10

2 0 0
                                    

Drrrrttt



Suara getaran dari saku celanaku,

Terpampang jelas nama Devano. Aku berfikir sejenak, apa harus mengangkatnya atau menolak panggilannya.  Jika kuangkat sudah pasti ia akan menanyakan keberadaanku saat ini.



Tut 



Keputusan akhir aku menolaknya. 

Ah benda itu..  Itu sebuah gelang. Anak-anak biasanya menyebutnya gelang persahabatan.

Kalian bertanya kenapa gelang itu tidak dipakai saja? Ha.. Gelang itu putus saat kami bermain sepeda kala itu, kami masih sangat nakal. Tak heran gelang yang baru saja kami beli putus begitu saja. 

Gelang itu sepasang. tapi, ada yang janggal.. Gelang Itu tinggal satu? 


°°°Hiraeth°°°



"HAAAA... !!!!!" teriak Devano frustasi membanting ponselnya ke sofa ruang tamu 

Ia dibuat frustasi oleh pilihan harus mempertemukan leo dengan Chelsea atau..  

"Devano!" panggil Dafa yang baru saja datang masih dengan seragam sekolahnya. 

Devano hanya diam tak mengubris karena tau itu Dafa. 

"Yang lain mana?" tanya Dafa, langsung duduk disofa, meletakkan kunci mobilnya di sofa.

Masih diam, Devano malah duduk disamping Dafa tak berniat menjawab pertanyaannya

Dafa si orang paling peka langsung berdiri beranjak ke dapur tanpa canggung seperti rumah sendiri, lalu kembali dengan segelas air. "Mendingan lu minum dlu deh" tawar Dafa. "Coba lu cerita pelan-pelan" 

"Chelsea..." 

"Ha? Chelsea kenapa?" sela Dafa "Heh, cari masalah apa lagi tuh anak! Kek ga tenang idupnya tanpa masalah_-" lanjut Dafa mengomel tak jelas 

"Lu mau dengar ga? Atau mau ngomel doang?" Devano memasang wajah datar

Devano menceritakan semua yang terjadi pada Dafa. Ya, dan Dafa setia mendengerkan Devano sampai akhir.

"Gitu tooh.. " dafa mengangguk angguk paham.

"Jadi gimana?"

"Bentar, gua heran kenapa Chelsea minta tolong ke lo buat ketemu sama Leo. Sedangkan yee.. menurut gua, dia bisa aja ketemu langsung sama Leo tanpa sepengetahuan kita"

Devano diam, berfikir sejenak semakin frustasi.

"Ah.. Bego lu, bikin tambah pusing" decak Devano tiba-tiba, sontak mengangetkan Dafa

"Ya.. Kan gua kasih saran..." lirih Dafa

"JADI GIMANA?!!" Teriak Devano tak sabaran

Dafa memegang dagunya manatap seisi ruangan. Berfikir saran apa yang harus ia berikan.

"Ah!" dafa menjetikkan jarinya keudara tanda ia sudah dapat ide setelah berfikir sejenak, "Gimana klo kita biarin mereka ketemu.."

"GILA LU! mmpph.. " 

Dafa menyekap mulut Devano hingga tak bisa bicara, "Diam dlu bangk*, gua belum selesai ngomong! Kita biarin aja mereka ketemu, dengan syarat kita juga harus ikut. Gua ga mau ambil resiko."



°•°•°•



Jam sudah menunjukkan pukul 01:12 PM. Yah, aku masih mengendarai motorku mengelilingi kota tanpa arah. 



Hiraeth [on Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang