24

3 0 0
                                    

"maaf, sepertinya aku mengingkari janjiku"
~

aneska~



Pov author

———————————————————————
Karena pembawaannya bakal sulit, jadi kita baca dari sudut pandang orang ketiga
———————————————————————




📞: "Leo.. Sekarattt..." jawab Chelsea, melirih. Suara ambulance mendominasi beringan


Deg


"kamu tau temanku yang namanya leo kan?"

"hm, yg biasa kamu ceritain ya?"

"iya.. Dia pindah gara - gara katanya punya penyakit dalam. Makanya, nanti klo dia kembali aku mau jaga dia biar ga sakit lagi hehe" 

Aneska ingat percakapan itu. Percakapan Hampir sudah lima tahun yang lalu. 

"Aneska!!"

Aneska berlari tanpa arah.

"Leo itu sahabatku. Klo nanti dia kembali, tolong jaga dia yah.. Biar ga sakit lagi" 

Aneska terus berlari kencang, suara sahabatnya juga terus berputar dibpikirannya. Ia lupa tentang janji yang seharusnya ia tepati. Layaknya wasiat dari sahabatnya 

"Leo itu anak baik,"

"Apa yang harus kulakukan sekarang?" lirih Aneska, berlari kearah jalan


Pip piiiiiip!!! 


Mobil dari arah kanan melaju dengan kencang. Berusaha menyalakan lampu kearah Aneska. Tapi..

Bruukkk!! 


"ANESKA!"

Aneska yang sudah terkapar di tengah jalan, dengan darah yang mengalir keluar dari tubuhnya.

"ANESKA!!!" teriak Devano, suaranya nyaris lenyap saat itu juga akibat teriakannya. Devano berlari, berlari sekencang-kencangnya. Mendekat.

Tapi waktu tiba-tiba terasa berjalan lambat.

Aneska yang sudah terlihat tak lagi bergerak membuat Devano semakin takut. Meletakkan kepala Aneska pada pangkuannya. Mendekapnya, ia tak ingin melepaskannya lagi. 

Pemilik mobil dengan panik keluar dari dalam mobil, hanya bisa diam terpaku. 

"BAJINGAN LU!!! CEPAT PANGGIL AMBULANCE!!!" teriak Devano dengan suara serat yang sudah diujung tenggorokannya. 

Pemilik mobil mengangguk, mengeluarkan ponselnya, mengutak atiknya. Bahkan tangannya bergemetar hebat saat itu.

"Aneska... Aneska??" lirih Devano, menepuk-nepuk pelan pipi Aneska, pipi gadis yang semakin memucat. Tanpa sadar kemeja yang di pakainya ikut terkena noda darah. 

Ambulance datang dengan cepat, tak ada banyak orang disana. Karena masih lokasi pemakaman. 

Para medis dengan cepat membantu, Devano ikut naik ke dalam ambulance. Ia ingin merutuki dirinya sendiri. Sejak kecelakaan Devano masih terus menggenggam tangan Aneska tanpa berniat melepasnya. 

Devano kalut setengah mati 

"Aneska, gua sayang sama lu"

"Gua tau, gua terlambat. Seharusnya gua mihak lu sejak awal, seperti Leo"

Hiraeth [on Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang