MERAWAT

181 3 0
                                    

Keesokan paginya akhirnya Erik pun mulai sadar. Erik melihat Elina sedang tertidur sambil memegang tangan Erik. Erik kemudian mengelus kepala Elina lalu Elina pun terbangun. Elina kemudian menatap Erik dan tiba-tiba dia menangis, Erik kebingungan melihat Elina yang tiba-tiba menangis.

"kamu kenapa?"

"hiks..hiks..akhirnya kamu bangun juga hiks...hiks...Kamu tau, aku sangat takut jika terjadi apa-apa sama kamu...hiks...hiks..."

"sudahlah Elina, aku juga sudah tidak apa-apa"

"hiks...hikss... Aku sangat takut Erik..." memeluk Erik

"sudahlah, jangan menangis lagi" menepuk Elina yang sedang memeluknya.

Tidak lama kemudian dokter Arya pun masuk ke ruangan. Mendengar ada orang masuk Elina kemudian melepaskan pelukannya. Tapi dokter Arya sudah melihat mereka berdua.

"sepertinya saya mengganggu"

Elina pun menjadi malu.

"om Arya..." ucap Erik

"hai Erik, akhirnya kamu sadar juga"

"kok om Arya..." ucap Erik

"kan om Arya yang menangani kamu waktu di IGD" ucap Elina

"kamu kenal sama om Arya?" tanya Erik

"iyalah, aku juga awalnya kaget karna ternyata dokter yang menangani kamu adalah paman kamu sendiri dan disitulah kami berkenalan" jawab Elina

Erik pun mengangguk. Kemudian Erik pun menyuruh Elina untuk pulang dan pergi kesekolah karena Elina sudah menemaninya semalaman.

"Elina bukankah hari ini kamu harus ke sekolah?" tanya Erik

"aku bolos dulu aja, kan aku mau menemani kamu disini" jawab Elina

"Elina kami harus ke sekolah ya" ucap Erik

"kalau aku ke sekolah, nanti kamu disini sendirian" ucap Elina

"kamu gak perlu khawatir, kan disini ada om Arya" ucap Erik

"iya Elina, lebih baik kamu pergi sekolah. Biar aku yang jaga Erik" ucap Doktrer Arya

"baiklah.." ucap Elina

Elina pun pulang dan bersiap untuk ke sekolah.

Elina pun sampai ke sekolah dan berjalan menuju ke kelasnya dengan wajah yang murung. Di kelas sudah ada Amel dan Jesica yang menunggu Elina. Di dalam kelas Elina langsung duduk di bangkunya. Dan membuat Amel dan Jesica khawatir.

"Elina, apa kak Erik baik-baik saja?" tanya Jesica

"kak Erik udah siuman dan mulai membaik" jawab Elina

"syukurlah kalau gitu" ucap Jesica

"kamu jangan sedih lagi Elina, kan kak Erik udah baik-baik aja" ucap Amel

"aku sedih karna aku masih khawatir sama Erik" ucap Elina

"sudahlah Elina kak Erik pasti akan baik-baik saja" ucap Jesica

Tidak lama kemudian pelajaran pun dimulai dan Elina tidak bisa fokus belajar karena dia terus kepikiran Erik.

***

Bel istirahat pun berbunyi, dan Amel dan Jesica mengajak Elina untuk keluar untuk makan siang.

"Elina yuk..."

Elina hanya diam ditempat

"Elina jangan seperti ini..." ucap Jesica

"iya Elina, kamu juga harus jaga kesehatan kamu. Kalau kamu sakit siapa yang bisa menemani kak Erik" ucap Amel

"bener kata Amel, kamu juga harus makan" sambung Jesica

"baiklah..." ucap Elina sambil berdiri

Amel, Jesica dan Amel pun berjalan menuju ruang makan. Dalam perjalanan Elina mencari-cari Amanda dan Rehan tapi dia tidak melihat Amanda dan Rehan. Bahkan di ruang makan pun Amanda dan Rehan tidak terlihat sama sekali. Selesai makan, mereka pun kembali ke kelas.

Setelah semua pembelajaran di sekolah sudah selesai, Elina pun mulai merapikan bukunya ke dalam tas.

"Elina..." tegur Amel

"iya ada apa?" ucap Elina

"Elina kamu mau langsung ke rumah sakit?" tanya Amel

"iya.." jawab Elina

"padahal hari ini aku juga mau ikut jenguk kak Erik tapi hari ini aku ada eskul jadi lain waktu ya Elina.." ucap Amel

"iya nih Elina, aku juga gak bisa jenguk kak Erik" sambung Jesica

"udah gak usah dipikirin kan masih ada lain waktu" ucap Elina tersenyum.

Elina pun bejalan pulang dan langsung naik taksi menuju ke rumah sakit. Di tengah perjalanan, Elina berhenti dan turun untuk membeli buah-buahan untuk Erik. Sesudah membeli beberapa buah, Elina pun melanjutkan perjalannya menuju ke rumah sakit tempat Erik dirawat.

Akhirnya Elina pun sampai dan masuk ke rumah sakit dan berjalan menuju ruangan tempat Erik di rawat. Elina kemudian membuka pintu dan melihat dokter Arya yang sedang menemani Erik. Elina pun masuk.

"hai...Erik..." sapa Elina

"Elina...akhirnya datang juga" ucap Erik

"kalau gitu aku keluar aja lah" ucap dokter Arya

"loh kok keluar om?" tanya Elina

"iya, kan udah ada Elina disini dan dokter juga gak mau ganggu kalian berdua" jawab dokter Arya sambil tersenyum.

Dokter Arya pun keluar dari kamar Erik dan disana hanya ada Elina dan Erik.

"nih aku bawa buah buat kamu" ucap Elina

"makasih ya El"

"sama-sama.."

Elina kemudian menarik kursi dan duduk dan mulai berbicara dengan Erik.

"oh iya..." mengambil tas.

"ada apa lagi?"

Elina kemudian mencari sesuatu. Kemudian Elina mengeluarkan spidol dari tasnya.

"nah ketemu juga" ucap Elina

"emang spidol itu buat apa?" tanya Erik

"adadeh.." jawab Elina

Elina kemudian mulai menggambar-gambar di atas gips yang ada di tangan Erik.

"Elina apa yang kamu lakukan?" tanya Erik

"anggap aja ini adalah jimat agar tangan kamu cepat sembuh dan gak kesakitan lagi" jawab Elina

"hah..Jimat?" tanya Erik sambil tertawa kecil

"iya jimat, sama seperti obat untuk tangan kamu dan juga supaya gipsnya gak keliatan membosankan" jawab Elina

"tapi aku sudah punya jimat sendiri kok" ucap Erik

"hah...."

Erik kemudian mengeluarkan plaster luka yang di berikan Elina kepadanya dan belum Erik pakai dulu.

"ini dia jimat yang paling manjur" ucap Erik

"itukan plaster luka yang aku berikan, kamu masih menyimpannya?" sahut Elina

"iya donk, kan ini juga jimat dari kamu kan dan berkat ini aku tidak merasakan sakit apapun" jawab Erik

"kalau gitu aku tetap mau menggambar di sini supaya kamu cepat sembuh" ucap Elina

Erik tersenyum melihat Elina menggambar dengan bahagia.





KISAH CINTA SEKOLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang