Chapter 04

3K 578 44
                                    

Dunia bukan tempat tinggal, tapi dunia tempat untuk meninggal. Dunia bukan tempat berkhayal, tapi untuk beramal. Hingga akhirnya dunia akan tinggal cerita, dan akhirat menjadi cerita yang nyata.

-Tasbih Cinta-
@nurhoiriah16_

🕊🕊🕊

Hari ini aku datang ke kampus hanya untuk mengumpulkan berkas-berkas kuliah, dan mendengarkan pengumuman wisuda dan kelulusan akan dilaksanakan dua minggu lagi, lebih tepatnya satu minggu setelah wisuda dan kelulusan Alesha.

Rasanya baru kemarin memasuki jurusan Tafsir dan Ilmu Quran. Sebentar lagi aku lulus sarjana strata satu. Setelah semua urusan di kampus beres. Aku memilih pergi. Sementara Ilham dan Yusuf ada urusan dengan pegawai KBRI Cairo. Sebelumnya aku sudah meminta maaf kepada mereka tidak bisa mengantar. Sebab aku hendak pergi ke Maktabah atau toko buku.

Perjalanan menuju Maktabah menaiki Bus. Sebab aku memilih pergi ke Maktabah yang ada di daerah immarohku yaitu Bawwabat 3, biar selesai dari Maktabah langsung berangkat kerja ke Math'am Sedulur, karena tempatnya lumayan dekat jadi bisa jalan kaki.

Penumpang Bus terlihat sudah ramai. Beruntungnya ada satu kursi kosong di belakang. Aku langsung duduk di sebelah sana. Cuaca siang ini, pukul sepuluh tidak terlalu panas. Sehingga menaiki Bus sedikit nyaman.

Aku merogoh handphone hendak menelpon Ummi. Sudah satu minggu aku tidak sempat menelpon beliau, sebab sibuk dengen termin dan pekerjaan di Math'am Sedulur. Terdengar nada dering tersambung, tidak lama setelah itu. Ummi mengangkat telpon ku.

"Hallo, assalamu'alaikum Hafiz."

Suara yang sangat kurindukan terdengar lembut di telingaku. Rasanya aku ingin memeluk Ummi sekarang.

"Wa'alaikumussalam Ummi. Bagaimana kabar Ummi dan Abi, sehat?"

"Alhamdulillah Abi sama Ummi sehat nak, kamu juga sehat-sehat ya."

"Alhamdulillah Hafiz sehat. Oh ya, dua minggu lagi Hafiz kelulusan dan wisuda. Apa Ummi dan Abi bisa hadir ke Cairo?"

"Hafiz, sebelumnya Abi sama Ummi minta maaf, ya, nak. Abi sama Ummi tidak bisa hadir ke sana. Kamu tahu sendiri, kan, Abi sekarang sibuk di pesantren Kyai Abdurrahman, Ummi juga bantuin usaha kue Abang kamu. Apalagi sekarang Bang Azzam udah punya anak, jadi Ummi kadang-kadang yang jagain cucu Ummi gantian sama Ibu Nafisa kalau kak Nasya lagi bikin kue terus Bang Azzam juga sibuk ngajar di kampus."

Aku tersenyum tipis mendengarnya. Aku memang sudah menebak kalau orang tuaku tidak akan hadir, terlebih apa yang dikatakan Ummi memanglah benar. Namun, tidak masalah bagiku, yang terpenting kedua orang tuaku di sana baik-baik saja sudah bersyukur.

"Hafiz, kamu jangan marah, ya, nak. Ummi sama Abi di sini selalu mendoakan kamu nak, Ummi janji nanti kalau Hafiz pulang ke Indonesia. Ummi buat lagi acara syukuran kelulusan kamu, ya. Sekali lagi Ummi minta maaf, ya, nak. Ummi doakan Hafiz lulus dengan nilai yang memuaskan serta ilmunya bermanfaat."

"Aamiin Allahumma Aamiin... terima kasih Ummi...."

"Sama-sama Sayang, oh, ya, kamu sudah tahu kabar kehamilan Neng Nadira belum?"

"Alhamdulillah sudah dari Nadira nya sendiri Ummi."

"Semoga nanti pulang ke Indonesia kamu mendapatkan calon istri yang lebih baik dari Neng Ara, ya. Ummi pengin pas pulang ke Indonesia, kamu udah punya calon."

Aku terkekeh sejenak. "Yaampun Ummi, ada-ada saja. Minta doanya saja ya, Mi. Semoga Hafiz mendapatkan jodoh terbaik dari Allah."

"Aamiin... udah dulu, ya, Fiz. Ummi ada perlu, assalamualaikum."

Tasbih CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang