LOKER

422 7 0
                                    

Di pagi hari, Elina sedang bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Elina berjalan menuju ke halte bus, ditengah perjalanan Elina, ia melihat Erik dengan sepeda motornya menuju ke sekolah. Erik hanya lewat dan tidak melirik Elina sama sekali, kemudian Elina hanya melanjutkan perjalannya. Di dalam bus Elina mulai memuka bukunya dan mulai membacanya, Elina mulai belajar karna hari ini adalah hari pertama ujian semester. Tidak lama kemudian Elina pun sampai di halte bus dan turun kemudian memasukkan buku yang dibacanya kedalam tas dan melanjutkan perjalannya kesekolah.

Didepan gerbang Elina nampak mencari Erik sambil berjalan, tapi sampai Elina didepan kelasnya, Elina tidak melihat Erik. Dan membuat muka Elina nampak kecewa. Elina pun masuk ke kelas dan mulai membuka bukunya untuk belajar.

"ini masih pagi lo Lina, kok mukanya udah kayak bete gitu sih" ucap Amel

"iya nih, kok manyun-manyun gitu" sambung Jesica

"gak tau juga nih bawaannya bete terus" jawab Elina

"mungkin bete karna hari ini ujian pertama kali"

"mungkin juga sih"

"udah-udah mendingan belajar aja supaya nilai ujiannya bagus"

Mereka pun mulai belajar di meja mereka masing-masing. Ujian akhirnya dimulai, Elina nampak lancar menjawa soal-soal ujian. Tidak lama kemudian ujian pun usai dan murid-murid mulai mengumpulkan kertas ulangannya.

"waktunya sudah selesai, silahkan kertas ulangannya dikumpulkan. Dan kalian bisa keluar"

Elina pun selesai tanpa ada halangan sedikit pun dan Elina keluar dari kelas sambil menunggu Amel da Jesica. Amel dan Jesica pun juga keluar dari kelas dan mulai berjalan ke kantin. Setelah itu Elina kembali ke kelas dan mulai belajar lagi, disaat Elina ingin mengeluarkan bukunya, ia tidak dapat menemukan bukunya didalam tasnya, ia baru ingat bahwa bukunya ada didalam lokernya. Elina pun keluar kelas dan menuju ke loker siswa.

Elina kemudian membuka loker miliknya, dan Elina dikejutkan dengan minuman yang ada didalam lokernya, Elina merasa ia tidak pernah menimpan minuman didalam lokernya. Elina melihat sekeliling dan tidak menemukan siapapun, Elina mulai kebingungan. Elina pun mengambil minuman itu dan menemukan ada surat dan mulai membacanya. Setelah membaca surat tersebut Elina nampak tersenyum, ternyata minuman itu diberikan oleh Erik untuk mengganti minuman Elina yang diberikan beberapa hari yang lalu.

"padahal aku lebih suka yang rasa jeruk" melihat minuman

Elina pun berjalan menuju kelas sambil menikmati minuman yang diberikan Erik

"masih lebih enak yang rasa jeruk"

Elina langsung duduk kursinya dan menyimpan minumannya diatas meja dan mulai membuka bukunya. Amel penasaran melihat minuman diatas meja Elina.

"biasanya kamu sukanya yang rasa jeruk, kok malah beli yang rasa stroberi"

"mau nyoba aja"

Amel mengangguk dan berbalik dan meneruskan belajar. Tidak lama kemudian Erik masuk kedalam kelas Elina dan menukar minuman Elina yang ada dimeja, Elina terkejut melihat Erik dikelasnya. Setelah menukar minuman Elina, Erik langsung meninggalkan kelas Elina. Hal itu membuat Elina kebingungan melihat tingkah Erik. Elina kemudian melihat minuman yang ditukar Erik, minuman itu adalah minuman kesukaan Elina. Ternyata Erik lewat didepan kelas Elina dan tidak sengaja mendengar pembicaraan Elina dan Amel. Setelah itu, semua murid yang ada di kelas langsung menatap Elina dengan muka yang terkejut, begitu juga dengan Amel dan Jesica. Dan kemudian mereka mendekat ke Elina dan mulai berkerumun. Mereka terus bertanya tentang hubungan Elina dan Erik, tapi Elina tidak bisa menjawab semua pertanyaan mereka, karna mereka berebut untuk bertanya dan membuat Elina merasa bingung.

"sto.....p" berteriak sambil memukul meja

Sontak semua murid yang berkerumun di sekitar Elina diam.

"sudah cukup, aku gak bisa jawab pertanyaan kalian satu-satu kalau begini caranya"

Kemudian keadaan mulai tenang dan Amel dan Jesica pun yang berbicara kepada Elina

"kamu pacaran ya sama kak Erik" tanya Amel

"aku dan kak Erik gak pacaran"

"terus kenapa kak Erik bisa kasih minuman ke kamu?"

"dia cuma mengganti minuman yang aku kasih ke kak Erik, itu aja kok" jawab Elina

Setelah mendengar ucapan Elina mereka masih kurang percaya dengan ucapan Elina

"kamu yakin cuma karna itu?" ucap Jesica

"iya, cuma karna itu dan gak lebih. Lagian kak Erik itu baik tau tapi kaliannya aja yang terlalu parno ke kak Erik dan percaya dengan perkataan orang tanpa ada bukti"

Mendengar perkataan Elina murid yang berkumpul disekitarnya mulai kembali ke meja mereka masing-masing. Amel dan Jesica pun mulai tenang. Tidak lama kemudian Amel kembali berbalik ke Elina.

"apa bener kak Erik itu baik"

"iya Amel, buktinya aku baik-baik aja tuh ada didekat kak Erik"

Amel kelihatan masih kurang percaya dengan perkataan Elina.

"udah Mel, jangan terlalu dipikirin mendingan lanjut belajar aja"

Amel dan Elina pun melanjutkan belajarnya.

***

Bel pulang akhirnya berbunyi, semua murid mulai meninggalkan sekolah. Amel dan Jesica harus pulang telat karna mereka ada piket dan Elina pun harus pulang sendiri. Setelah meninggalkan gedung sekolah dan mulai berjalan ke gerbang, Elina melihat Erik diparkiran dan Elina pun menghampiri Erik untuk berterimakasih.

"kak Erik...."

"ada apa lagi"

"cuma mau bilang makasih ke kak Erik, soalnya tadi mau bilang makasih tapi kak Erik keburu pergi. Makasih ya buat minumannya"

"sama-sama"

Erik kemudian mengambil motornya dan menaikinya. Erik mulai mengenakan helm dengan keren membuat Elina menatap Erik karna Erik terlihat sangat keren. Erik kemudian melihat kearah Elina.

"kamu pulang naik apa?"

"naik bus"

Kemudian Erik melempar helm kepada Elina. Elina nampak bingung karna Erik memberikannya helm.

"kamu harus pakai helm kalau mau naik motor"

"tapi kan aku...."

"cepat pakai dan naik, aku hitung sampai tiga"

Elina langsung memakai helm dan langsung naik ke motor Erik. Erik pun mulai mengendarai motornya dan meninggalkan sekolah. Mereka menelusuri jalan dikota bersama dengan motor dan selama perjalanan mereka tidak pernah bebicara satu sama lain hingga mereka berhenti didepan rumah Elina. Elina pun turun dari motor Erik dan mengucapkan terimakasih kepada Erik.

"Terimakasih kak, atas tumpangannya"

"sama-sama"

Erik kemudian mengambil helm dari Elina dan kemudian memutar motornya dan mulai mengendarai motornya menuju ke rumahnya.

"hati-hati kak" berteriak ke Erik yang mulai pergi

Setelah Erik sudah tidak terlihat lagi, Elina kemudian masuk ke dalam rumahnya.



KISAH CINTA SEKOLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang