Dipaksa mundur oleh realita
DiPaksa menetap oleh harapan.Sudah tiga hari aza belum juga sadar dari komanya.bahkan keluarga dan teman teman nya sudah bolak balik ke rumah sakit hanya ingin melihat aza sadar,namun semuanya nihil aza masih berbaring diatas ranjang rumah sakit.
"Yah,kenapa aza belum bangun juga?"tanya mmh aza menangis dihadapan aza yg masih berbaring
"Sabar mah,nanti bakal bangun.kita doain aja ya"ucap ayah
"Aza kuat kok mah"ucap saski
"Je,ayok berangkat"ucap saski
Jeje mengangguk dan berpamitan untuk pergi ke sekolah.Eza berjalan di koridor masih dengan tatapan kosong dan melamun.rasanya belum impas jika ia meminta maaf langsung dan menjenguk aza kerumah sakit.sampai Eza menabrak seseorang lamunannya baru memudar.
"Hati hati kak"ucap zura
Eza hanya diam,sejak kejadian itu zura berusaha menenangkan dan membantu Eza supaya bangkit.eza yg biasanya ceria walau dingin,namun kini hanya diam dan murung.
Eza tidak memedulikan zura yg berada disampingnya,ia pergi ke kelasnya.
Namun hari ini konsen terasi Eza tidak ada,dia hanya melamun lalu tidur.untung saja dua mata pelajaran hari ini gurunya rapat,cuma diberi tugas saja.eza tidak mengerjakannya dia memilih tidur.
"Za,udah jam istirahat.lo mau nitip apa?gue mau kekantin nih"ucap Ica membangunkan Eza.
"Nggak ca"ucap nya sembari bangkit dan menggendong tasnya.
"Lo mau kemana,blom jam pulang za"tanya Ica
"Izinin gue ya,gue ga enak badan"ucap nya lalu pergi.
Ica juga bingung dengan sikap Eza sekarang,dia benar benar beda.
Ica berjalan menuju kantin,namun zura memanggilnya.
"Kak Ica"teriak zura berlari menuju Ica
"Zura,ada apa?"tanya Ica
"Kak Eza mana,tadi gue ke kls nya kok ga ada?"tanya zura
"Ouh,dia izin ga enak badan katanya baru aja keluar tadi"ucap Ica
"Ga enak badan?sakit?"tanya zura
"Iya kali,dia bilang gitu"jawab Ica
Tanpa bicara lagi zura berlari menuju ke luar gerbang,untung saja Eza masih menunggu angkot dipinggir jalan,zura mendekati Eza.
"Kak Eza!!"teriaknya
Eza menoleh kearah suara
"Kak Eza sakit?"tanya zura
Eza menggeleng.
"Trus kenapa pulang?"tanya zura.
Tiba tiba hujan turun dengan derasnya.zura lari untuk meneduh,namun Eza masih ditempat.
"Kak Eza sini neduh dulu"ucap zura
Eza hanya diam lalu pergi berjalan Kaki tanpa tujuan.
"Kak,tunggu"ucapnya sembari lari mengikuti Eza
"Kak,ini hujan.nanti sakit gimana?"ucap zura
"Gue sakit juga ga serata sama aza yg koma dirumah sakit"ucap Eza
"Kk masih salahin diri sendiri?itu takdir kak"ucap zura
"Gue yg ceroboh Ra,kalo aja gue denger perkataan dia,ga mungkin dia ada dirumah sakit"ucapnya
"Tapi kk juga harus sayang sama diri kk,mungkin aza juga ga mau liat kk gini"ucap zura
"Gue mau sendiri,Lo pergi!"perintahnya
"Gua ga mungkin ninggalin Lo dalam keadaan gini kak"ucap zura
"PERGII!!!"bentak Eza
"Tapi,,,"
"GUE BILANG PERGI,PERGI!!!!"bentak Eza
Zura yg merasa dibentak rasanya ingin sekali nangis,namun dia ga mau kak Eza liat.dia lalu pergi menuju kelasnya dengan baju yg basah."Nak, syukurlah kamu udah sadar,mamah takut banget km kenapa Napa"ucap mmh nya setelah aza sadar.
"Iya za mmh nangis Mulu"ucap ayahnya
Aza tersenyum
"Lo udah mendingan kan?"tanya Jeje yg berada dipinggir aza.
Aza mengangguk.
"Kak Eza kemana?dia ga kenapa Napa kan?"ucap aza
"Lo masih tanya in dia,setelah dia sengaja bikin Lo celaka gini?"ucap Jeje.
"Sabar je,dia baru sadar"bisik saski.
"Dia ga papa kan yah,mah."tanya aza
"Iya sayang dia baik baik aja"ucap ayah azaSetelah hujan reda Eza duduk ditaman dekat dengan rumahnya,dengan basah kuyup.
"Lo udah sadar kan za?Lo ga akan kenapa Napa kan?Lo jangan buat khawatir dong za.gue pengen liat Lo,tapi itu ga mungkin.semuanya emang salah gue,harusnya gue emosi waktu itu.maaf zaa"gumam hati Eza
"kak,,maafin gue ya.mungkin gue terlalu perintahin Lo tadi"ucap zura disamping Eza.
"Duduk"ucap Eza
Zura duduk.
"Harusnya gue yg minta maaf,sorry ya tadi gue lagi emosi aja.jadi bentak Lo"ucap Eza
"Tapi ucapan Lo bener kok,gue sadar kalo gue gini terus itu ga akan ngerubah apapun buat aza sembuh"ucap Eza
"Iya GPP,gue ngerti kok.gue cuma ga mau Lo nyakitin diri sendiri aja,gue takut"ucap zura
"Iya ga bakal"balas Eza
"Kita kerumah sakit jenguk aza yuk,katanya di udah sadar,gue ditelpon sama Rania"ucap zura
"Serius?dia udah sadar?"tanya Eza sumringah
"Iya kak,kesana yuk"ajak zura
Wajah eza yg tadinya sumringah menjadi sedih,bukannya ga mau menjenguk aza,tapi dia tau dia bakal diusir lagi.
"Kenapa?Ga mau kesana?"tanya zura
"Bukan gitu,tapi gue bakal diusir juga"ucapnya
"Bareng gue,gue jamin ga bakal deh yuk"ucap zura
"Yaudah deh,gue juga pengen liat keadaan dia"ucap Eza.
"Nanti gue chat Lo kak,gue kerja dulu.bay"ucapnya lalu pergi.
Eza melambaikan tangan,zura memang se ceria itu orang nya.walaupun masalah masalah yg dia hadapin dia tidak peduli,bukan menghindar tapi dia hanya tidak mau orang lain terlibat dalam masalah nya,dia hanya ingin orang di sekelilingnya bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
EZA
Teen FictionJika dia ditakdirkan untukmu sampai kapan pun ia tidak pernah jadi milik orang lain