Author PoV
"Selamat Yang Mulia! Sekarang Anda resmi menjadi Putri dari Kekaisaran Aloycius!!" Alger mengusap air matanya yang menetes akibat rasa bahagia yang tak terbendung.
"Anda cepat sekali tumbuh, rasanya kemarin Anda masih bayi yang selalu saya gendong!" tambah Clara yang terisak.
"Mereka terlalu berlebihan," bisik Lothar.
"Kau akan melihat ini setiap hari mulai sekarang, Pangeran Lothar," sahut Cornelia yang diakhiri dengan tawa.
Lothar menatap gadis itu dengan senyuman hangat, tapi kemudian ia malah tersentak dan menutup wajahnya yang mulai memerah.
"Ta-Tampaknya kau akan sangat sibuk ya, terutama setelah acara debutante semalam, semua gadis di kerajaan ini akan mengundangmu untuk menghadiri acara pesta minum teh," ujar Lothar sedikit gagap.
"Benarkah? Aku tak ingin meninggalkan istana!" sahut Cornelia tak terima.
"Kalau begitu, kenapa tidak membawa mereka kemari saja? Yang Mulia Kaisar juga tampaknya tidak akan mempermasalahkan hal tersebut," saran Lothar.
"Sejujurnya aku tak mempercayai siapa pun di istana ini selain mereka berdua," tunjuk Cornelia pada Clara dan Alger yang masih berbagi suka duka, "Serta seorang Penyihir yang tinggal di menara itu." Cornelia menunjuk sebuah bayangan menara yang hampir tak terlihat dan berjarak sangat jauh dari istana.
"Aku mendengar sebuab rumor tentangnya tadi malam, mereka bilang jika penyihir yang tinggal di menara itu adalah seorang pria tampan yang baik hati dan sangat ramah, bahkan wajahnya bisa memikat orang mana pun yang melihatnya termasuk pria!!" Mendengar hal-hal tersebut keluar dalam bentuk pujian dari mulut Lothar membuat Cornelia tertegun tak percaya.
"Bagaimana mungkin seseorang bisa berpikir begitu pada orang yang selalu menindasku sejak kecil!" pikir Cornelia kesal.
"Ternyata kalian di sini! Aku mencari-cari kalian ke seluruh tempat!" Adolf berlari dan segera memeluk adiknya, "Kau benar-benar membuatku khawatir!! Maaf karena tidak bisa hadir di pestamu semalam," tambahnya.
"Tidak-tidak, aku juga harus meminta maaf karena pergi seenaknya saat itu," balas Cornelia.
"Jawaban yang bagus! Sebagai permintaan maaf, bagaimana jika kau mulai mengurusi surat-surat ini secepatnya?" Dengan senyuman manis terukir di wajahnya, Adolf memerintahkan seorang pelayan untuk membawa tumpukan surat ke dalam ruangan, "Semua ini adalah undangan pesta yang harus kau datangi, kau harus memastikan dirimu untuk datang ke semua acara ini!" Pria itu menatap adiknya yang tampak sangat terbebani oleh permintaan yang ia berikan dengan senyuman lebar.
"Dia membalas dendamnya segera setelah ia menemuimu," bisik Caesar.
Cornelia hanya mendengus kesal, tak ada yang bisa ia lakukan untuk menghindari tugas-tugasnya tersebut ... atau mungkin ada?
Cornelia menarik Caesar keluar dari ruangan itu, mereka berlari meninggalkan Lothar yang terpaksa harus mengurusi dua orang yang masih terlihat bahagia di sana.
"Aku tahu dia akan berhasil melakukannya ...." Adolf hanya mendengus kesal, sebelum kemudian mengukir senyuman tipis di wajahnya.
Gadis itu berhenti berlari ketika ia sampai di taman, ia mengajak Caesar untuk duduk di gazebo bersama.
"Jadi berlari dari tugas adalah hal pertama yang dilakukan oleh seorang Putri?" tanya Caesar.
"Aku hanya butuh persiapan, lagipula aku tahu jika aku pasti akan menghadiri semua pesta itu segera!" sahut Cornelia.
"Kau tahu apa yang terjadi pada Cornelia asli di dalam novelnya?" tanya Caesar.
Untuk pertama kalinya, Caesar bertanya pada Cornelia sebagai 'bukan Cornelia'. Hal itu membuatnya tertegun.
"Dia ... mati," jawabnya.
"Kau tahu apa yang menjadi penyebab kematiannya?" tanya Caesar lagi.
"Kekuatannya sendiri." Gadis itu masih menatap Caesar dengan penuh tanda tanya.
"Kau benar. Berbeda denganmu yang diakui sebagai Putri oleh seluruh Aloycius setelah debutante, Cornelia tak pernah diakui bahkan oleh Darien," tutur Caesar.
Mendengar Caesar membuatnya teringat akan masa lalu yang Luca perlihatkan padanya, mengenai Caesar yang jatuh cinta pada Cornelia dan Cornelia yang mati sebelum Caesar dapat menyelamatkannya.
Mungkin, alasan dirinya datang menggantikan Cornelia adalah untuk mengubah takdir yang dialami oleh Caesar. Takdir cinta yang tragis serta kehancuran kerajaannya.
"Aku tak pernah menyesal bertemu dengannya, meski dia hanyalah sebuah nama yang tercantum pada buku tua," ujar Caesar, " Namun setelah bertemu denganmu, aku tak menyadari jika apa yang selama ini aku lakukan tidak lagi berdasarkan cinta melainkan obsesi semata," tambahnya kemudian.
"Apakah aku membuatmu kecewa, Caesar?" tanyanya.
"Tidak, meski pada awalnya aku berpikir jika kau tidak berguna!" ejek Caesar.
"Apa maksudmu?" Gadis itu menatap Caesar dengan tajam.
"Ngomong-ngomong ...." Sebelum Caesar memperjelas ucapannya, ia mendekati Cornelia dan mengambil tangan gadis itu, "Hanya jika kau kembali ke dunia nyata, mungkin aku akan mengikutimu dan keluar dari buku ini untuk pertama kalinya setelah sekian lama," tambah Caesar.
Tampak raut wajah terkejut dan gelisah dari wajah Cornelia begitu kalimat itu masuk ke dalam pendengarannya, timbul banyak pertanyaan yang mengusik kepala gadis itu.
"Hanya jika itu terjadi," ulang Cornelia pada perkataan Caesar yang secara tak langsung menimbulkan senyuman bahagia terukir di wajah pria itu.
"Karena kau tak memiliki pengawal pribadi lagi, bisakah kau meminta pada Ayahmu untuk menemanimu ke setiap pesta?" tanya Caesar.
Tepat sebelum Cornelia menjawab pertanyaan Caesar, tampak seorang pria yang tak asing di mata mereka datang dengan wajah yang tak senang.
"Maaf Tuan Caesar, tapi menjadi pengawal pribadi adalah tugas saya hingga sekarang!" Arthur atau bernama asli Felix, menatap Caesar dengan wajahnya yang tak berekspresi.
"Seorang Pangeran dari Negeri lain menjadi pengawal pribadi? Mengapa hal itu mungkin untuk terjadi?" tanya Caesar ketus.
"Itu adalah pekerjaanku sejak aku datang ke istana ini, Yang Mulia Kaisar sendiri belum memindah tugaskan pekerjaan itu maka sampai perintah baru keluar, saya adalah pengawal pribadi dari Yang Mulia Putri!" tegas Felix.
Caesar menggertakan giginya, ia mengepalkan tangannya namun tak bisa melakukan sesuatu yang gegabah.
"Pangeran Felix Theresian de Ectasy, mengenai pekerjaanmu sebagai pengawal pribadi, tampaknya itu tidak mungkin lagi," ujar Cornelia, "Mengingat statusmu saat ini adalah kandidat pertunangan sekaligus salah satu Pangeran dari Ectasy," tambah Cornelia dengan tegas.
Tidak seperti Arthur yang ia kenal, pria itu kini benar-benar berubah. Tak ada ekspresi kecewa atau marah yang ia tunjukkan diwajahnya, hanya kegelapan yang dapat Cornelia rasakan begitu mata mereka bertemu.
Apa yang terjadi pada Arthur?
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnated as an Evil Princess
RomanceSebuah buku novel romantis berjudul "Princess Chelsea" menceritakan kisah hidup seorang gadis misterius yang lahir di sebuah dermaga dengan lingkungan yang kumuh Banyak orang menduga bahwa gadis itu adalah putri kaisar yang hilang, ciri-ciri yang ga...