20

1 0 0
                                    

"manusia hanya percaya apa yang ingin mereka percaya"

~Aneska~


"Aneska"

Aku dapat melihat gadis itu tersentak pelan, mengetahui keberadaanku. 

"Itu... bukan kau yang melakukannya, kan?"

Dia diam beberapa detik, kemudian tersenyum. Senyum pedih. Itu yang kulihat. Apa maksudnya itu? 

"Apa aku terlihat seperti seorang penjahat?" tanya Aneska balik

Aku diam, pertanyaan apa itu? Aku bahkan tak pernah berfikir begitu. Sebelumnya. 

"Apa aku pelaku yang sengaja mengorbankan diriku sendiri?"

"Jadi kau pelakunya atau bukan?" tanyaku lagi

"Menurutmu"

Aku terdiam begitu dia membalas pertanyaanku dengan cepat, bahkan nada bicaranya pun berubah. "Kenapa kau tidak membela diri ke orang-orang yang menjelekkan? 'bukan itu terjadi, kalian salah faham'  bukankan lebih mudah membela diri? daripada diam saja?" 

Aneska yang berdiri sejauh dua meter dari depanku, menunduk 

"Lebih mudah mengatakannya.." ujarnya pelan, kemudian mendonggak "Aku bisa membela diri seribu kali. Tapi siapa yang mendengarkanku?"


°°°Hiraeth°°°

2023, 01 September 

Kami bersiap-siap untuk menjemput Ryan di bandara. Ryan akan pulang hari ini. Dan ibunya menyuruh kami untuk menjemputnya. 

"Pesawatnya nyampenya kapan njirr?!" 

"Bentar.. Pesawatnya bakal landing sepuluh menit lagi" Dafa menenangkan Gilang yang tak sabaran. Kini seperti cacing kelaparan. Tak bisa tenang 

Karena Gilang yang sudah tak sabaran. Kami mampir sebentar ke sebuah kafe yang sudah tersedia di bandara. Tentunya Gilang yang traktir. 

Sudah seharusnya mereka yang mengajak juga yang membayar. :)


'gua bisa beli banyak makanan tapi makanan hasil traktiran teman kadang lebih nikmat' 
Gilang Pratama Yuda



Jangan lupa gilang itu sebenarnya kaya,cuma yah.. 

"Vano dimana?"

Dafa menggeleng, memperlihatkan ponselnya "Telepon gua juga ga diangkat"

"Palingan lagi sama si Ratu lagi" celetuk Gilang, 

"Ha? Ratu? Siapa anjir?" -Dafa

"Si mantan sekretaris osis sekolah gua, si mantannya Reihan" -Gilang 

"Ohh!! Gua tau! Yang dulu pas lomba pramuka di sekolah gua, dia yang ngurus-ngurus anak pramuka kan? Emang dah putus sama Reihan? Wah gila si" -Dafa

Ku akui, wawasan Dafa memang sangat luas bahkan tau orang-orang dari sekolah berbeda dengannya. 

Ratu, aku tak terlalu begitu mengenalnya. Bahkan mungkin tak kenal, hanya nama saja. Aku pernah bertemu hanya ketika tak sengaja berpapasan di kantin atau di kantor. Tak pernah berbicara. 

Tapi kuakui, tipe Devano memang bagus. 

Aku tak mau ikut campur dalam pembahasan itu. Cukup mendengarnya saja. 

"Tinggal semenit lagi" ujarku melihat jarum jam tangan menunjukkan pukul 14:29

Kami secepatnya kembali ke area penjemputan terminal bandara. Sudah ada banyak orang disana yang sedang menunggu. 

Hiraeth [on Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang