Chapter 25

2.1K 535 172
                                    

Ini pertama kalinya aku mengemudi mobil dengan kecepatan tinggi, entah kenapa firasatku menjadi tidak enak. Aku sangat berharap Alesha baik-baik saja. Bagas sudah mengirimkan foto mobil Pak David beserta platnya ke WhatsAppku. Sembari mengemudi, aku mengamati mobil yang berada di hadapanku serta menghafal nomor platnya.

Sudah hampir satu jam, aku mencari dan mengamati mobil yang dikendarai oleh Alesha, namun hasilnya nihil, tidak kutemukan mobil tersebut. Terlihat lampu merah menyala, aku memberhentikan mobil. Tiba-tiba deringan handphone-ku berbunyi. Tertera nama Alesha, aku pun lanngsung mengangkatnya.

"Hafiz, Help! Hiks... Hiks...."

Terdengar suara Alesha ketakutan dan menangis sehingga membuatku sangat khawatir.

"Astagfirullah Alesha kamu dimana?"

"I don't know, aku lupa nama jalannya. Mobil aku dikejar sama orang-orang suruhan Kenzo."

"Share lock Sha, cepat! Nanti saya kesana!"

Aku langsung mematikan panggilan telpon Alesha, tidak lama kemudian Alesha mengirimkan lokasinya. Terlihat lampu hijau menyala. Aku pun langsung tancap gas dan berlalu pergi.

Lokasi yang dikirim Alesha sekitar daerah pemukiman warga menuju villanya Alesha. Dan seingatku itu daerah perbatasan kota dan desa. Bersyukurnya jalanan tidak terlalu macet, aku bisa mengendarai mobilku dengan kecepatan tinggi.

Sejurus kemudian aku sudah sampai di lokasi yang Alesha kirimkan. Terlihat mobil BMW berwarna hitam dan plat mobilnya sama dengan plat mobil yang dikirim Bagas, sudah pasti itu Alesha. Namun mobil tersebut dihalang satu mobil berwarna merah di depannya, dan dua motor dibagian samping dengan empat orang pria berbadan besar seperti preman sembari menggedor-gedor kaca jendela mobil Alesha.

Aku langsung mempercepat kendaraanku, terlihat Alesha keluar mobil dan tangannya ditarik paksa oleh preman tersebut untuk masuk ke dalam mobil di depannya. Tanpa berpikir panjang aku keluar mobil dan berteriak memanggil nama Alesha. Mereka semua menoleh ke arahku.

"Lepaskan Alesha!" ucapku dengan nada meninggi.

"Hafiz, Help! hiks... hiks...." Alesha berkata sembari menangis.

Salah satu preman tersebut menyodorkan pisau di dekat leher Alesha dan berkata,"Kalau lo berani mendekat, pisau ini akan membunuhnya!"

"Lepaskan Alesha!" ucapku lagi dengan nada penegasan.

Baru saja aku berjalan hendak mengambil Alesha, terlihat seorang pria keluar dari mobil berwarna merah. Ternyata Kenzo. Kemudian dia langsung merebut Alesha dari preman tersebut dan memaksa Alesha untuk masuk ke dalam mobilnya.

"Kenzo lepas!" Teriak Alesha. Namun Kenzo langsung mendorong tubuh Alesha masuk ke dalam mobilnya.

Aku menghampiri Kenzo hendak menghajarnya, namun empat preman tersebut langsung menghalangiku dan mendorong tubuhku. Ketika aku hendak menghajar mereka, terlihat mobil Kenzo pergi. Kemudian empat preman tersebut juga langsung kabur menyusul Kenzo. Tanpa berpikir panjang aku langsung berlari masuk ke dalam mobilku dan menyusul mobil Kenzo.

***

Selama perjalanan di dalam mobil, perasaanku menjadi tidak enak. Entah apa penyebabnya, apalagi sekarang Kenzo membawa Alesha ke tempat yang jauh dari villa. Aku terus mengikuti mobil Kenzo dari belakang.

Aku terus berpikir positif dan fokus menyetir mobil sembari beristighfar di dalam hati. Terlihat langit mulai mendung, sepertinya akan turun hujan. Lantas aku menjalankan mobilnya dengan sangat hati-hati karena jalannya berliku.

Setengah jam perjalanan aku mengikuti mobil Kenzo, ternyata Kenzo membawa Alesha masuk ke dalam sebuah gudang yang sangat sepi. Aku memberhentikkan mobilku tidak jauh dari mereka. Namun aku tidak langsung keluar dari mobil begitu saja, aku menghubungi Bagas terlebih dahulu untuk membawa polisi, dan mengirimkan lokasinya. 

Tasbih CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang