Chapter 18 : Awal?

1K 144 6
                                    

"Dua hari telah berlalu begitu saja, apa yang harus kita lakukan?" tanya Caesar sembari meminum secangkir teh hangat.

"Mungkin kita harus pergi ke kota lagi?" saranku.

Caesar menatapku dan memicingkan mata birunya itu, aku kini tengah menyiapkan mentalku saat ku lihat Caesar mulai membuka mulutnya untuk bicara.

Namun sebelum aku mendengar ucapannya, seseorang datang.

"Ini adalah hari yang istimewa!!" seru seseorang dengan girang sembari membuka pintu kamarku.

"Kakak?!" ujarku terkejut saat melihat ia datang dengan sebuah kotak besar di tangannya.

Dia meletakkan kotak itu dan berlutut di hadapanku, mengambil tanganku kemudian menciumnya dengan sangat-sangat lembut.

Jika aku tidak ingat siapa diriku mungkin aku sudah benar-benar terlena saat ini.

Aku membeku sementara Caesar hanya menatap dengan kesal, Kak Adolf berdiri tanpa melepaskan tanganku dan tersenyum.

"Selamat ulang tahun yang ketujuh adikku!!" ujarnya.

Aku bahkan tidak ingat jika hari ini adalah hari ulang tahunku, kini aku yakin bahwa Adolf memang sosok pria idaman yang di inginkan banyak wanita.

"Te-Terima kasih," sahutku.

"Ayo segera buka isi kotak itu," titah kak Adolf padaku.

Tanpa banyak basa-basi aku segera membuka kotak itu dan mendapati sesuatu yang sangat manis, meski aku kecewa karena itu bukan makanan tapi aku merasa bahagia karena mendapat seekor anak anjing.

Itu lah yang aku rasakan tapi sepertinya tidak dengan Caesar.

"A-Astaga, anak anjing ini sangat menggemaskan!" ujarku dengan suara yang pelan.

Punggungku terasa dingin. Aku bisa merasakan bagaimana Caesar menatapku setelah mendengar ucapanku barusan, dia terlihat kesal.

"Kau menyukainya?" tanya kak Adolf.

"Aku menyukainya, aku akan menjaga dan menyayanginya!!" jawabku dengan senang.

Caesar tiba-tiba berdiri dan mendekati kakakku, ia menyentuh pundaknya dan mengajak kakak keluar tanpa bicara sepatah kata pun.

Jelas itu membuatku penasaran, namun sepertinya itu adalah sesuatu yang belum boleh ku ketahui saat ini. Aku harus menunggu dengan lebih sabar.

Author PoV

Caesar duduk dan menghembuskan napasnya dengan kasar, sementara Adolf hanya memberinya tatapan yang sangat serius.

Kini ia berada di kamar Adolf, saling

"Kau mengetahuinya?" tanya Adolf.

"Tentu saja aku mengetahuinya, kau pikir aku tak tahu jika Cornelia adalah sebuah ancaman?" ujar Caesar.

"Pelankan suaramu, penyihir!" seru Adolf sambil memukul meja dengan cukup keras, "Bagiku, Cornelia adalah sebuah berlian, harta karun, dan alasan kenapa aku masih bernapas hingga saat ini, aku tak akan membiarkan seseorang melukainya bahkan jika itu adalah Yang Mulia Kaisar sendiri," tambahnya.

"Ucapan yang keluar dari mulut seorang anak berusia delapan tahun sepertimu hampir membuatku terkejut," ujar Caesar, "Kau membiarkanku berada di istana ini bahkan setelah kau mengetahui siapa diriku yang sebenarnya," lanjut Caesar kemudian terkekeh.

"Kau menyihir seluruh orang di istana agar mereka percaya bahwa kau adalah pengawal pribadi Cornelia, tapi sihir itu tak berpengaruh padaku termasuk ayahku." Adolf tersenyum sembari menyesap secangkir teh.

Reincarnated as an Evil PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang