Chapter 18

1.9K 522 63
                                    

Pada kangen Hafiz gak? wkwk

Kepada Reader yang baik, salih dan salihah aamiin...

Jangan jadi reader silent ya, dan pelit komen / vote. Coba tekan bintang di bagian bawah pojok kiri. Sebagai apresiasinya kepada penulis. Makasih🤍

Happy Reading

------------------------------------------------------------







Allah memberi apa yang kita perlu, bukan apa yang kita mau. Maka, ikhlaskan hati untuk menerima. Jika Allah tidak mengizinkan, berarti Allah tidak merelakan. Sesungguhnya Allah tahu apa yang terbaik untuk kita.

-Tasbih Cinta-
@nurhoiriah16_

🕊🕊🕊



"Pak Hafiz," panggil  Zahra.

Aku menoleh. "Iya Bu Zahra, ada apa?"

"Pak, minta tolong angkatin dus yang berisikan buku bacaan itu, ya, Pak, ke bagasi mobil saya," katanya. Aku pun mengangguk setuju. Kemudian mengambil dus tersebut dan memindahkannya ke bagasi mobil saya.

"Arkhan, semuanya udah siap?" tanya Zahra kepada Arkhan, ketua ROHIS.

"Siap Bu, cuma anak-anak yang ikut hanya berenam, gak papa bu?" tanya Arkhan.

Aku melihat ke arah mereka, ternyata anak Rohis yang hadir cuma ada enam orang, tiga siswa dan tiga siswi.

Zahra tersenyum. "Nggak papa kok. Kalau udah siap, tiga siswi ikut masuk di mobil Ibu, dan kamu sama dua teman kamu ikut di mobil Pak Hafiz, ya."

Arkhan pun mengangguk setuju. Kemudian aku mengajak Arkhan dan dua teman laki-lakinya bernama Ibrahim dan Lutfan ikut masuk ke dalam mobilku. Ini pertama kalinya aku menjadi pembina ROHIS dan mengadakan kegiatan bakti sosial yaitu berkunjung ke panti asuhan membagikan buku-buku anak dan sumbangan dana. Guru yang berkoordinasi dalam acara ini hanya aku dan Zahra. 

Selama perjalanan di dalam mobil Arkhan dan kedua temannya itu bertanya bagaimana caranya aku bisa kuliah di Al Azhar Kairo. Aku pun menceritakan kisah ketika aku mendapatkan beasiswa dan kuliah di sana sembari fokus menyetir mobil.

***

Setibanya di panti asuhan, anak-anak panti sangat antusias menyambut kedatangan kami. Mereka langsung berhamburan menghampiri Zahra dan anak-anak ROHIS yang sedang membagikan buku cerita anak-anak. Setelah itu kami semua masuk ke dalam panti.

Aku memberikan amplop putih yang berisikan uang yakni donasi sumbangan dari anak-anak ROHIS dan kepala sekolah kepada Ibu Panti.

Ibu Panti menerimanya sembari menangis, aku dan Zahra ikut terharu. Lalu kami mengobrol sebentar dengan Ibu Panti yang bernama Dewi itu. Ternyata beliau mengurus Panti Kasih Bunda ini sudah lima belas tahun. Dan mirisnya ada orang tua yang membuang anaknya kepada panti asuhan tersebut.

Setelah mengobrol banyak hal dengan Ibu Dewi, aku dan Zahra mengajak anak-anak panti asuhan bermain di taman belakang. Zahra menyuruh mereka semua untuk duduk membentuk sebuah lingkaran. Anak-anak ROHIS sibuk mengatur anak-anak panti, sebagian ada yang jadi seksi dokumentasi.

Bibirku melengkungkan senyuman menatap Zahra. Gadis itu sangat ceria hari ini. Dia memang selalu ceria dari hari-hari biasanya, tapi entah kenapa hari ini berbeda.

"Pak Hafiz, sini!" Sadar Zahra memanggilku. Aku langsung berucap istighfar dan menghampirinya.

"Ada apa Bu?" tanyaku menghampirinya.

Tasbih CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang