Chapter 30

2.9K 477 66
                                    

WARNING! SAYA TIDAK AKAN TANGGUNG JAWAB KALAU KALIAN BAPER😭✌

KARENA SAYA SENDIRI NULISNYA SENYAM SENYUM GAK JELAS😭

HAPPY READING ❤

-----------------------------------------------------------

Meski wujudmu saat ini adalah manusia, tapi kamu adalah bidadari bagiku. Dan aku akan berusaha sekuat jiwa dan ragaku agar kamu tetap menjadi satu-satunya ratu bidadariku nanti di surga.

-Tasbih Cinta-
@nurhoiriah16_

🕊🕊🕊

Sekitar pukul tujuh pagi, aku dan Alesha keluar kamar sembari bergandengan tangan menuju restauran yang berada di hotel ini hendak menghampiri keluarga dan sanak saudara yang semalam menginap untuk sarapan pagi bersama.

Terlihat Pak David sedang mengobrol dengan kedua orang tuaku, aku yang melihatnya pun tersenyum senang. Rasanya senang sekali ketika melihat mertua dan orang tuaku akrab. Ketika aku dan Alesha sedang berjalan menuju meja Pak David dan kedua orang tuaku, tiba-tiba Ilham dan Yusuf menghampiri kami.

"Ekhem... pengantin baru gandengan tangan mulu," ledek Ilham sembari terkekeh.

"Gak boleh iri Ham, sabar," imbuh Yusuf.

"Gimana semalam udah di unboxing belum Fiz?" tanya Ilham meledekku. Sehingga membuatku malu mendengarnya.

"Unboxing apa?" tanya Alesha.

Aku menepuk jidat, Allahu benar-benar si Ilham bikin malu saja.

"Emm... nggak, bukan unboxing apa-apa kok, itu Ilham tanya soal unboxing kado dari dia. Kan belum kita unboxing, bukannya kado-kadonya kemarin langsung diantar ke rumah kamu, ya?" ucapku mencari alasan. Aku melirik ke arah Ilham. "Iya, kan, Ham?"

"Ah, iya Mba Alesha. Kemarin kan saya sama Yusuf ngasih kado," balas Ilham sembari menahan tawa.

"Oh iya, nanti pulang dari sini kita unboxing kado-kado ya, By," ucap Alesha sembari tersenyum. Aku pun hanya membalasnya dengan anggukan kepala sembari tersenyum. Syukurlah Alesha mengerti.

"Mba Alesha, Fiz, sebelumnya kami minta maaf nih, nggak bisa lama-lama di sini. Kami mau pamit pulang," ucap Yusuf.

"Lho Suf, Ham, makan dulu lah," ajakku.

"Hehe makasih sebelumnya Fiz. Kamu tahu sendiri kan, aku dan Yusuf itu pengurus pondok pesantren. Aku mesti pulang ke Bandung pagi ini, apalagi si Yusuf, dia, kan, lagi urusin ponpes barunya ini di Jakarta," jelas Ilham.

Aku menghembuskan nafasku perlahan. Kedua sahabatku ini memang lagi sibuk-sibuknya urus pondok pesantren. "Yasudah, tapi souvenir dari kita jangan lupa dibawa ya."

"Oh iya, itu souvenir nya ada di resepsionis hotel. Bilang saja keluarga Pak David," ucap Alesha.

"Terima kasih banyak Hafiz, Mba Alesha. Semoga pernikahan kalian sakinah, mawadah, dan warrahmah. Kalau begitu kami pamit pulang ya," ucap Yusuf.

Setelah mengatakan itu Yusuf dan Ilham memelukku sebentar. Lalu mereka berpamitan kepada kedua orang tuaku dan Pak David, kemudian berlalu pergi.

Tasbih CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang