Cornelia hanya menunduk dan terdiam, semua memang terlihat sudah berakhir. Air mata kini sudah tak berguna lagi, penderitaan itu tampaknya telah membunuh jiwanya lebih dulu.
Di tengah kejadian itu, gadis bersurai putih yang Cornelia yakini sebagai Chelsea tengah mengangkat pedangnya.
"Berhenti!!" seru seseorang.
Gadis itu berhenti dan menatap suara yang mengganggunya.
"Ca ... ssandra?" gumam Cornelia terkejut.
Cassandra, wanita misterius yang sebelumnya ia temui di alam bawah sadarnya kini berlari ke arahnya dengan gelisah. Wanita itu melewati Chelsea dan memeluk tubuh Cornelia.
Tubuhnya yang hanya bisa menonton dari kejauhan.
"Eh?" Cornelia tampak terbelalak tak percaya.
"Aku akan bersamamu sampai mimpi buruk ini berakhir," ujar Cassandra.
Bagaikan sebuah mantra, Cornelia menutup mata dan membalas pelukan itu. Hal itu membuatnya merasa tenang. Sementara itu, di sebuah ruangan, tampak dua orang yang sedang berdebat.
"Sebaiknya Anda membiarkannya pergi ke tempat itu, istana ini semakin berbahaya untuk ditinggali!" seru seseorang.
"Apa?" ujar orang lainnya, "Siapa kau berani mengatur keputusan seorang Kaisar?" tambahnya.
"Jika begini, bagaimana Cornelia bisa menahannya lebih lama lagi?!" serunya.
"Kau pikir membiarkannya di luar akan menjadi solusi?" tanyanya.
"Ya! Anda mungkin tidak dapat menahannya lebih lama lagi Yang Mulia, bukankah Anda juga sedang dalam kesulitan?" sahutnya lgi.
"Caesar Daan Edelhard!" serunya dengan lantang.
Sebuah pedang kini tepat berada di hadapan leher Caesar, pedang itu langsung diarahkan oleh Darien.
"Apa sekarang Anda berniat menghabisi saya?" tanya Caesar.
"Ya, aku akan menghabisimu," jawab Darien.
"Lakukanlah! Lakukanlah seperti yang pernah kau lakukan dulu padanya!" seru Caesar yang mulai kehabisan kesabarannya.
"Yang Mulia!!" Alger segera masuk untuk menghentikan pembicaraan itu.
"Aku tak mengizinkanmu masuk ke mari," ujar Darien ketus.
"Tuan Putri ingin menemui Anda!!" seru Alger.
Darien menjatuhkan pedangnya dan segera keluar dari ruangan itu, dengan langkah yang cepat ia berjalan menuju kamar Cornelia.
"Itu hampir saja," ujar Alger, "Sebaiknya Anda tidak mengungkit masa lalunya lagi, Tuan Caesar," tambah Alger.
Caesar hanya berdecih sebelum akhirnya menghilang dari ruangan itu.
Darien yang telah sampai di kamar Cornelia langsung menghampiri gadis itu, Cornelia tersenyum saat melihat Darien berada di hadapannya.
"Ayah!" seru Cornelia.
"Kau sudah merasa lebih baik?" tanya Darien yang langsung diberi anggukan oleh Cornelia.
Darien mengalihkan pandangannya dari Cornelia ketika ia melihat sebuah benda yang tak terasa asing baginya, cahaya berwarna hijau terpantul saat permata itu tersinari cahaya.
"Dari mana benda-benda ini berasal?" tanya Darien.
"Itu sebuah hadiah yang dikirimkan oleh Nona Chelsea dari kediaman Duke Earnest, Yang Mulia," jawab Clara.
"Kediaman ... Earnest yang mengirimnya?" tanya Darien lagi, "Apa benar begitu, Cornelia?" Darien menatap Cornelia yang tampak membenarkan dugaannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnated as an Evil Princess
RomanceSebuah buku novel romantis berjudul "Princess Chelsea" menceritakan kisah hidup seorang gadis misterius yang lahir di sebuah dermaga dengan lingkungan yang kumuh Banyak orang menduga bahwa gadis itu adalah putri kaisar yang hilang, ciri-ciri yang ga...