Chapter 14 : Mimpi

1.5K 203 2
                                    

Aku merasakan angin berhembus dan mencoba meniup rambut-rambutku, aku bersandar pada sebuah pohon dan membuka mata.

"Di mana aku?" tanyaku.

Aku mulai merasa geli saat rumput-rumput menyentuh kakiku, aku juga tak memakai alas kaki saat ini bahkan pakaianku hanya sebuah gaun tidur berwarna putih.

"Udaranya sangat sejuk bukan?" tanya sebuah suara.

"Ini sangat sejuk," jawabku tanpa mengetahui siapa yang berbicara.

Suara itu berasal dari balik pohon. Tubuhku tak bisa bergerak untuk memeriksa, tetapi mulutku masih bisa berbicara. Suara itu begitu menenangkan pikiranku, suara yang tak pernah aku dengar namun membuatku sangat nyaman.

"Senang bertemu denganmu, namaku Cassandra," ujarnya memperkenalkan diri.

"Namaku Cornelia, senang juga bertemu denganmu," jawabku.

"Nama yang sangat bagus, apa kau seorang Putri?" tanyanya.

"Benar, bagaimana kau tahu?" jawabku sekaligus bertanya.

"Aku hanya menebak, lalu apa nama Ayahmu adalah Darien?" tanyanya lagi.

"Benar, Ayahku bernama Darien," jawabku.

"Apa dia juga yang mengirimu kemari?" tanyanya.

"Aku tak mengerti apa maksudmu, memangnya ini di mana?" Aku bertanya-tanya tentang tempat ini tapi suara itu diam dan menjawabnya kemudian.

"Bisa dibilang ini adalah hatimu, mungkin kau tidak akan paham tapi itulah kenyataannya. Ruang yang tercipta atas kehendakmu sendiri dan hanya bisa tercipta jika kau memiliki sihir yang kuat, apa kau memiliki sihir yang kuat?" jelasnya.

"Aku tak tahu, tapi jika ini adalah hatiku dan tercipta atas kehendakku sendiri. Siapa kau dan kenapa kau bisa berada di sini?" tanyaku.

"Itu akan menjadi cerita yang sangat panjang, kau tak boleh berada di sini begitu lama atau Ayahmu akan sangat khawatir," ujar Cassandra.

"Ayahku berniat membunuhku, mungkin dia akan merasa lega jika aku tak kembali," ucapku dengan sedih.

"Apa dia benar-benar berniat membunuhmu?" tanyanya.

"Tentu saja, jika tidak kenapa dia selalu bersikap sangat dingin? Selain itu dia memasukkan racun ke dalam teh yang ku minum," jawabku.

"Mungkin kau hanya belum mengerti bagaimana pikiran Ayahmu bekerja," ujarnya.

"Kau terdengar seperti sangat mengenal Ayahku," ucapku.

"Aku sangat mengenalnya, bahkan hal kecil yang tidak Darien ketahui," jelas Cassandra.

"Aku masih penasaran, sebenarnya siapa kau? Kenapa kau bisa mengenal Ayahku?" tanyaku.

"Jika kau mengetahuinya sekarang itu tak akan jadi kejutan, hanya saja aku minta tolong jangan sebut namaku di depan orang-orang yang kau kenal," ucap Cassandra.

"Kenapa? Kau bilang kau mengenali Ayahku, lalu kenapa aku tidak boleh menyebut namamu?" tanyaku lagi.

"Bisa saja dia akan mencoba membunuhmu lagi, jika kau penasaran kau boleh mencobanya," jawab Cassandra, "Tapi aku tak akan menerimamu datang kemari," tambahnya.

"Apa menurutmu aku akan selamat dari racun itu?" tanyaku beralih topik.

"Kau sama sepertiku, jadi ... aku yakin kau pasti akan selamat," jawabnya penuh keyakinan, "Sepertinya sudah saatnya kau kembali Cornelia, jagalah keluargamu sebaik mungkin terutama Ayahmu." Aku bisa melihat rambut Cassandra yang sangat panjang itu mengenai tanganku.

Reincarnated as an Evil PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang