Chapter 29 : Kembali ke masa lalu

441 62 1
                                    

"Tuan Robert, bisakah kau memberi tahu ku siapa anak laki-laki di dalam lukisan itu?" tanyaku.

Aku bisa mengenalinya di mana saja, surai pirang dan mata biru seindah langit itu hanya dimiliki oleh satu orang.

"Dia adalah anakku yang telah lama pergi," jawab Tuan Robert.

Kini aku mengerti, siapa Tuan Robert dan siapa Caesar sebenarnya.

"Caesar Daan Edelhard, ya?" ujarku.

"Dia telah lama pergi, dalam waktu yang sudah tak bisa ku hitung, dia terus mengarungi dimensi waktu demi seorang gadis," jelas Tuan Robert, "Apakah kau menyadari sesuatu Cornelia?" tambahnya.

Apa aku menyadari sesuatu? Tentu saja! Bagaimana aku bisa tidak sepeka itu?! Caesar adalah anak dari penyihir terhebat di negeri ini, tidak heran dia juga menguasai sihir dengan sangat pandai.

"Apa dia mencintai gadis itu?" tanyaku.

"Ya, teramat sangat mencintainya, sayangnya seberapa sering pun dia memutar ulang waktu ... semua berakhir sama," ujar Tuan Robert.

"Gadis itu mati?" tanyaku lagi.

Tuan Robert tak menjawab pertanyaanku, aku menatap Kak Adolf untuk meminta jawaban darinya. Tak ada satu pun dari mereka yang menjawab, jadi dugaanku benar.

"Kau harus segera kembali ke istanamu, Tuan Putri," pinta Tuan Robert.

"Ayo Cornelia." Tanpa membiarkanku menjawab ucapan Tuan Robert, Kakak menarikku keluar dari ruangan itu.

Tak ada yang kami bicarakan, aku dan Kakak sama-sama membuang muka dan berusaha tak saling mempedulikan. Jika Kakak tahu apa yang Tuan Robert bicarakan, mungkin dia sudah lama menyadari bahwa aku bukanlah Cornelia yang asli.

Kakak berpamitan pada beberapa temannya, sementara Arthur menyiapkan kuda untuk kami.

"Apa kau akan benar-benar pergi?" tanya Lothar.

"Jika sesuatu telah terjadi di istana, maka aku harus segera memeriksanya," jawabku.

"Sampai jumpa di pesta nanti, Cornelia," ujarnya.

"Ingatlah untuk memberi makan Dayn selama aku pergi," sahutku.

"Sangat tidak romantis, tapi karena itu adalah perintah dari seorang Putri Aloycius, aku akan melakukannya!" Aku tersenyum pada Lothar sebelum akhirnya pergi dari tempat pelatihan.

Setidaknya, jika sesuatu yang buruk akan terjadi di istana aku masih bisa membela diriku sendiri. Aku tidak akan pernah mengalah pada gadis itu, tidak untuk keluargaku!

Aku memacu kudaku untuk berlari lebih cepat, meninggalkan Kakak dan Arthur di belakang bersama beberapa prajurit.

Langit gelap berhiaskan bintang dan bulan tampak begitu cantik dari bawah sini, malam ini kami akan beristirahat di sebuah penginapan yang tak jauh dari ibu kota.

Semua orang menatap aneh pada kami, jubah hitam dan wajah yang tersembunyi ini tampaknya membuat mereka berpikir jika kami adalah orang jahat. Terbukti dari orang-orang yang menjauh dan memberi jarak saat kami berjalan.

"Cornelia, apa kau akan makan malam bersama kami?" tanya Arthur.

"Tidak, aku tak ingin makan malam ini," jawabku.

Arthur menutup pintu kamarku dan membiarkan diriku menyendiri di sana, aku mengambil tasku dan mencari surat tadi pagi. Namun, bukannya menemukan surat, aku menemukan sebuah kalung berliontin di sana.

Liontin itu terkunci, bagaimana bisa sebuah kalung masuk ke dalam tasku?

"Kau menyukainya?" Lagi, suara tak asing itu terdengar olehku, "Liontin ini adalah pemberian dari seseorang yang aku cintai, Cornelia," ujarnya.

Reincarnated as an Evil PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang