Chapter 35

2.1K 383 73
                                    

Hari ini aku dan Alesha berencana pergi berbelanja ke mall untuk membeli perlengkapan bayiku yang akan lahir bulan depan. Sebenarnya tempat tidur dan pakaian bayi sudah lama kami beli sewaktu usia kandungan Alesha menginjak tiga bulan. Bahkan tempat tidur bayi itu sudah aku pasang di samping ranjang kami. Entah mengapa istriku ini menginginkan pergi ke sana dan berbelanja lagi. Aku pun tidak tahu perlengkapan bayi apa lagi yang ia hendak beli.

Terlihat Alesha sedang berdiri di depan cermin sembari memakai hijab pashmina berwarna hitam. Aku pun menghampiri dan memeluknya dari belakang. Membuat Alesha sedikit terkejut dengan kehadiranku yang langsung memeluknya.

"Sudah siap Sayang?" tanyaku sembari meletakkan daguku di pundaknya.

Alesha melepaskan kedua tanganku yang memeluknya, kemudian membalikkan badannya menghadap ke arahku.

"Belum siap By," ucap Alesha.

"Lho, kenapa belum?" tanyaku heran.

Alesha menundukkan pandangannya."Lihat, aku belum pakai kaos kaki, susah pasanginnya, By!" Alesha pun memanyunkan bibirnya membuatku gemas melihatnya.

Aku pun terkekeh mendengar penuturan Alesha. Aku memakluminya, perutnya kini semakin membesar. Jika memasangkan kaos kaki, tangannya tidak bisa menyentuh sampai kaki. Alesha pernah mencoba waktu itu sampai dia berkeringat dan menangis karena tidak bisa. Alhasil aku yang kena omelan dari dia, katanya aku tidak membantu padahal saat itu aku menawarkan bantuan, tetapi dia sendiri tidak mau.

Aku berjalan menuju rak sepatu Alesha. Di sana ada beberapa flatshoes dan kaos kaki. Aku pun mengambil flatshoes berwarna hitam dan kaos kakinya. Kemudian aku menyuruhnya untuk duduk di sofa. Setelah Alesha duduk, aku berjongkok, lalu memasangkan kaos kakinya dan flatshoes tersebut.
    
"Sudah selesai my Princess," kataku sembari sembari mengelus pipinya yang chubby itu.

Alesha mendekati wajahku kemudian dia mengecup bibirku singkat. "Thank you."

Aku tersenyum dengan perlakuannya itu. "Yuk berangkat!"

Alesha mulai beranjak dari duduknya kemudian tangan kanannya merangkul tanganku. Lantas kami pun bergegas ke bawah, terlihat Mbok Retno sedang menyapu, kami pun berpamitan kepadanya. Setelah itu aku dan Alesha keluar rumah dan memasuki mobil yang sudah disiapkan Pak Wira, supir rumah.

***

Selama perjalanan di mobil aku fokus menyetir, sementara Alesha yang duduk di sampingmu terus saja berbicara, dia ingin membeli tempat gendongan bayi, pakaian bayi lagi, tempat makan bayi dan lainnya. Sementara aku hanya mengiyakan saja. Kalau aku hanya diam, bisa kena omelan lagi darinya. Sekarang Alesha mudah marah, nangis dan manja.

Sesampainya di Mall, aku mengajak Alesha makan siang terlebih dahulu di salah satu restoran yang ada di Mall ini. Sebab, Alesha kalau sudah berbelanja lupa makan. Dan Alhamdulillah sampai sekarang Alesha tidak mengidam yang aneh-aneh. Hanya waktu itu saja ketika jam satu malam terbangun dari tidurnya, dia ingin memakan nasi goreng buatanku. Ketika nasi gorengnya tidak habis, dia yang menyuruhku untuk memakannya. Aku pun menuruti kemauannya itu.

"By, aku gendut ya?" Alesha bertanya sembari mencebikan bibirnya.

"Kan lagi hamil Sayang, nanti juga berat badan kamu kembali normal," balasku.

"Tapi aku keliatan jelek," katanya sembari memanyunkan bibirnya.

"Astaghfirullah Alesha, kamu itu cantik. Siapa yang bilang jelek? Kamu gak boleh insecure, dan gak usah dipikirin masalah berat badan. Yang terpenting sekarang kamu dan bayi kita sehat."

"Aku gak mau makan, nanti berat badan aku nambah." Alesha menyodorkan makanannya kepadaku.

Aku menghembuskan napas perlahan. Kemudian menggenggam tangannya. "Sayang, makan ya. Kasihan dedek bayi nanti kelaparan. Kamu tahu sendiri kan kalau belanja suka lama, nanti kamu lapar."

Tasbih CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang