Aku membuka mataku dengan perlahan, hal pertama yang aku lihat adalah sosok pria berkacamata itu. Luca, atau aku mengenalnya sebagai Augustus.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanyaku.
"Jangan marah, saya di sini bukan untuk mengikuti Anda," jawabnya, "saya hanya ingin memastikan sesuatu," tambahnya.
"Apa itu?" tanyaku lagi.
"Kekuatan Anda dalam kendali, karena ada kemungkinan kekuatan Anda lepas dan hilang kendali saat sampai di istana," jelas Luca.
"Apa itu karena Chelsea?"
"Benar, Anda harus berhati-hati padanya jika Anda masih ingin kepala Anda menempel ditempatnya," ujar Luca.
Aku terdiam, mulai berkutat dalam pikiranku. Memangnya seberapa berbahayanya Chelsea? Apa yang Chelsea miliki sehingga aku harus sangat berhati-hati padanya?
Tidak bisakah kami berakhir dengan akhir yang bahagia?
Kereta berhenti tepat di depan gerbang istana, tanpa banyak bicara para penjaga membiarkan kami masuk. Bagaimana mungkin?
"Aku tak begitu ingin keluar dan turun dari kereta ini, Luca," keluhku.
"Tenang saja, meski tak banyak yang akan berubah, setidaknya Anda kembali dan mengisi kekosongan di istana ini," jawab Luca.
"Aku pikir, kau benar," sahutku.
"Apa Anda benar-benar tak ingin keluar?" tanya Luca.
"Tidak, aku akan keluar." Luca tersenyum dan keluar terlebih dahulu untuk membukakan pintu kereta kuda.
"Anda tampak sangat mengesankan dengan pakaian militer itu, Yang Mulia," puji Luca.
"Nada bicaramu tampaknya tak sesuai dengan apa yang kau katakan, Tuan Daan Edelhard," sahutku.
Luca hanya tersenyum sebelum kemudian mempersilakanku berjalan mendahuluinya.
Tak ada yang berbeda dari luar sini, mungkin itulah yang akan orang-orang pikirkan sebelum masuk ke istana. Meski terasa lemah, aku tahu ada sihir aneh di istana ini. Sihir itu terasa sangat asing, sama sepertig yang aku rasakan saat melihat Caesar.
Kami berdiri dihadapan ruang aula, dengan jantung yang berdebar-debar dan pikiran yang terus bertanya-tanya aku membuka pintu raksasa itu dengan sedikit ragu.
Kosong.
"Bagaimana mungkin ...?!"
Kosong.
Singgasana itu kosong.
"Sesuatu benar-benar terjadi di sini, saya menerka-nerka ... mungkinkah sesuatu terjadi pada Kaisar tercinta kita?" ucap Luca.
Tanpa menyahuti ucapannya, aku segera berjalan cepat menuju ruang kerja Ayah. Aku harus mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di sini.
Saat aku berjalan dan akan menginjakan kakiku di rerumputan, aku berhenti. Aku menatap ke belakang dan memastikan sesuatu.
"Pria itu tak mengikutiku?" pikirku.
Aku tahu ini adalah jalan menuju taman, akankah aku bertemu dengan Caesar dan Chelsea di sini? Apakah Caesar akan mengusirku? Atau apakah dia telah melupakanku?
"Jika Anda membutuhkan saya, saya akan selalu berada di samping Anda Yang Mulia," ujar seseorang.
Aku kembali menatap sekitar untuk memastikan bahwa memang tak ada siapa pun di sekitarku. Hanya ada seekor burung dengan bulu yang indah bertengger di sebuah dahan pohon.
Mungkinkah itu dia? Burung itu mengepakan sayapnya dan terbang, ku rasa ia menuntunku untuk masuk ke dalam taman. Untuk apa? Menghadapi rasa takut? Konyol!
KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnated as an Evil Princess
RomanceSebuah buku novel romantis berjudul "Princess Chelsea" menceritakan kisah hidup seorang gadis misterius yang lahir di sebuah dermaga dengan lingkungan yang kumuh Banyak orang menduga bahwa gadis itu adalah putri kaisar yang hilang, ciri-ciri yang ga...