Chapter 2 : Hadiah

5K 632 3
                                    

Dua tahun telah berlalu sejak aku terlahir kembali sebagai Cornelia di dunia ini, aku menghabiskan hari-hari itu tanpa internet dan jujur saja itu sangat membosankan!

Ini adalah hari yang baru juga hari lain yang membosankan untukku.

"Bisa kah seseorang menghiburku saat ini?!" pikirku dengan perasaan kesal.

"Sepertinya hari ini Anda terlihat tidak senang, apa terjadi sesuatu?" tanya Clara yang tengah menjahit di sampingku.

"Aku hanya merasa ini adalah hari yang membosankan," jawabku lesu, "Bisa kah aku mendapat sesuatu?" tanyaku.

"Tentu, apa yang Anda inginkan?" tanya Clara lagi.

"Aku ingin Kakakku!" pintaku dengan semangat.

"Saat ini Yang Mulia sedang sibuk, sebaiknya Anda menunggu dengan sabar di sini sesuai permintaannya," ujar Clara.

Clara benar, aku tak tahu apa alasannya tapi kakak selalu berkata agar aku bersikap baik dalam segala hal. Apa itu berhubungan dengan hukuman mati yang Cornelia dapatkan?

Jika dipikir-pikir itu masuk akal, aku hanya perlu bersikap sebagai gadis yang baik dan aku akan hidup di bawah perlindungan kakakku!

Namun jika semua itu tak merubah takdir kematian Cornelia, mungkin sebaiknya aku menabung dan mempersiapkan diriku untuk segera kabur dari sini dengan banyak uang saat aku dalam bahaya.

Itu bisa jadi rencana yang luar biasa, aku bisa selamatkan nyawaku sekaligus menjadi orang kaya dengan nama samaran dan tempat tinggal yang baru.

Aku juga tak perlu khawatir tentang betapa dingin dan kejamnya ayahku yang memberikan hukuman mati padaku di masa depan.

"Aku tak menyangka akan menjadi sangat jenius setelah mati!" pikirku bahagia.

"Yang Mulia, apa Anda tengah memikirkan sesuatu yang menyenangkan? Wajah Anda terlihat sangat bahagia daripada tadi," ujar Clara.

"Aku hanya sedang berpikir untuk mulai menabung, apa aku bisa melakukannya?" tanyaku dengan wajah memelas.

"Tentu ... tapi untuk apa?" tanya Clara penasaran, "Anda memiliki sebuah kastil milik Anda sendiri dan juga banyak perhiasan dan kekayaan yang melimpah, kenapa anda harus menabung?" tambahnya.

"A-Aku hanya sedang bosan, lagipula aku tak tahu bagaimana aku barus menghabiskan banyak uang itu. Jadi aku simpan saja," jawabku ragu.

"Itu terdengar sangat bagus! Saya akan membelinya di pasar besok." Clara meletakkan jahitannya dan membereskan benang serta jarum yang sudah ia gunakan.

"Kau akan pergi ke mana Clara?" tanyaku.

"Ini sudah waktunya Anda mendapat makan siang Anda," jawab Clara.

Ah! Makan siang! Aku terlalu banyak berpikir sampai aku lupa makan, mungkin untuk sementara aku akan berhenti berpikir dan fokus untuk makan makanan yang enak.

"Apa menu makan siang hari ini?" tanyaku lagi, "Aku harap itu daging yang sangat enak dengan banyak saus di atasnya!" pikirku dengan harapan penuh.

"Sepertinya Anda ingin mencoba makanan baru, kalau begitu saya akan membawakan Daging yang lezat untuk anda," jawab Clara.

"Akhirnya aku bisa memakan daging!" jawabku penuh semangat.

"Tidak! Dia tidak boleh makan daging," ujar kakakku yang tiba-tiba datang.

"Eh?! Kenapa?" tanyaku kesal.

"Kau masih kecil, gigimu ini tak akan kuat untuk memakan sebuah daging!" ujarnya lagi sembari menghampiriku.

"Aku bukan anak kecil lagi!!" rengekku.

"Ya, kau masih kecil!" balas kakakku.

"Kakak menyebalkan!" gumamku kesal.

Kakak menghembuskan napasnya dengan kasar dan berkacak pinggang, kemudian tanpa berkata apa pun dia segera menarikku keluar dari ruangan itu meninggalkan Clara yang hanya terdiam.

"Ke mana kita akan pergi?" tanyaku.

"Kita akan pergi ke tempat di mana kau akan mendapatkan makanan yang lebih enak!" jawabnya.

Aku pasrah. Meski sebenarnya aku pasrah karena ia berkata aku akan mendapat makanan yang lebih enak. Di dunia ini aku memiliki prinsip di mana 'Hidup untuk makan dan makan untuk hidup', jadi aku tak bisa melewatkan kesempatan ini.

Kakak terus menarikku sampai akhirnya kami berhenti di sebuah taman penuh bunga, sebuah gazebo raksasa yang indah juga berdiri di tengahnya dan aku dapat melihat jika di gazebo itu terdapat banyak makanan yang terlihat enak! Bahkan aku melihat banyak batangan coklat!!

Ini surga makanan!

"Kau terlihat senang, apa kau menyukainya?" tanya kakak.

"Tentu saja! Aku sangat menyukainya!" jawabku yakin.

"Ini adalah hadiah dariku! Aku sengaja membangun ini selama beberapa minggu untuk mendapat pengalaman makan siang yang indah bersamamu," ujarnya.

Aku terdiam, dia menghabiskan beberapa minggu hanya untuk membangun taman sebesar ini dan juga untuk mendapat pengalaman makan siang yang indah bersamaku. Jujur ... sebenarnya aku tak mengerti kenapa orang-orang kaya mau menghamburkan uang mereka hanya untuk hal seperti ini, meski aku memang menyukainya terutama pada makanan yang ada di atas meja.

Tapi jika di ingat-ingat, di novelnya juga tak berbeda jauh dari ini. Cornelia mendapat sebuah taman yang luar biasa indah di usianya yang ketiga tahun namun saat itu Cornelia malah membuangnya hanya karena tak menyukai bunga.

"Benar-benar sangat disayang kan, kenapa dia membuang taman seindah ini?" pikirku.

"Cornelia? Kenapa kau melamun?" tanya kakak khawatir.

"Tidak apa-apa, aku hanya berpikir berapa banyak uang yang kakak habiskan untuk ini semua?" tanyaku penasaran.

"Mungkin hanya beberapa emas batangan, yah lagipula ini masih terbilang murah untuk kita bahkan aku tak yakin dengan tata letak taman ini. Apa kita perlu merubahnya sesuai keinginanmu?" Aku terdiam saat mendengar penuturannya.

"Bagaimana dia bisa menghabiskan beberapa emas batangan dengan cuma-cuma hanya untuk ini?!" pikirku geram.

"Baiklah, mari kita makan di sana!" Kakak kembali menarikku dan kami berlari menuju gazebo itu.

Kami duduk dan memakan kue serta beberapa roti yang sudah kakakku sediakan, meski aku sedikit ragu saat mengetahui harga makanan yang aku makan.

Apa ini efek tak pernah menjadi kaya?Kenapa juga aku merasa ini sedikit menyindir kehidupan lamaku?!

"Apa makanannya enak?" tanya kakak.

"Ini sangat enak!" jawabku dengan senang, tentu saja ini enak karena ini mahal!

"Kau bisa menggunakan ini semaumu, lagipula aku memberikannya untukmu!" ujar kakak sembari mengunyah sebuah biskuit.

"Terima kasih kak ... terima kasih karena peduli padaku, aku menyayangimu!" ujarku sembari tersenyum secara refleks.

Kakak berhenti menguyah dan menatapku dengan terkejut, aku dapat melihat pipinya yang sedikit merona saat itu.

"Kau benar-benar cantik Cornelia, aku beruntung mempunyai adik semanis dirimu!" Kakak memelukku dengan erat membuatku sedikit kesulitan bernapas.

"Kakak! Aku sulit untuk bernapas!" keluhku kesakitan.

Seakan tak mendengar perkataanku, kakak masih terus memelukku dan mengacak-acak rambutku dengan gemas.

Aku merasa berbeda, mungkin ini yang dinamakan dengan kasih sayang. Aku merasakan kehangatan yang tersalurkan dari kakakku dan itu juga terasa sangat nyaman untukku.

Bahkan mungkin karena terlalu nyaman aku sampai tak menyadari seseorang bisa saja mengintai kami dari kejauhan untuk mencelakaiku atau kakakku saat itu juga.

Yah ... mari lupakan itu, aku masih sangat lapar!

To Be Continued

Reincarnated as an Evil PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang