Chapter 13

2K 457 88
                                    

Sekeras apa pun aku berusaha melupakanmu, pada akhirnya usahaku akan selalu terbentur dengan rindu.

-Tasbih Cinta-
@nurhoiriah16_

🕊🕊🕊

Bertemu dengan Pak Didi yakni Om nya Yusuf pembuat desain kemasan produk snack, hari ini  pukul sepuluh pagi. Aku memberitahu Zahra, kalau kita langsung saja bertemu di kantornya.  Baru saja aku mengeluarkan motor dari garasi, Abi menawarkan kunci mobil pribadi miliknya, aku sempat menolak, namun Abi tetap menyuruhku menggunakan mobil sebab langit hari ini mendung, dan Abi takut aku kehujanan. Lantas aku menerima tawaran Abi menaiki mobil CRV berwarna hitam.

Waktu tempuh menuju kantor  Pak Didi membutuhkan waktu kurang lebih setengah jam dari rumahku. Benar saja kata Abi, lebih baik pakai mobil, saat diperjalan hujan pun turun. Tepat lampu merah menyala, handphoneku berdering tertera nama Zahra, lantas aku pun mengangkatnya.

"Hallo assalamualaikum Bu Zahra, ada apa, Ibu udah sampai?"

Terdengar suara Zahra tertawa kecil, kemudian dia berkata,"Waalaikumussalam Hafiz, saya kan, udah bilang, kalau diluar sekolah panggil Zahra atau Rara, jangan manggil Ibu, kita seumuran."

"Ah, iya, sorry Ra, kamu udah sampai?"

"Belum, sepuluh menitan lagi sampai kek nya. Oh ya, nanti kamu tunggu di depan ya, jangan dulu masuk."

"Oh oke." Terlihat lampu hijau, aku pun mengakhiri panggilan telpon Zahra dengan mengucap salam. Setelah itu langsung melajukan mobilku kembali.

Sejurus kemudian aku sudah tiba di kantor Pak Didi. Sesuai janjiku kepada Zahra, aku pun menunggunya di depan. Terlihat mobil Alphard berwarna putih berhenti. Seorang supir keluar dari mobil tersebut sembari membawa payung, kemudian dia membuka pintu belakang, keluarlah seorang gadis yang tak lain Zahra memakai ghamis berwarna cokelat muda senada dengan khimarnya. Gadis itu langsung berjalan ke arahku sembari dipayungi oleh supirnya.

"Pak Imran gak usah tunggu saya, nanti kalau udah beres, saya telpon Bapak buat jemput ya," ujar Zahra kepada supirnya.

"Baik Non, kalau begitu saya pamit pulang, assalamualaikum," balas supir tersebut.

"Waalaikumussalam," balas Zahra diakhiri senyuman.

Setelah kepergian supirnya, Zahra menghampiriku sembari tersenyum. "Sorry, ya, Hafiz, kamu nunggu lama, ya?"

"Enggak kok, saya juga baru sampai," balasku diakhiri senyuman. "Yasudah kalau begitu, masuk yuk!" lanjutku.

Zahra pun mengangguk setuju. Aku mengetuk pintu kantor sembari berucap salam, tidak berselang lama pintu pun dibuka oleh seorang lelaki setengah baya. 

"Waalaikumussalam, Hafiz temannya Yusuf, ya?" tanya lelaki setengah baya tersebut.

"Iya betul Pak, Bapak dengan Pak Didi, ya?" tanyaku.

"Iya nak, mari masuk!" ajaknya. 

Ketika memasuki kantor suara murrotal dari qari kondang yang terkenal di dunia yakni Mishary Rashid Alafasy terdengar begitu syahdu ditelingaku. Ruangan ini cukup nyaman meskipun tempatnya tidak terlalu besar. Hanya ada tiga meja beserta tiga komputer diatasnya. Sepertinya karyawannya sedikit, lalu ada sebuah dapur kecil di paling pojok.  

Aku dan Zahra mengikuti Pak Didi yang berjalan menuju tempat kerjanya, kemudian beliau mempersilakan kami untuk duduk. Setelah duduk Pak Didi menawarkan beberapa gambar desain produk yang berada di handphone-nya. Aku dan Zahra kagum dengan hasilnya.

Tasbih CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang