Chapter 05

2.8K 553 66
                                    

Sejauh manapun kita berpisah, jika ditakdirkan untuk bersama. Allah akan mempertemukan kita di waktu yang tepat. Allah is the best planner, trust him.

-Tasbih Cinta-
@nurhoiriah16_

🕊🕊🕊

Sesuai janjiku kepada Alesha, malam ini sehabis Isya aku pergi ke Khan el-Khalili. Usai pulang dari Math'am aku sempat mengajak Ilham dan Yusuf untuk bertemu Alesha di sana, akan tetapi mereka tidak bisa ikut, alasannya tidak mau menggangguku dengan Alesha, ada-ada saja mereka, padahal Alesha juga akan mengajak Mba Tania dan suaminya. Alhasil aku pergi sendiri ke sana menaiki Tremko. Waktu tempuh dari Hay Asyir ke Khan el-Khalili kurang lebih satu jam, akan lebih dekat jika dari kampus Al Azhar terumata kampus banin bisa jalan kaki.

Sejurus kemudian aku sampai di Khan el- Khalili. Entah sudah berapa kali ke sini, dan rasanya menyenangkan. Berkunjung ke Kairo belum lengkap rasanya tanpa mengunjungi Khan el Khalili, pusatnya belanja oleh-oleh khas Negeri Mesir, berbagai macam pernak - pernik cendera mata terdapat di pasar ini, mulai dari gantungan kunci, kotak untuk menyimpan perhiasan, kaos yang bertuliskan huruf arab, kertas bardi, patung yang berukuran mini, bingkai foto, piring - piring pajangan, lukisan kaligrafi, piramida mini dan lainnya. Suasana kotanya sekilas menyerupai daerah Pasar Baru di Jakarta Pusat, dengan toko yang saling berhadap-hadapan.

Aku pun mulai memasuki kawasan Khan el Khalili. Terlihat banyak sekali pengunjung dari berbagai negara, seperti dari Eropa, Afrika dan Asia. Aku terus berjalan mencari sosok Alesha. Pengunjung di sini selain membeli oleh-oleh mereka juga sibuk berfoto ria karena memang pasar ini merupakan objek yang sangat menarik untuk berfoto, di samping pengunjung dari berbagai negara, pengunjung dari Mesir juga banyak, umumnya mereka menikmati suasana di dekat Masjid Al Husain yang berada di depan pasar Khan el khalili, atau hanya sekadar duduk-duduk di taman.

Tiba-tiba Handphone-ku berdering, aku langsung merogoh benda pintar itu di saku jaketku. Tertera nama Alesha, aku pun langsung mengangkatnya.

"Hallo Assalamualaikum Hafiz, where are you?"

"Saya udah sampai, kamu dimana?"

"Aku juga udah sampai, aku lagi duduk di taman, pakai abaya cokelat, pashmina hitam."

"Oke tunggu, saya kesana!"

Aku langsung mematikan panggilan telpon Alesha, kemudian berjalan menuju taman. Letaknya di depan Masjid Al Husain, di sana terdapat banyak bangku untuk para pengunjung yang sedang istirahat atau makan.

Setelah mencari keberadaan Alesha di taman ini, aku pun menemukan sosoknya ketika dia melambaikan tangannya sembari berteriak memanggil namaku. Lantas aku pun menghampirinya.

"Lho sendiri? Ilham sama Yusuf mana?" tanya Alesha ketika aku menghampirinya seorang diri.

"Mereka gak bisa hadir, titip salam aja katanya buat kamu. Oh ya, Mba Tania sama suaminya mana?"

"Hemm ... mereka juga gak bisa hadir, kita berdua aja nggak papa, kan?"

"Nggak papa, aku kesini juga mau beli souvenir buat oleh-oleh nanti pulang ke Indonesia."

"Wah sama dong, tapi sayangnya aku pulang ke Jerman." Alesha pun tersenyum tipis.

Aku pun membalasnya dengan senyuman tipis. Beberapa hari lagi kita akan berpisah, dan entah mengaapa perasaanku menjadi sedih. "Kamu akan menetap di Jerman, nggak pulang ke Jakarta?"

"I don't know, aku penginnya sih ke Jakarta, tapi orang tuaku menyuruhku pulang ke Jerman." Detik selanjutnya Alesha berkata,"nanti kalau aku ke Jakarta, aku pasti kabarin kamu. Don't forget me, Hafiz."

Tasbih CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang