12. Apa Kamu Bersedia?

4.5K 319 418
                                    

Suasana mulai gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana mulai gelap. Guratan merah saga samar-samar mewarnai langit kebiruan. Bercampur sehingga menyajikan warna keunguan di langit petang ini.

Cantik.

Ditambah suasana pernikahan mewah yang digelar di luar ruangan, lampu-lampu menjadi pengganti cahaya baskara. Dua layar besar di sudut kiri dan kanan, lalu lampu utama di pelaminan utama.

Indah sekali.

Semua akan melihat pemandangan dekorasi pernikahan ini sama indahnya. Perpaduan warna cokelat dari dekorasi kursi dan lampu berwarna kekuningan, membuat kesan pesta malam ini sesemakin terlihat elegan dan romantis.

Kecuali bagi Diswara.

Saat semua takjub memandangi sang pengantin berbalut pakaian dress panjang berwana cokelat keemasan berpasangan dengan lelaki bertuksedo berwarna selaras, Diswara justru menatapnya dengan rasa sakit.

Matanya tak lelah mengikuti kemana Nanda pergi menghampiri tamu, sesekali mata mereka bertemu. Berbicara melalui tatapan mata, seolah sedang saling menyampaikan apa yang dirasa. Lalu panggilan dari para tamulah yang memutus tatapan penuh kerinduan itu.

Andai bukan karena permintaan Nanda, Diswara sudah memilih untuk pulang sejak kata 'Sah' menggema memekakkan telinganya, menghancurkan hatinya. Air mata menjadi kata paling bisu yang bisa Diswara sampaikan, luruh hanya di dalam hati.

Raganya mungkin di pesta ini, tapi hati dan pikirannya kosong entah kemana. Tidak ada bagian dari pesta ini yang tidak memberikannya luka, menyadarkan kenyataan, kalau Nanda sudah tidak mungkin diperjuangkan, selamanya.

"Nggak capek berdiri di situ terus?"

Diswara menoleh malas ke arah suara, ia hafal suara menyebalkan itu meski baru beberapa hari bertemu. Lalu pandangannya kembali mencari dan mengikuti kemanapun Nanda pergi. "Bentar lagi juga gue pulang."

"Hm... Pasti sakit."

Diswara tersenyum tipis. "Bohong kalau gue bilang nggak, Siska."

Siska mengangguk, meneguk minuman yang entah apa rasanya. Dia baru pertama kali meminumnya. Katrok banget gue. Serasa kayak air cucian piring sih ini. Lantas ia meletakkan di sembarang meja.

"Kalian nggak ada ngobrol apa gitu selesai nge-date kemarin?"

Diswara menggeleng. "Percuma."

"Kenapa percuma?" Siska menahan seorang pramusaji dan mengambil dua gelas minuman dari nampan yang dibawa pramusaji. "Thank you," ucapnya tanpa suara.

"Emang gue harus ngobrolin apa sama dia? Toh memang nggak ada yang harus diobrolin, kan?" Matanya masih sibuk mengikuti kemanapun Nanda melangkah.

"Nih." Siska menyodorkan segelas minuman berwarna merah untuk Diswara.

Sayangnya yang diberikan justru menggeleng, ia menolak pemberian Siska. Siska pun hanya mengangkat bahu sebagai tanda acuh, lalu memilih mau gelas mana dulu yang akan ia minum.

The Two Hurts (GxG - COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang