Di hari kedua sekolah Elina masih seperti biasa, naik bus dan berjalan ke sekolah, perjalan menuju gedung sekolah Elina dikejutkan dengan seseorang yang memanggil namanya, orang itu tidak lain adalah Amel.
"Elina......" berteriak
Elina menoleh dan melambaikan tangannya ke Amel, Elina tertawa melihat Amel berlari kearahnya.
"hati-hati Mel"
"pagi Elina" sahut Amel sambil menepuk pundak Elina
"pagi juga Mel" sambil tersenyum
Amel dan Elina terus berbincang-bincang hingga mereka sampai di dalam kelas. Didalam kelas Jesica sudah duduk sambil membaca buku komik.
"pagi Jes" sahut Amel sambil mendekati Jesica
"hmmm, pagi" mata hanya tertuju pada buku komik
Elina dan Amel tersenyum melihat tingkah Jesica sambil duduk di bangku mereka. Jesica merupakan orang yang cuek tapi parhatian dia juga sangat pintar di kelas tidak seperti Amel yang tidak mementingkan nilai dia lebih suka bermain dan selalu ceria. Elina sangat nyaman dengan Amel dan Jesica.
Didalam kelas Amel dan Elina terus berbincang-bincang sambil menunggu pelajaran sedangkan Jesica sibuk dengan komiknya. Tidak lama kemudian, seorang siswa berteriak sambil masuk ke dalam kelas."mereka datang..."
Sontak semua murid yang ada di kelas termasuk Amel dan Jesica keluar kelas dengan tergesa-gesa. Elina hanya duduk dan bingung melihat semua murid keluar kelas.
"ada apa ini, apa yang terjadi" penasaran
Tiba-tiba segerombolan siswa masuk ke kelas. Elina hanya duduk dan bingung, kemudian seorang pria tinggi, putih dan tampan masuk dan seketika pandangan Elina hanya tertuju pada pria itu. "wah" ucap Elina sambil melihat pria tinggi itu. Pria itu menatap Elina sambil tersenyum licik, suasana makin canggung didalam kelas. Tidak lama kemudian Jesica masuk dan menarik Elina untuk keluar dari kelas, sontak membuat Elina terkejut dan kemudian jatuh di lantai.
*brukk*
"au sakit, pelan-pelan dong Jes"
Jesica langsung membantu Elina untuk berdiri dan langsung meminta maaf kepada siswa yang ada di kelas dan membuat Elina semakin bingung.
"maaf kak, maaf "
Jesica langsung menarik Elina untuk keluar kelas, tapi mata Elina terus tertuju kepada Pria tampan itu. Jesica terus menarik Elina hingga jauh dari kelas.
"ini ada apa sih? Kok tiba-tiba semua keluar dari kelas dan kamu juga Jes main tarik-tarik sampai aku jatuh kan" penasaran
"ih kamu ni ya kenapa kamu gak keluar waktu lihat semua orang keluar, malah duduk sendiri bengong" ucap Jesica
"emangnya ada apa sih"
"itu tu waktunya pemeriksaan, semua siswa wajib keluar kelas" sahut Jesica
"tapi kenapa harus lari-lari gitu sih, kenapa juga gak bilang aja tadi"
"Lina kamu lihat pria tinggi dan tampan itu kan?" sahut Amel
"hmmm" mengangguk
"namanya tu kak Erik, dia itu paling ditakuti disini" ucap Amel
"kok bisa ditakutin bukannya dia banyak yang suka ya?" menjawab ucapan Amel
"iya dia emang tampan banyak juga kok yang naksir termasuk aku, tapi aku bukan yang fanatik sih, cuma mengagumi aja" tersenyum
"kita juga gak tau kenapa kak Erik itu ditakutin, tapi katanya sih kak Erik itu penindas dan dia sering berkelahi dengan murid-murid dari sekolah lain" ucap Jesica
"emang bener kalau kak Erik itu orangnya kayak gitu?"
"katanya sih emang begitu" sahut Jesica
"emang siapa aja yang sudah ditindas sama kak Erik?" tanya Elina kepada Amel dan Jesica
"gak tau juga sih, tapi kalau dia ketemu dengan orang yang cocok buat ditindas dia akan menindasnya habis-habisan, sepertinya kak Erik masih cari mangsa buat ditindas deh" jawab Amel
"kita juga baru masuk sekolah kan jadi gak tau gimana ceritanya" sahut Jesica
"dan juga tatapan dingin kak Erik itu bikin merinding tau gak" sambung Amel
Elina hanya terdiam dan tidak memedulikan perkataan Amel dan Jesica dia hanya terus teringat wajah pria tinggi yang bernama Erik.
Hingga malam tiba Elina terus terbayang wajah Erik.
"apa iya kak Erik seperti yang diceritakan Amel dan Jesica"
Elina hanya terus memikirkan Erik sampai tugas sekolahnya tidak dikerjakan.
"ah..terserah deh bukan urusanku juga" mengambil buku untuk mengerjakan tugas
Tiba-tiba suara ketukan pintu dari luar mengejutkan Elina.
*Tok Tok Tok*
"Lina makan malam dulu"
Itu adalah suara ibu Elina, yang memanggilnya untuk makan
"iya ma sebentar"
"mama tunggu di bawah ya?"
"iya ma" sambil membereskan buku-buku
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH CINTA SEKOLAH
Genç KurguElina harus ikut pindah sekolah karena mengikuti orang tuanya, apa yang akan terjadi kepada Elina di sekolah barunya?