengelus dadanya.
"Kamu dijemput jisaka kak?"
"Iya dad, kenapa?"
"Gpp, yaudah kalau udah selesai turun ya kita sarapan bareng" chela mengangguk menanggapi kemudian melanjutkan kegiatannya yang tertunda tadi.
Flashback off~
"Kak bunda buka ya" tak ada sahutan dari dalam.
Dibukanya pintu itu perlahan, sepi tidak ada orang mungkin sedang kekamar mandi pikirnya. Matanya tertuju pada meja belajar yang sedikit berantakan kentara sekali putrinya lagi belajar. Ia memutuskan merapikan meja sambil menunggu Megi.
"Iya habis ini tidur nunggu maskernya kering" sayup terdengar suara Megi mungkin sedang vidcall dengan pacarnya.
"Eh" kagetnya saat melihat bundanya berada dikamar.