rumah sakit

573 59 9
                                    

        Firasat tentang melepas, mengikhlaskan,lalu pergi.tapi ada saatnya pilihan Untuk pergi adalah akhir dari segalanya.

Eza baru saja memeriksa kakinya Yg tertindih motor,kata dokter ga ada masalah serius,cuma terkilir saja.
Eza dan Ica menuju UGD.
"Za Lo mending telpon keluarga nya deh"ucap Ica
"Iya"ucap Eza

Eza menelpon jefan beberapa kali,tapi tidak ada yg mengangkatnya.
"Jeje ga ngangkat telpon gue"ucap Eza
"Saski,gue aja deh yg telpon Lo ga punya nomor diakan?"ucap Ica segera menelpon saski.
"Hallo SAS,aza kecelakaan bareng Eza pas pulang sekolah,dia ada di UGD sekarang"ucap Ica
"Apa!!kenapa bisa kecelakaan sih"ucapnya kaget
"Udah Lo kasih tau keluarga nya suruh kesini"ucap Ica
Saski mematikan sambungannya.
"Gue salah ca"ucap Eza
"Ini kecelakaan za,bukan Lo yg salah"ucap Ica.

Ayah dan mmhnya aza sudah sampai dirumah sakit disertai Jeje dan saski.
"Lo apain adik gue hah!!kenapa dia bisa kecelakaan gitu"bentak Jeje dengan menarik kerah seragam Eza.
"Jawab!jangan diem aja bego"bentak Jeje.
"Salah gue,maaf"ucap Eza dengan mata berkaca kaca.
"Jahat!!jahat lo,Lo mau ngehancurin dia sampe mana?sampe berkeping keping hah!!"
"Bugh"satu pukulan terkena ujung bibir Eza.
"Udah udah,kak udah ya,kita doain adek kamu sama sama ya"ucap mmh nya menahan Jeje yg hendak mukul Eza.
"Lo pergi!!pergi!!!"teriaknya.
"Nak Eza kamu pulang aja ya obatin kaki kamu"ucap mmh nya.
Eza mengerti dia hendak bersalaman namun tangan nya dicengkal oleh Jeje.
"Gausah sok baik"ucapnya.
"Za udh yuk"ucap Ica memapah Eza pergi dari rumah sakit.

Setelah dokter membersihkan darah darah yg bercucuran dokter memeriksanya,keadaannya kritis sekarang.
"Dok gimana keadaan anak saya"ucap ayah aza
"Anak bapak sedang kritis sekarang,mungkin karna benturan dan darah yg bercucuran terlalu banyak"ucapnya
"Apa dia akan segera sadar pak?"ucapnya
"Kita doakan saja ya pak"ucap dokternya.

"Lo jagain saski aja dia nangis terus.gue bisa pulang sendiri"ucap Eza
"Ga,gue mau temenin Lo"tolak Ica
"Kasian saski ca,dia butuh Lo"ucapnya
"Lo yakin?apa gue suruh zura kesini buat bantu Lo pulang?"tanya Ica
"Jangan,dia udah pingsan disekolah.kasian."ucap Eza
"Gue pesen taksi kalo gitu"ucap Ica
"Oke"jawab Eza.
Tak lama pun taksi yg dipesan Ica datang,Ica langsung memapah Eza masuk ke taksi.
"Gue titip aza kalo ada apa apa langsung hubungin gue"ucap Eza
"Iya"balas Ica.
Ica langsung kembali ke saski dan menenangkannya.

"Pak ke coffe shop Nicki ya pak"ucap Eza pada sopir taksi
"Baik dek"ucapnya.
Mobilnya Kini menuju coffe shop zura bekerja.entah kenapa dia hanya ingin kesana sekarang.hatinya hancur melihat kondisi aza sekarang,jika dia tetep di rumah sakit dia ga akan kuat,dan juga Jeje akan semakin marah padanya.tidak ada tempat lain kecuali tempat coffe shop.
Eza berjalan seperti orang pincang dan memasuki coffe shop itu lalu duduk di tempat biasa dia duduki.yaitu pojok dekat dengan jendela ke arah jalan.
"Kak Eza,kak Eza kenapa?"tanya zura
"Ra,,aza Ra.."ucapnya bergetar.
"Aza kenapa kak?"tanya zura
"Aza koma"ucap Eza
"Hah,kenapa bisa gitu?tadi dia sekolah kok gue liat"ucap zura tidak yakin
"Gue sama dia kecelakaan tadi pulang sekolah Ra,ini salah gue.seharusnya gue yg koma bukan dia"ucapnya bergetar,air matanya tiba tiba turun.zura yg pertama kali melihat Eza menangis begini tidak tega,ia langsung mendekap Eza memeluknya dan mengucap ngusap punggungnya supaya dia tenang.
"Mungkin ini takdir kak,jangan salahin diri sendiri."ucap zura yg terus mengusap punggung Eza.
"Gue bego Ra,semuanya salah gue"ucapnya.
"Segitunya banget kak Eza tangisin aza,sesayang itu yah dia "batin zura.
"Kak jangan salahin diri sendiri terus,ini takdir kak.kita kesana sekarang yah"ucap zura
"Gausah,gue udah tadi"ucap Eza kembali duduk semula.
"Gitu yaudah nih minum dulu"ucap zura memberi coffe kesukaan Eza.
Eza meminum coffe nya,ia merasa lebih tenang sekarang.tapi dia belum menelpon orang tuanya yg sedang dipadang.dia tidak mau orang tuanya menyalahkan aza lagi walau sekarang aza yg menjadi korbannya.
"Kak Eza pulang aja,keliatan lemes gitu.orang tua kk udah tau?"tanya zura
"Mereka lagi dipadang"ucap Eza
"Kk harus istirahat,harus diobatin juga kaki nya"ucap zura.
"Iya nanti gue pulang."ucap Eza.
"Sekarang kak"ucap zura.
"Iya"balasnya
"Gue antar deh"ucapnya zura.
"Gausah,Lo masih kerja"ucapnya lalu pergi.

Eza pulang dengan menaiki angkot.sampainya di rumah...
"Den kakinya kenapa?trus itu tangan pada memar gitu?"tanya bibi
"Kecelakaan bi"ucapnya lemas
"Sini dulu bibi obatin,bibi ngambil obat merah dulu"ucapnya pergi mengambil obat merah.eza duduk di sofa,dia merasa bersalah banget,dia menyalahkan dirinya.hatinya ikut hancur setelah melihat aza yg berlumuran darah tadi.
"Sini tangan nya"ucap bibi sembari mengoleskan obat merah pada lengan Eza.
"Aww,pelan pelan bi,"ucapnya meringis kesakitan.
"Kecelakaan dimana den?kok bisa sih.yapi ga ada luka yg serius kan"ucap bibinya
"Aza bi,dia koma"ucap Eza pelan.
"Non aza?bibi pengen nengokin deh,dia baik banget sama bibi"ucapnya merasa sedih.
"Jangan bi,suasana nya sedang ga baik"ucap Eza
"Gitu yah,tapi Aden baik baik aja kan?"tanya nya
"Cuma kaki ketindih motor doang kok,aku ke kamar dulu ya"ucapnya berdiri menuju kamar.

"Hallo ca,dia belum sadar juga?"tanya Eza ditelpon
"Belom za,dia kekurangan darah"ucap Ica
"Trus udah ada yg donorin?"tanya Eza
"Udah,rean za"ucap ica.membuat Eza merasa cemburu rean yg donorin darah buat aza.
"Dia masih disana?"tanya Eza
"Masih"ucap Ica
"Yaudah,nanti gue telpon lagi"ucap Eza lalu mematikan sambungannya.

Malam ini Eza melamun dikamarnya,belum makan,sejak sore tadi dia hanya melamun,bagaimana menebus semuanya.apa mungkin setelah aza sadar dia akan membencinya.
"Den,ada zura di bawah"ucap bibi mengetok ngetik pintu kamar Eza.
Lamunan Eza buyar.
"Suruh kesini aja bi"ucapnya tanpa membuka pintu.
"Baik den"ucapnya.

"Non zura disuruh keatas aja katanya"ucap bibi
"Oh gitu ya bi,yaudah deh"ucap zura lalu bangkit dari duduknya.
"Yuk bibi antar"ucap bibi sembari menunjukan dimana kamar Eza
Sampainya didepan kamar Eza,,
"Den,ini non zura udah disini"ucap bibi mengetok pintu.
Eza membuka pintu
"Masuk aja kita ngobrol di balkon"ucap ya lalu menuju balkon.
Bibi pergi kedapur dan zura perlahan masuk.
"Serapih ini kamar kak Eza?rapi bersih dan wangi pula"gumam hatinya.
Eza duduk di kursi balkonnya.disusul dengan zura.
"Gue takut Lo berbuat apa apa sama diri Lo kak,makanya gue kesini"ucap zura.
Eza hanya diam,
"Gue tau Lo terpukul banget merasa bersalah sama aza.tapi,ini kecelakaan kak,takdir.siapa sih yg bisa lawan takdir?ga ada kak."ucap zura.
Eza masih terus terdiam memahami ucapan zura tadi.
"Lo ga boleh menyalahkan diri sendiri kak"ucapnya.
Eza menatap zura,semua omongannya benar.dia sedih juga ga akan bisa ngembaliin kondisi aza.
"Tapi gue juga yg salah Ra,kalo aja gue ga ngebut ngebut dan dengerin omongannya,mungkin dia ga akan ada dirumah sakit sekarang"ucapnya dengan nada bergetar.
"Harusnya gue yg ada dirumah sakit,gue rasa"ucapnya terisak.
Dia tidak bisa menahan tangisannya.zura mengusap ngusap punggung Eza agar dia tenang.
"Kita kerumah sakit aja gimana?liat kondisi aza"ucap zura
Eza menggelengkan kepala
"Percuma"ucapnya
"Percuma? percuma kenapa?"tanya zura
"Gue pasti diusir,tadi gue juga belum sempet liat kondisi dia Ra."ucap Eza
"Gitu ya,kita doain sama sama aja ya"
Eza terdiam..

                   ####
Saski,Jeje,dan orang tuanya aza masih menunggu aza sadar,namun itu sangat lama.
"Rean, terimakasih banyak ya udah mau donorin darahnya buat anak saya"ucap mmh aza
"Iya sama sama Tan,kalo gitu saya harus pulang tan.maaf juga ga bisa nemenin disini"ucap rean.
"Iya GPP,ini udah malam juga,hati hati ya"ucap mmh nya
"Hati hati an"ucap Jeje.
Rean pulang dengan motornya.rasanya lega bisa membantu aza.
"Gue Ga nyangka,baiknya dia cuma mau hancurin aza."ucap Jeje
"Kalo sampe aza kenapa Napa,gue ga bakal maafin dia"lanjutnya.
"Je,tenang dulu.ini kecelakaan.gue yakin dia juga ga mau ini terjadi"ucap saski.
"Lo kenapa belain dia?karna Ica pacar Lo dan sahabat dia?"tanya Jeje
"Bukan gitu,gue tau Eza gimana,Lo ga Deket juga kan sama dia?Lo ga tau dia gimana.jangan suka menilai orang dari apa yg dia lakukan sekali je"ucap saski.
"Gue ga peduli,"ucapnya lalu pergi
"Kak,mau kemana?"teriak ayah aza
"Keluar dulu yah"jawabnya
"Yah Eza ga gitu,dia ga mungkin celakain aza."ucap saski pada ayah
"Iya,ayah tau.eza baik biarin Jeje sendiri dulu ya",ucap ayah
"Iya yah,tapi ayah percaya kan,ini murni kecelakaan Eza juga terluka"ucap saski
"Iya,ini udah takdir kak"ucap ayahnya
"Iya om,Eza orang baik"tambah Ica
"Iya om juga tau dia anak baik,cuma orang tua nya aja yg belum maafin kita"ucapnya

EZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang