"walau dunia sedang nggak baik ke kamu, kamu tetap harus baik kediri sendiri"
-aneska-kring!!
Bunyi bel istirahat terdengar lebih awal dari kemarin, katanya para guru akan rapat. Semua penghuni kelas keluar, menyisakanku dengan gadis tunanetra disampingku.
Aku hendak berjalan keluar tetapi sebelum itu, "nggak kekantin?" tanyaku pada seorang gadis disampingku. Katanya tunantra, tapi..
Ia tersenyum lalu menggeleng, tentu kalian tau apa jawabannya.
"makasih" ucapnya dengan suara lembut.
°
"woy!! Sini!!" ryan melambai sebagai tanda
Aku berjalan menuju ryan berada, lagi-lagi murid-murid memandangiku meskipun ini sudah bukan hal yang pertama bagiku tapi aku masih belum bisa membiasakannya. Terutama para siswi-siswi.
"widih.. Baru pindah kemarin tapi dah punya banyak peminat" gilang menyenggol ku dengan sikunya.
"saingan lu devano.." seru ryan yang juga menyenggol devano dengan sikutnya. Sementara devano hanya diam tak menanggapi. Seakan tak peduli
Tiba-tiba suasana kantin yang tadinya tenang menjadi sedikit ribut oleh murid-murid yang saling berbisik satu sama lain.
"si buta"
"ngapain sih dia kekantin?"
"eh kok masih sekolah disini ya?"
"ish itu si buta"
"eh si buta datang"
Itulah bisikan semacam gunjingan yang kudengar dari murid-murid di kantin. Mataku bekerja memandang seluruh ruangan mencari sesosok dalang keributan ini. Gadis itu, gadis dengan tongkat di tangannya. Dapat kulihat semua murid yang ada di kantin memandanginya dengan pandangan tak suka. Gadis itu berjalan sendirian dibantu dwngan tongkat ditangan kanannya.
'Apa dia tidak punya teman?' pertanyaan itu tiba-tiba berputar dibenakku, menambah beban hidup saja_-
tapi, apa ia benar-benar tidak memiliki teman? Setidaknya untuk membantunya berjalan. Jika memang tak mau berteman dengannya karena ia buta, bukankah itu cukup kejam.
Dan kantin bertambah riuh ketika chelsea datang berbuat keributan. Menuangkan jus jeruk tepat diatas kepala gadis tunanetra itu, Kejam.
"upss, sorry. Jus ini pahit, sepertinya cocok sama lo" kata chelsea dengan nada yang dibuat-buat.
Aku terheran begitu melihat seisi kantin tak ada yang bergerak untuk menghentikannya. Apa mereka takut dengan chelsea sampai tak ada yang mau menghentikannya atau itu memang keinginan mereka? sepertinya memang itu yang mereka ingin tonton. Melihat wajah-wajah yang antusias tak berniat menolong
Tapi bully bukan hal yang benar. Setidaknya mereka harus tau itu.
"keknya lu lapar deh, mau makan?" tanya chelsea, menawarkan sebuah mangkuk berisi nasi namun yang ditanya diam membisu.
Tanpa aba-aba chelsea kembali menuangkan nasi diatas kepala gadis tunanetra itu.
Ini sudah cukup, ini tidak bisa dibiarkan. Bagaimana bisa aku diam saja melihat seseorang ditindas di depanku apalagi yang ditindas itu seorang yang berkekurangan.
Berdiri dengan sigap. Sebuah tangan menghentikanku "berhenti" suara devano terdengar dingin.
Aku menghempas tangannya tak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth [on Going]
РазноеKisah seorang pemuda yang "cacat?" bertemu dengan gadis tunanetra yang menjadi sasaran bully disekolahnya. Yang masih menjadi teka-teki penyebab kebutaan gadis itu. Akankah sang pemuda bernama leo berhasil membongkar teka-teki ini, dan menyelamatkan...