Cinta selalu punya cara untuk mengusik hati pemiliknya. Meski lisan mengatakan tidak, tapi hati tidak bisa berbohong. Ia akan terus mengusik, mengganggu, sampai si pemilik hati menyerah dan mengakui kalau aku masih peduli, kalau aku masih sayang.
Rapat telah berjalan hampir satu jam, tapi jangan tanya kemana pikiran Siska selama rapat.
Hanna.
Matanya terus tertuju pada kursi kosong yang berada tepat bersebrangan dengan mejanya, telinganya mungkin samar-samar mendengarkan apa yang diperbincangkan selama rapat, secara kasat mata mungkin terlihat seperti tidak terjadi apa-apa, padahal hatinya tidak bisa berhenti mencemaskan Hanna.
Siska memasukkan agar-agar ke dalam mulut, ini adalah piring ke empatnya, setiap kali ia merasa hati dan pikirannya akan meledak karena memikirkan Hanna, maka satu potong agar-agar akan masuk ke dalam mulutnya, berharap dapat menjadi pengalihan meski sesungguhnya sia-sia.
"Kasian ya Bu Hanna." bisik Yana tiba-tiba di sela rapat saat sedang sedikit santai.
Sudut mata Siska melirik Yana, ia tidak sadar kalau Yana sudah duduk di sebelahnya selama rapat. Sejak kapan?
Ia pura-pura mengabaikan, tapi telinganya ia pertajam demi mendengar apa yang Yana bicarakan kepada teman kerja di sebelah Yana. Ia menyuap kembali agar-agar ke mulutnya sambil dengan sabar menunggu kalimat apa yang akan ia dengar setelah ini.
Namun sialnya, Yana justru melanjutkan kudapannya dengan santai, rasanya Siska ingin berteriak WOY JANGAN MAKAN AJA LO! HANNA KASIAN KENAPA TADI YAELA! KENTANG!!!
Siska berusaha menahan diri, menggeser duduknya demi menyembunyikan ketidaksabarannya atas ucapan Yana yang menggantung. Ia berdehem berulang kali, berharap Yana mengerti maksud kode itu. Apa iya Yana akan mengerti?
Namun sekali lagi sia-sia. Siska tak mendapatkan informasi apapun dari Yana selain ucapan yang mengatakan kalau snack rapat kali ini benar-benar fantastik.
Siska menghela nafas lelah. Ia berniat untuk menanyakan langsung kepada Yana tapi ia urungkan. Ia mencoba menimang-nimang kembali, ia buka bibirnya untuk memulai pertanyaan tapi sedetik kemudian ia katupkan kembali.
Ia kesal dengan dirinya sendiri. Ia merasa tidak bisa mengajak damai hatinya agar tidak gelisah, berhenti sebentar saja mengkhawatirkan Hanna. Bisa?
"Asli sih ini masakan rumahan kayaknya. Rasa dan bentuknya kelihatan bersih, kan ya?" ucap rekan kerja Yana sungguh-sungguh sambil memasukkan kue terakhir ke mulutnya.
Yana mengangguk setuju, mulutnya begitu penuh dengan makanan.
ASTAGA YANA LO BILANG KENAPA SIH TADI HANNA KENAPA? DIA KASIAN KENAPA WOY NGUNYAH MULU NIH ORANG!!!
"Tapi kasian loh Bu Hanna."
AKHIRNYA!!! Kalimat yang Siska tunggu akhirnya terucap. Dirinya benar-benar tak sabar ingin mendengar kelanjutannya.
"Bu Hanna-- uhuk uhuk uhuk. Uhuk uhuk."
KAMPRET LO YAN!
Siska mengambil minum di meja lalu memberikan kepada Yana. "Nih minum!" ucap Siska kesal, ia benar-benar geram.
Yana menerima dan langsung meminum, tidak ada waktu untuk merasa heran dengan sikap Siska karena ia merasa sudah mau mati karena tersedak.
Hadeh. Minumnya juga kenapa anggun banget sih? Gue butuh kelanjutan cerita Hanna loh Yana astaga ya ampun!!!
"Makasi ya." ucap Yana tulus dengan sedikit bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Two Hurts (GxG - COMPLETE)
Romance[Terima kasih sebelumnya karena tidak memplagiat cerita ini dalam bentuk apapun] Cerita ini lanjutan dari kisah Hanna dan Siska di judul The Two Hurts karya Awannis07. Warning : GxG Content, 18+ copyright @Juli 2020