Di pagi hari Elina sudah mulai bersiap-siap untuk ke sekolah. Elina memasukkan buku ke dalam tas dan mulai merapikan bajunya. Kemudian dia pun turun untuk sarapan bersama kedua orang tuanya.
"pagi ma, pa.."
"pagi sayang.."
Elina pun sarapan dengan roti dan secangkir susu. Selesai sarapan Elina pun berangkat ke sekolah.
"ma, pa, Elina berangkat dulu ya.."
"iya sayang hati-hati ya.."
Elina pun keluar dari rumah dan berjalan menuju halte bus. Tidak lama Elina menunggu di halte bus, akhirnya bus nya pun datang. Elina langsung masuk ke bus dan duduk di dekat jendela sambil memainkan hp nya. Tidak lama kemudian Elina melihat keluar jendela dan melihat Erik dengan mengendarai motor di samping bus. Melihat Elina memandangjnya Erik pun melambaikan tangan kepada Elina, Elina kemudian merasa khawatir karna yang Erik lakukan sangat berbahaya. Tapi Erik terus saja mengikuti bus yang di tumpangi Elina sampai Elina turun dari bus.
Setelah Elina turun Erik pun melambaikan tangan kepada Elina sambil mengendarai motornya menuju ke sekolah. Elina sangat terharu melihat kelakuan Erik.
"dasar Erik..."
Kemudian Elina pun berjalan menuju ke sekolah. Selama perjalanan dari gerbang sekolah menuju kelas, Elina tidak lagi melihat Erik. Di kelas ternyata Amel dan Jesica sudah menunggunya.
"hai Lina..." sapa Amel
"hai Amel..."
Kemudian Elina pun duduk. Kemudian Elina mulai mengambil buku yang ada di laci nya, tapi dia terkejut karna menemukan bunga di dalam lacinya. Elina tidak tau siapa yang menaruh bunga di lacinya, Elina pun mulai kebingungan dan melihat sekeliling.
"ada apa Lina?" tanya Amel
"ini nih ada yang menyimpan bunga di laci aku, tapi aku gak tau siapa yang punya"
"Elina itu pasti buat kamu lah" ucap Jesica
"tapi siapa aku gak tau siapa yang memberikan bunga ini" ucap Elina bingung
"cieee.. Elina" ucap Amel
"udah Elina simpan aja" ucap Jesica
Elina pun mulai berpikir kira-kira siapa yang memberikan bunga kepadanya. Di pikiran Elina hanya ada satu orang yang bisa melakukan semua ini, dan dia adalah Erik. Kemudian Elina pun mengirimkan pesan kepada Erik dan menanyakan tentang bunga tersebut. Tapi Erik menyangkal dan memberitahu Elina kalau bukan dia yang menyimpannya di laci, kalau pun itu Erik mana bisa dia menyimpan bunga di dalam laci Elina dan tidak di ketahui oleh murid yang sudah berada di kelas. Elina pun mulai penasaran siapa sebenarnya orang yang memberikannya bunga.
***
Saat pelajaran sudah selesai, Elina, Amel dan Jesica pun pergi ke kantin dan membeli beberapa makanan dan membawanya ke taman untuk bersantai di sana. Di taman juga ternyata ada Erik bersama dengan Amanda yang duduk tidak jauh dari Elina. Erik terus saja melihat Elina san begitu juga dengan Elina. Tidak lama kemudian Elina, Amel dan Jesica pergi dari taman dan berjalan ke menuju kelas. Di kelas Elina nampak mencari-cari sesuatau.
"kamu cari apa Elina.." ucap Amel
"ini nih buku aku kok gak ada ya.." ucap Elina
"coba cari lagi deh" ucap Amel
"ih tetap gak ada Mel, gimana donk"
"kamu ingat-ingat dulu deh, dimana kamu menyimpannya" ucap Amel
Elina pun mulai berpikir dan akhirnya dia pun mengingat dimana dia menyimpan bukunya.
"oh iya aku kan simpan di loker aku" ucap Elina
"yaudah sana cepat ambil, soalnya pelajaran udah mau mulai" ucap Amel
Elina pun keluar dari kelas dan berjalan ke lokernya. Setelah itu Elina pun membuka lokernya dan dia terkejut karna dia menemukan bingkisan di dalam lokernya. Elina pun mulai melihat sekeliling dan melihat dari atas ternyata ada Erik yang sedang melihatnya dari lantai dua. Ternyata Erik yang menaruh bingkisan itu di loker Elina, kemudian Erik menyuruh Elina untuk membuka dan melihat apa isi dari bingkisan itu. Elina pun membukanya dan ternyata isinya adalah sebuah kalung yang sangat indah. Elina sangat menyukai kalung yang diberikan oleh Erik. Kemudian Erik menyuruh Elina untuk memakai kalungnya. Elina pun memakainya dan kalung itu sangat cocok untuk Elina. Elina sangat bahagia dan berterimakasih kepada Erik. Erik dan Elina terus bertatapan hingga datang seorang guru menghampiri Erik dan menyuruhnya untuk masuk ke kelas. Mereka berdua pun akhirnya berjalan menuju kelas mereka masing-masing.
Di dalam kelas Elina tampak sangat bahagia dan terus saja memegangi kalung pemberian Erik. Hingga Amel melihat tingkah Elina.
"kamu kenapa? Kok dari tadi senyum-senyum gitu" ucap Amel
"gak apa-apa kok" ucap Elina
"ih Elina kayak orang gila, senyum-senyum sendiri" ucap Amel
Elina hanya terus saja tersenyum dan membuat Elina gelang-gelang kepala melihat Elina.
***
Saat istirahat kedua, Elina, Amel dan Jesica berjalan ke ruang makan untuk makan siang. Mereka mulai mengantri dan setelah mendapatkan makanan mereka pun duduk dan menikmati makanan mereka sambil berbincang-bincang.
"eh gimana kalau pulang sekolah kita ke toko dekat sekolah yang baru itu?" ucap Amel
"boleh juga, kebetulan aku kangen sama es krim buatan mereka" ucap Jesica
"kamu bener banget, es krim di sana rasanya emang juara" tambah Elina
"jadi gimana, mau kan?" ucap Amel
"iya lah.." ucap Jesica
"oke pulang sekolah kita cusss ke sana" ucap Amel
Setelah itu Erik dan Amanda juga masuk ke ruang makan dan setelah mengambil makanan, mereka duduk di samping Elina. Erik kemudian menyentuh tangan Elina dan membuat Elina tersipu malu. Kemudian Amanda melihat kalung yang di pakai Elina.
"wah kalung kamu sangat indah" ucap Amanda
Elina kemudian melihat kalungnya dan memegangnya dan tersenyum.
"sepertinya kamu sangat menyukai kalung itu ya?" tanya Amanda
"iya kak, aku sangat menyukainya" ucap Elina sambil melihat kearah Erik
"kok aku jadi iri ya.. Soalnya kalung kamu bagus banget. Boleh gak aku pinjam" ucap Amanda
"maaf kak ini sangat berarti untuk aku jadi aku gak bisa melepaskan kalung ini biar sebentar saja" ucap Elina
"yah..padahal aku mau banget coba loh, mungkin aku juga bakal cocok deh kalau pakai kalung itu" ucap Amanda
Kemudian Elina merasa tertekan dan melihat kearah Erik.
"udah lah Amanda, makan aja ya" ucap Erik
Erik pun melihat ke arah Elina dan tersenyum, melihat Erik tersenyum, Elina pun ikut tersenyum dan melanjutkan makannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH CINTA SEKOLAH
Fiksi RemajaElina harus ikut pindah sekolah karena mengikuti orang tuanya, apa yang akan terjadi kepada Elina di sekolah barunya?